Chemistry ? ....jadi kangen Pak Ngarimin !

Ini terinspirasi dari usulan Tina ditulisannya "Aku ingin mengenang..." disitu ada kata Chemistry, itu ttg kimia kan (teuing apa maksudnya si Ntin pake terminologi itu). Yang jelas aku jadi ingat Pak Ngarimin kesayangan kita itu looh. Bagaimana khabar beliau sekarang, ada yang nyaho ?

Banyak kenangan sebenarnya di lab Kimia yang "angker" itu - minimal untuk ku pribadi - sebab jujur aja pelajaran kimia itu gak "dihati ku", makanya dulu waktu kuliah ama Tina di Dharma Wangsa aku gak sukanya gitu, harus berhadapan lagi dengan yang namanya Buret, Backer Glass, HCl pekat, centrifugal kit dll. (ini juga salah satu dari sekian penyebab aku DO disana), Cuma di Lab nya pak Ngarimin kita dulu ada yang beda yang gak akan ada dilab-lab manapun dikampus manapun didunia ini. Itu adalah JAM DINDING YANG MUTERNYA CEPET BANGET.

Suatu hari - kelas dua waktu itu- kami belajar kimia di Lab bersama Pak Ngarimin, setengah jam pertama kami masih adem menyimak pemaparan Bapak itu yang khas dengan logat Jowo sing medhok nya. Itu jam pelajaran ke empat (atau berapa ya?) pokoknya yang setelah itu kita istirahat trus dapet makan siang ala Prancis (eh ala kadar nya). Namanya menjelang siang, biasa lah, mulai lah dihinggapi rasa kantuk ditambah lapar- yang dua ini memang menjadi penyakit kronis yang kita idap selama 3 tahun kan?-, maka satu per satu anak-anak geser tempat duduk ke belakang dekat rak tinggi itu pada glongsoran bahkan ada yang sampe nyenyak juga tuh - kalao gak salah si Betawi jangkung Amdhali itu -. Soal tidur nyenyak di barisan belakang gak usah risau takut ketahuan, karena Bapak Guru Kimia kita itu gak pernah open sama sekali, mau ngantuk kek mau ngilang kek gak urusan yang penting beliau asyik nerangin sambil sesekali menulis dipapan.

Makin lama kelas jadi makin gaduh karena rasa lapar yang sudah menjadi-jadi sementara jam istirahat masih kurang lebih setengah jam lagi. Entah siapa yang punya ide duluan (kalau baca tulisan ini, ngaku ya segera) akhirnya anak-anak sepakat untuk memutar jam dinding yang nempel di atas rak tinggi itu yang pas berhadap-hadapan dengan papan tulis. Dipasang disitu maksud pak Ngarimin biar beliau mudah melihat jam. Cuma bagaimana caranya muterin jam itu, soalnya kan Pak Ngarimin itu posisinya ngadep ke jam itu? fikir punya fikir dan ini hasil syuro / musyawarah jamaah, maka disepakati yang naik ke rak untuk mutarin jarum jam ke posisi waktu istirahat adalah Rismanu Yubi (rupanya dia punya keahlian lain selain break dance & pantomim) dan beberapa orang ditugasi "ngerjain" pak Ngarimin dengan cara bolak-balik bertanya dan meminta Bapak itu menjabarkan rangkaian proses rumus kimia dipapan tulis. Jadilah beliau membelakangi jam dinding itu. Kelas jadi riuh karena banyak yang cekikikan, cuma Rocky Safei yang sepertinya kurang setuju... dia bilang ;" Ah bagaimana kalian, jangan kalian putar-putar Pak Ngarimin punya jam itu nanti marah punya dia !" - untung dia gak keterusan marahnya, kalau keterusan bisa keluar tuh tendangan Bachagi nya yang tegak lurus kayak pacul itu - dia kan Taekwondoin, (Rocky apa kabar ? dimana kau sekarang / masih ingat kah kau sama Pak Ton punya anak ?). haa..haaa..

Setelah kelar proses kimiawi jarum jam tadi. Salah seorang rekan bilang "Pak-pak waktu kita udah habis pak" Karuan aja Pak Ngarimin melirik jam di dinding itu lalu katanya " O ya, adhe'-adhe' karena waktunya suddah Habbis, sekian sajja dhulu, kembhalikan alat-alat ke tempat semula" sambil beliau pun mengemasi buku-bukunya. Lalu kami pun bubar dengan riang saling baku dorong (ini dialek Rocky sama Sentosa, maksudnya dorong-dorongan), tapi alhamdulillah gak sampai baku hantam lah.

Konon kabarnya posisi stelan jam seperti itu bertahan sampai beberapa hari, jadi yang kebagian berkahnya bukan hanya kami tetapi juga kelas-kelas lain termasuk kelas 3 (lulusan 88 juga).

Dasar mbandhel-mbandhel ya kalian ya...hayo podho minta maaf sekarang di Blog ini.

Bukan saya lho pak yang muterin jam itu pak, swear lho pak ! saya cuma nulis kisahnya saja kok.

Buat Bapak Ngarimin, ngapunten lahir bathin yo pak, mumpung poso iki.

Yang mau melengkapi kisah ini, sok mangga !