Kamis, 31 Juli 2008

SUPM 89 : Study Tour Budidaya Air Tawar







Foto-foto ini kenangan waktu study tour teman-teman dari Budidaya Air Tawar. Lokasi tepatnya sudah lupa, tapi kayaknya ke tempat penampungan ikan beku yang akan diekspor deh. Ruangannya sangat dingin, lihat deh kita semua berkerut disitu......

WISUDA: setelah itu, kita kehilangan kebersamaan


Photo bersama (eit tunggu, aku mau ikutan, kata Hanem)


Ibu Guru kita emang cant..... (terusin sendiri)

Pak Gurunya pun gant....

Saat kebahagiaan seperti ini, begitu dekatnya kita kawan!!!

SERAGAM KEBANGGAN KITA

Makan pake seragam, emang nikmat apalagi sambil nyeker alias ngga pake spatu. Ada yang tahu, siapa yang tidak pake seragam sekolah kita? Hadiahnya, sama seperti di atas, nasi rantang saat reuni nanti.


kayanya sih lagi praktek?

yang ini abis apel malam.. cuma 13 orang, yang 3 lagi kemana?


Suasana pengurus OVA kalo lagi rapat (kaya lagi ngurusin negara aja ya?)

NUMPANG NAMPANG 2

Emang enak lagi kedinginan, terus makan

Di bawah air terjun, emang dingin


Sahid, sahid, pacar orang main lu....


Saat gitaris dan vokalis berkolaborasi

Kedok teplok apa main tanah? (kayanya ngga jauh jauh amat ya kan Sir)

NUMPANG NAMPANG....

Nampang di bawah tower pun jadi!!!

Di pantai juga OK (yg lagi ngeroko, apa ngga takut min 5? Khan jauh dari asarama, guru pun tak ada, ya cux aja lah, mumpung)


Di depan gedung orang pun jadi

JEPARA EMANG INDAH!!!

Ih... seksinya.... gaya pragawan dan pragawati di atas aspal


Ha.... ha....ha..., Kim...Kim, gaya lu kaya atlet binaraga yg kurang giz.....


Disela-sela Praktek, masih sempet kita nampang

Bule emang putih ya kan San?


Lagi ngapain tuh SS ama bule?

Ferry, apa yang kau pegang anakku, kok kayanya asyik banget?

supm bogor 89 kenangan: REUNI = MALU UNTUK HADIR

Keberhasilan; ABSRUDITAS YANG KITA PIKIRKAN

Ketika seorang teknisiku yang notabene posisinya di kantor ada di bawahku yang kebetulan menggunakan kendaraan lebih bagus dariku mengatakan “tidak sepantasnya orang seperti saya pergi ke kantor dengan hanya mengendarai vespa (yang butut)” yang merupakan kendaraan kesayanganku untuk ngantor. Aku katakana sama dia “ lebih tidak pantas lagi bila orang seperti aku, hanya untuk menciptakan image harus merampok negeriku yang sudah miskin ini” Saya dan dia mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa itu image dan status?

Ketika aku masih tugas di Sukamandi, pada saat mengadakan selametan sederhana untuk kelahiran putraku yang ke dua, seorang penduduk asli setempat yang sudah tua (aku panggil dia Engkong) yang kebetulan dipekerjakan untuk membantu penelitianku pernah mengatakan bahwa di daerah itu, status seseorang ditentukan antara lain dari keberhasilannya menampilkan berbagai macam hiburan pertunjukan dikampungnya saat hajatan kalau perlu selama 7 hari 7 malam, disertai banyaknya tamu yang mempunyai jabatan dan kedudukan penting di lingkungan tersebut., walau untuk itu dia harus berutang kesana kemari. Aku katakan sama Engkong “itu tidak akan menjadikan dia berhasil dan berstatus tinggi, karena setelah itu mungkin ia akan jatuh miskin dengan menjual sawahnya untuk melunasi hutang-hutangnya” Saya dan dia mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa itu keberhasilan dan status?

