Senin, 15 September 2008

Pengakuan 5: BU RINA, aku memang bandel

Dulu....., Mungkin Memang Aku Bandel?

Setelah sebelumnya aku membuat pengakuan buat Pak Walson, Pak Ottie, Bang Suratman dan Pak Bambang Gunadi, kini pengakuanku buat Ibu Favoritku.

Pada saat praktek di Bekasi (lupa tepatnya dimana), Aku, Alm Nurkholis dan Puji Suwargono kebagian tempat di rumah salah satu keluarga yang maaf agak kurang mampu. Kami bertiga ditempatkan satu kamar dengan 1 buah ranjang tanpa kasur, alias beralaskan bambu dengan sprei tiker. Selain menu makannnya yang hampir tidak pernah berubah yaitu sayur ikan belanak (padahal saya anti makan ikan, sampe sekarang), atap rumahnya juga sudah pada bocor, cukup untuk membuat kita malem-malem terbangun kebasahan, karena hujan mengguyur kami. Nasib...nasib....

Pagi harinya, hujan yang dari semalem, belum berhenti juga. Kami ada pertemuan di kantor Bale Desa. Sebagai ”ekspresi” protes atas nasib diri, saya malah asyik bermain bola sama anak-anak kecil kampung di depan Bale Desa. Bu Rina yang khawatir dengan kesehatan anak didiknya (atau mungkin ngga enak hati sama pejabat desa?), memangggil saya untuk masuk dan tidak hujan-hujanan. Dengan entengnya saya bilang ”dari semalem juga sudah kehujanan Bu” sambil tetep asyik main bola. Entah perasaan apa yang berkecamuk dalam hati Bu Rina saat itu? Yang pasti marah, tapi.....ngga mau marah-marah di depan banyak orang

Kejadian hampir sama terjadi waktu PKL di Sawojajar Brebes, Saya, Puji Suwargono dan Yubi ditempatkan di tempat yang lagi-lagi kurang enak, tapi punya pejabat. Permintaan pindahku ama Pihak sekolah ngga dikabulkan karena sangat menyinggung yang Empunya tambak, malah denger2, kami bertiga boleh pindah, tapi semua siswa juga harus keluar dari Brebes, nah Lho? Bukannya Otong kalo begitu aja nerima, saya kabur pulang ke Ciamis (2 minggu di rumah, asyik khan?). Saat kembali ke Sawojajar, saya dapet ultimatum dari Sekolah kalo ngga mau PKL katanya mau dikeluarin, alias di DO. Saya sempet bersitegang ama Bu Rina sebagai penyampai sekaligus pembimbing dan wali kelas tentunya ya Bu. Entah kenapa saya pada akhirnya nyerah dan mau melanjutkan PKL? (Kayanya karena ngga mau ngecewain Bu Guru Favorit).

Tentang favorit, sekedar pemberitahuan, saya tidak lagi memfavoritkan coklat Silver Queen lho (sempet saya jadikan senjata agar Ibu ngga marah lagi ama saya, saat Ultah ya), coklat Toblerone juga (kalo yang ini mesti nanya sama Kadar sama Ade Bakar, siapa yang paling sering dapet jatah, yang pasti bukan penghuni aspuri, ha........ha......).

Bu, nanti saya akan ceritain tentang kejailan saya ama Ibu seperti; buah rambutan di Subang, Sampoo gratis di Subang, dikejar-kejar anjing di mana saya lupa? Dan banyak lagi pokonya kerjaan jail saya ama Ibu... Boleh khan?

0 komentar: