Kamis, 18 September 2008

BU RINA : KESEMPURNAAN ITU …..

NandKosw : U/ sebuah pengabdian tulus tanpa akhir


Awalnya ketika ia harus mengajarkan kepintaran yang tidak saja bagaimana seseorang harus pintar menghunus dan memainkan pedang, pintar memanah, pintar berkuda ataupun pintar berperang, ia hanyalah seorang guru yang hanya bisa mengajarkan kepintaran ‘satu tambah satu ‘ atau sekedar mengeja dan merangkainya beberapa huruf menjadi sebuah kata – kata ‘ bapak, ibu, adik, kakak, raja, permaisuri, puteri, punggawa, kuda, hutan dan budak - budak, karena sebagai seorang guru sudah seharusnya ia mengajarkan hal-hal seperti itu, hidup dimulainya dari hitungan dan bacaan yang paling sederhana, kalaupun pada suatu ketika iapun dituntut untuk mengajarkan kepintaran yang lain, kepintaran – kepintaran yang tak satupun ia dapatkan dari sekolah gurunya, kepintaran tentang dinamika kehidupan yang sangat rumit lebih rumit dari sekedar rumus aljabar atau aritmatika, kepintaran dimana ia harus mampu meramu suatu rumus kehidupan, hitam dan putihnya, pahit dan manisnya, indah dan bahagianya, namun serumit apapun rumus kehidupan yang harus ia ajarkan, pada kenyataannya ia tetaplah seorang guru, ibu guru, Ibu Anna…..
(Anna and The King, sebuah film)

Dewi Kunti Nalibrata adalah seorang ibu yang sangat digjaya, digjaya bukan saja karena ia sakti mandraguna atau selalu menjadi pahlawan dalam perang , lebih dari karena sebagai seorang ibu sekaligus menjadi seorang bapak ia mampu mengantarkan anak-anaknya pada kedigjayaan. Dalam kepedihan dan dukalara ia lahir dan besarkan kelima anak – anaknya, dalam linangan air mata ia lahir dan besarkan yudistira menjadi seorang Prabu Darmakusumah yang jujur, dalam kelaparan ia lahir dan besarkan Bima menjadi pejuang sakti mandraguna, dalam kepahitan ia lahir dan besarkan Arjuna menjadi raja tampan berwibawa, dalam keletihan ia lahir dan besarkan Nakula Sadewa kembaran yang menjadi benteng negara. Ibu Dewi Kunti Nalibrata dengan segala kebesaran dan keagungan anak – anaknya baginya hingga akhir hayatnya ia tetaplah seorang ibu yang sederhana…….
( Mahabarata, cerita wayang)

Bu Rina sekarang atau duapuluh tahun yang lalu juga masih tetap seorang ibu guru, ibu guru dihati kami masing – masing yang setiap saat dimana dan kapanpun kami akan selalu menjadi kebanggaan, Bu Rina sekarang ataupun duapuluh tahun yang lalu juga tetaplah seorang ibu buat kami, ibu yang tidak saja mampu ninabobokan anak-anaknya akan tetapi seorang ibu yang mampu bangunkan anak – anaknya dari lelap tidur panjangnya, buat kami ibu adalah sebuah kesempurnaan, dimana ibu tidak saja merupakan perwujudan Ibu Guru Ana yang cerdas dan pantang menyerah tapi juga perwujudan Ibu Dewi Kunti Nalibrata, seorang ibu yang digjaya dan mulia, Ibu Rina, ibu guru yang cerdas dan pantang menyerah juga seorang ibu yang digjaya buat anak-anaknya, kami semua ……….
(Juga penghargaan yang setinggi2nya buat SD, seorang ibu yg sgt luar biasa!)

2 komentar:

Hadian mengatakan...

Ibu-ibu itu memang Ruar biasa.. makanya ada Mother Day, cuma kita (bapak-bapak) seringnya kagak ngerti kalau mereka itu luar biasa. Kasihan ya kita .

tong mengatakan...

Dan kitapun lahir, dididik, dibimbing dan dibesarkan oleh seorang Ibu yang hebat. Untuk Bu Rina, tak berlebihan bila kami sangat memujimu (terutama yang kelas B, maaf), karena memang selama 3 tahun kita sering selalu bersama, kemanapun pergi Ibu selalu menyertai. OK!!!!!