Ketika aku jalan-jalan dengan seorang temenku Dr Sangha di tengah sibuknya jalanan kota Bangkok yang didominasi oleh mobil-mobil jenis double cab keluaran merek yang paling banyak digunakan di negeri kita. Saya sempet bilang sama dia bahwa orang Thailand kaya-kaya, karena di Jakarta mobil tersebut menjadi salah satu barang mewah sebagai mobil liburan ke gunung untuk membawa kendaraan gunung, atau liburan ke pantai untuk membawa speed boat. Temenku tersebut hanya tertawa dan mengatakan bahwa mobil tersebut adalah mobil para petani, sebagai mobil multifungsi yang selain dapat digunakan untuk acara keluarga, juga dapat digunakan untuk pergi ke sawah, kebun atau tambaknya, untuk membawa barang atau hasil pertaniannya ke kota. Di negeriku dan negerinya, ternyata keberhasilan dan kemewahan tidak ditampilkan dalam kondisi yang sama.

Ketika adiku mengatakan bahwa velg dan ban asli mobil terbarunya sudah diganti dengan yang baru yang harganya cukup untuk membeli 2 buah mobil seperti milikku, dan ketika dia membeli sebidang tanah untuk hanya dijadikan gudang barang-barangnya di tengah kota Bekasi, yang (lagi) hanya bernilai cukup untuk membeli setidaknya lebih dari 10 buah rumah model milikku, yang mungkin tidak akan aku peroleh walau harus puasa tanpa buka sampai aku pensiun. Aku katakana pada adikku yang hanya beda umur 2 tahun dibawahku “dia berhasil dan bahagia”. Aku terkaget waktu dia menjawab”mungkin” karena dia hampir tidak sempat menikmati apa yang dimilikinya, karena saking sibuk mencarinya. Lebih anaehnya lagi dia bahkan mengatakan bahwa “Aa (saya) telah berhasil dan kelihatannya bahagia, walau harus hidup dengan keterbatasan kesehatan dan kekurangan dari sisi ekonomi”. Aku dan adiku ternyata punya persepsi yang berbeda tentang arti keberhasilan dan kebahagiaan

Ketika aku sedang berjuang untuk menyelesaikan kuliah S2 dan nyambi bekerja pada sebuah Group Perusahaan yang cukup bernama dengan jabatan “entahlah”, Presdirku (yang memang sangat baik padaku) pernah mengajaku ditemani 3 dir dir lainnya untuk ikut konkow disebuah hotel berbintang di Jakarta. Hanya untuk duduk ngobrol berlima diselingi makanan dan minuman selama sekitar 4 jam, tak kurang dari 3 juta uang yang harus dikeluarkan. Aku berpikir Allah Maha Adil, karena pada saat ada sebagian dari kita yang dengan mudahnya mengeluarkan uang, aku sedang pusing 10 keliling mencari uang senilai sama (3 juta) untuk bayar kuliahku 1 semester yang harus ada besok, atau terpaksa DO. Dan aku merasa amat sangat berhasil, ketika bisa membayar uang kuliahku dan tidak jadi DO dari hasil pinjaman sementaraku ke koperasi. Aku berpikir bahwa nilai keberhasilan dan kekayaan antara aku dan dia ternyata berbeda.

Aku menjadi teringat akan kata-kata seorang teman, abang dan sekaligus guru hidupku yang pernah mengatakan bahwa ” Orang yang berhasil dengan segala fasilitas dan kemudahan yang dimilikinya, adalah biasa” yang sangat luar biasa adalah ketika seseorang ”bisa berhasil dengan segala keterbatasan dan rintangan yang menyertainya”. Terima kasih Mas Bagyo (Cipto Subagio), berkat petuahmu aku dapat menyelesaikan kuliahku, walau kalau boleh meminjam kata-kata profesor pembimbingku saat sidang yang mengatakan ”.... berkat segenap perjuangan, dengan tertatih-tatih, bahkan mungkin dengan merangkak, anda saya nyatakan berhasil lulus.....” untuk yang ini, aku berpendapat sama.

Begitu absrud kata keberhasilan bila diterjemahkan, tergantung dari sudut mana kita memandang. Bagaimana orientasi masyarakat telah membuat sesuatu hal yang kita lihat ”sangat berbeda” tergantung dari kondisi dan orientasi dari masyarakat tersebut. Seorang ibu rumah tangga, mungkin akan berpikir dia telah berhasil ketika mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan kasih sehingga mampu mengantarkan nya ke jenjang yang dia inginkan. Seorang (maaf) tukang becak mungkin akan berpikir dia telah berhasil ketika mampu mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan dengan selamat dan mendapatkan upah dari bulir keringatnya untuk tidak tekor setoran becaknya serta ada sedikit lebih untuk dimakan keluarganya yang sudah menunggu hari itu, hanya untuk hari itu. Atau seorang koruptor yang mungkin berpikir bahwa dia telah berhasil ketika mampu membuat bangkrut negerinya dan menyengsarakan seluruh rakyat negeri tersebut.

Keberhasilan hakiki tidak dinilai berdasarkan hasil, melainkan dari bagaimana proses pencapaian itu diraih. Tak ada dari kita yang gagal dalam hidup. Seperti kata Tina, yang membedakan mungkin hanya "ordinat"nya saja.

supm bogor 89 kenangan: REUNI = MALU UNTUK HADIR

MAKNA REUNI
Pada saat reuni beberapa tahun kebelakang, saya pernah tertawa terbahak-bahak, ketika seorang temen bilang”kalo manggil dia (yg masih satu angkatan dengan saya) harus diawali dengan kata Pak”. Saya katakana sama dia“Pantang buat saya mengucapkan kata itu, seandainyapun dia adalah presiden saat ini, pada saat reuni seperti ini”

Makna reuni sepertinya telah berubah, saya menganggap REUNI adalah BERTEMUNYA KITA KEMBALI SAAT INI DALAM KONDISI SEPERTI DULU, bukan kita dengan seabrek embel-embel saat ini. Makna reuni akan bias menjadi pamer kehebatan, pamer kekayaan dan pameran lainnya yang justru akan menciderai makna reuni itu sendiri. Ajang reuni menjadi ajang “pameran sampah” tak bermakna (setidaknya itu buatku).
Seandainya reuni kita seperti itu? Maka saya tidak akan bertemu dengan banyak lagi temen masa lalu yang memutuskan untuk tidak hadir karena alasan “malu” dan merasa hidupnya “terpinggirkan”. Saya akan banyak kehilangan kenangan masa lalu yang justru ingin saya peroleh dari ajang ini.

Pada saat reuni, nuansa doeloe justru yang ingin diperoleh. Reuni mungkin akan terasa hambar, bila pada saat reuni nanti tidak menemukan menu makan teri main bola dan berganti menjadi rendang sapi Australia, setengah telur asin berganti menjadi telur utuh bebek Peking, potongan kecil-kecil papaya agak sepet berubah menjadi manisnya jeruk Mandarin, dan segelas teh manis kurang gula berubah menjadi soft drink.

Saya mungkin akan kehilangan moment penting reuni bila tidak merasakan empuknya kasur kapuk keras karena kurang dijemur di ranjang besi bertingkat dengan pemandangan indah coretan rumus-rumus pelajaran, keluh kesah, kerinduan, kekesalan, sumpah serapah, pengharapan dan seabrek macam itu yang tertata tanpa estetika dan jauh dari kesan dilakukan penataan, dibawah papan ranjang atas. Saya akan sangat amat kehilangan bila suasana asrama dulu malah disulap menjadi suasana kini, laiknya fasilitas hotel (apalagi kalo penyelenggaraan acaranya di hotel?). Rasanya lebih baik saya tidur nyenyak di gubuk reot, sambil bercanda dengan anak-anak di tempat tidur.

Makna reuni yang saya idamkan adalah seperti keinginan seorang alumni yang saat ini berstatus ibu rumah tangga yang berdomisili di Batang. Via telepon dia katakan "Insya Allah akan hadir pada saat reuni (dan sudah diizinkan sang suami tercinta, yang Insya Allah sangat Bijak), namun hanya pada saat acara yang pentingnya saja", selebihnya bila memungkinkan, dia ingin memanfaatkan waktunya dengan berkunjung ke rekan alumni yang tidak bisa hadir karena alasan keadaan yang tidak memungkinkan dan anak anak yatim dari rekan alumni yang sudah tidak ada.Demi Allah, adakah makna reuni yang lebih indah dari ini?

Wassalam, semoga pandangan saya tentang makna reuni ini, salah?

Selasa, 29 Juli 2008

Setelah 20 Tahun.......

Assalamualaikum wr, wb...................
Senang sekali rasanya, sekarang saya punya tempat untuk 'rekreasi'. Sebelum ada blog ini, saya jarang internetan, selain karena sangat gaptek, juga rasanya internet belum masuk daftar prioritas kecuali untuk urusan kuliah. Tetapi setelah ada blog ini, saya berusaha sekuat daya untuk belajar posting, biarpun sambil babak belur 'dihina dan ditertawakan' sulung saya yang sudah lebih mahir berinternet.
Sekarang, hampir setiap ada waktu luang, setelah selesai dengan urusan rumah tangga - yang sebenarnya nyaris tak pernah selesai (karena saya tidak punya pembantu)- saya pastikan menjenguk blog ini. Saya sebenarnya tidak terlalu serius bernostalgia karena memori tentang SUPM nyaris tinggal sepotong-sepotong, maklumlah sudah mulai pikun. Untunglah ada sisa-sisa foto kenangan sehingga masih bisa sedikit-sedikit mengingat dengan payah.

Setelah 20 tahun lebih berlalu, kini, masing-masing kita telah berada di 'ordinat' masing-masing. Dulu kita tumbuh dan berkembang bersama-sama dalam waktu tiga tahun, kini kita tumbuh dan bercabang ke arah yang berbeda-beda. Ada yang sudah sukses di bidang pendidikan (seperti TB yang telah jadi dosen, Otong yang asyik jadi peneliti, Laminem yang sudah master di bidang penyakit ikan, Ehan yang berdinas di UNPAD, Ade Sunaryo sang master Jerman yang dosen di APP, Ikhsan, Paidi dan lainnya), ada yang nyebur ke dunia politik (seperti Asep Amidin dan Hadian -sudah jadi anggota Dewan kan?-), ada yang berkarir jadi abdi negara (termasuk saya, Santi, Amdali, Nandang, Aan, Muslim, Jumawal dan yang lain), ada yang berkecimpung di dunia sosial (Atin, Ade Sunaryo....) dan seterusnya...

Apapun bentuk kehidupan yang kita jalani sekarang, dari arah manapun kita memandang dan menetapkan ukuran keberhasilan, sejatinya 'nilai keberhasilan' tidak ditentukan oleh seberapa tinggi karir yang berhasil kita capai atau seberapa banyak harta yang berhasil kita kumpulkan, menurut Arief Mahmudi (kolom hikmah Republika, 28 Juli 2008) ada tiga hal yang menjadi ukuran kesuksesan sejati yaitu :

  • Pertama, bermanfaat bagi orang lain ("Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" : HR Muslim)
  • Kedua mampu menjaga keseimbangan hidup : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi...." (QS Alqashash: 77)
  • Ketiga, akhir yang baik (khusnul khatimah). Doa Rasulullah : "Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari ketika aku berjumpa dengan-MU"

Dan ada dua hal penting yang harus kita lakukan, apapun bentuk kehidupan yang sedang kita jalani sekarang yaitu bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kesuksesan. Sabar akan membantu kita untuk melihat dunia lebih terang dan luas, syukur akan menarik lebih banyak kebahagiaan ke dekat kita. Percayalah, setiap kita pasti punya masalah, yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah cara menghadapinya. Kalau Nabila dan adik-adiknya dapat menghadapi hidup dengan tenang dan ikhlas, maka kita mestinya malu bila masih berkeluh kesah....... Mari kita hadapi hidup dengan dengan lebih kuat dan berani!

PERENUNGAN: terima kasih NABILA


Hari jumat minggu kemarin jam 05.30, aku perlu waktu hampir setengah jam hanya untuk bisa berdiri dari tidur, seluruh badan rasanya sangat sakit dan susah untuk digerakan. Dengan dipapah istri, anak dan sopir, aku diantar ke dokter, minta penghilang rasa sakit karena harus segera pergi ke Jogja untuk acara seminar. Dari dokter langsung ke kantor karena masih ada yg harus dikerjakan, dan mengambil tugas kuliah yang tertinggal di kantor yang harus diserahkan hari itu juga, yang pasti aku juga sudah sangat kangen ingin lihat perkembangan blog kita (sedikit cerita, aku tidak bisa lagi edit, posting dll utk ngisi blog kita ini dari rumah karena habis kemalingan di rumah, dimana salah satu benda paling berhargaku ikut digondolnya, karena berisi data data penelitian, pekerjaan kantor dan aktivitas menyenangkanku ngisi blog kita ini, yaitu laptop), setelah baca tulisannya nanda Nabila, ananda Alm Azis, entah kenapa, semua rasa sakitku berangsur hilang. Aku merasa begitu bahagia, mungkin aku adalah orang paling bahagia saat itu, ucapan terima kasihnya adalah kebahagiaan tak terhingga yang tak pernah aku rasakan, obat paling manjur yang pernah aku terima, padahal mungkin aku tidak sedikitpun andil dalam kebahagiaan nanda Nabila. Tapi kebahagiaanya, membuatku ikut berbahagia. Kebahagiaan yang semoga juga dirasakan oleh seluruh rekan yang peduli akan nasib Nabila-Nabila lainnya yang menunggu uluran tangan kita.
Hari itu aku mendapat pelajaran berharga, kebahagiaan ternyata tidak diperoleh dengan empuknya kasur hotel berbintang (mungkin? karena aku belum pernah merasakannya dan aku tak akan penasaran seandainyapun tidak pernah merasakan), tidak diperoleh dari megahnya rumah yang ditempati (mungkin? karena rumahku hanyalah gubuk dan tidak akan membuatku berkecil hati seandainya tidak mampu memilikinya), tidak diperoleh dari nyamannya kendaraan mewah (mungkin? karena mobilku hanya mobil tua dan tidak akan menyesali hidup seandainyapun tidak sanggup membelinya), kedudukan, jabatan dan segala macam duniawi lainnya (mungkin? karena semua itu tidak aku miliki).
Bathinku merasakan kebahagiaan yang amat sangat, hanya dari ucapan terima kasih seorang anak yatim yang merasa hidupnya sedikit terbantu, berkat uluran tangan rekan semua.
Maha Suci Allah, Engkau yang Maha Agung.

Ngemsi dengan Leady



Ini fotoku bareng Leady. Yang satu kayaknya lagi ada acara maulidan di tahun terakhir sekolah (soalnya kalo tahun 1988, saya pasti ngemsinya bareng teh Ina) satunya lagi kemungkinan acara wisuda angkatan 88 (soalnya pake kebaya segala). Sebenarnya foto yang pertama aslinya bareng Ade Abubakar dan Salim, tapi karena fotonya lengket (saking kelamaan) jadi fotonya ta crop tinggal kami berdua. Salam untuk Ledy di Padang. Mana foto-foto keluargamu Dot........... kami rindu.


Rabu, 23 Juli 2008

NABILA AMALIA AZIZ (Putra Pertama Aziz)

Saya dan adik saya (Jihan)

Perkenalkan nama saya NABILA AMALIA AZIZ, Saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara keluarga abah saya ABDUL AZIZ, rumah kami di Makasar, tapi saat ini saya ikut Pak De Nandar di Brebes. Sedang karena tugas belajar, Umiku sekarang berada di Semarang, tetapi tentang bea siswa yang saya terima, saya sudah menceritakan semuanya kepada Umiku.
Kali ini, izinkan saya menyampaikan terimakasih yang tak terhingga atas perhatian dengan bentuk kepedualian yang ditujukan kepada keluarga saya. Semoga bea siswa yang telah saya terima dapat memberikan manfaat bagi saya. Sekali lagi saya sampaikan terimakasih …(hanya ini yang bisa saya lakukan). Salam dari Umiku di Semarang, Semoga cahaya keimanan selalu membimbing teman-teman abah... Amiin...

Dari: Nabila (Putra pertama Abdul Aziz)

Jumat, 18 Juli 2008

KITA PEDULI

  • Mungkin masih ada diantara rekan yang masih belum seberuntung kita?
  • Mungkin masih ada diantara rekan yang masih mencari dan terus mencari kehidupannya?
  • Bahkan, sudah ada diantara kita yang pergi terlebih dahulu meninggalkan kita.

Mungkinkah kita mampu untuk membuat mereka lebih beruntung, membukakan jalan pada pencarian hidup mereka, dan membuat sedikit tersenyum untuk keluarga almarhum rekan kita?

Mungkinkah?

POSKO '89 PEDULI



Untuk lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama dan kecintaan kita akan alamamter. Posko'89Peduli menerima dan menyalurkan donasi untuk membantu anak-anak yatim dari rekan alamamter

      Kirimkan donasi anda melalui rekening posko'89peduli:

Bank BRI No. Rek: 0156-01-016230-50-7
Bank Mandiri No. Rek 133-00-0588762-5

      Beritahukan donasi anda pada kami melalui link posting, komentar atau email ke alamat cikret89@gmail.com


      kami juga menunggu informasi bagi rekan yang membutuhkan uluran tangan kami
      terima kasih

POSKO 89 PEDULI MENYALURKAN DANA DARI PARA DONATUR, SBB

  • BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Juli 2008) UNTUK SALAH SEORANG ANANDA DARI SAUDARA KITA ALM ABDUL AZIS, YANG DISAMPAIKAN MELALUI SAUDARA ALM YAITU ABANG MUNANDAR (ALUMNI ANGKATAN 88).


  • BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan juli 2008, BESERTA BUKU PAKET PELAJARAN SISWA KELAS III SD, UNTUK PUTRI ALM AMIN MULYA YANG SAAT INI TINGGAL DENGAN NENEKNYA DAN PAKDENYA DI GARUT (IBUNDA DAN KAKANDA SDR ALM AMIN MULYA), DONASI DISAMPAIKAN MELALUI WESSEL POS KE ALAMAT KAKANDA AMIN YAITU SAUDARA AHMAD ABDULLAH DI CIKERESEK, CIBATU-GARUT.

  • BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Agustus 2008) UNTUK ANANDA ALM NURKHOLIS YANG SAAT INI SUDAH KELAS V SD DAN TINGGAL DENGAN IBUNYA (ISTRI NURKHOLIS IBU SRI KUSWARI) DI PACIRAN, LAMONGAN JATIM, DONASI DISAMPAIKAN MELALUI TRANSFER REKENING BRI KE IBU SRI KUSWARI

  • BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Agustus 2008) UNTUK ANANDA ALM RUSMONO (ANGK '88) YANG SAAT INI SUDAH KELAS II SD DAN TINGGAL DENGAN NENEKNYA IBU SITI (IBU DARI RUSMONO) DI KARANG LUWU, CIWARINGIN, CIREBON, DONASI DISAMPAIKAN MELALUI TRANSFER REKENING BRI KE REKAN KITA AAN ANDRIANI DI CIREBON UNTUK DISAMPAIKAN KEPADA YBS.

REUNI = MALU UNTUK HADIR

Tanggal 17 juli 2008, jam 15.50 saya mendapat pesan SMS di HP dari rekan alumni PRIA yang berlokasi masih di JABAR dan tidak tahu kalo reuni diundur menjadi Oktober, bunyinya sebagai berikut:

"Tong, maafin saya mungkin tidak bisa hadir berkumpul nanti saat reuni karena kondisi tidak memungkinkan"

Saya langsung telepon dia untuk ingin tahu kenapa?
Antara lain inti dari pembicaraan selama 40 menit di HP, dia malu untuk hadir pada saat reuni karena merasa dirinya belum berhasil.

Saya hanya bisa diam dan mencoba membesarkan hatinya.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat berkomunikasi dengan rekan alumni yang berdomisili juga masih di Jawa yang mengatakan

"Saya malu untuk hadir pada saat reuni nanti"

Dia tetap mengatakan malu dan entah kenapa dia tetap tidak mau memberikan alasan, walau sudah saya cecar pertanyaan yang antara lain saya katakan

"Sudah sedemikian tidak berartinyakah almamater buat dirimu"

Dia mengatakan

"Almamater adalah bagian terpenting dari hidupku"

Tapi Kenapa Dia tetap harus malu untuk hadir di Reuni?

Wallahu????

Humor: Wawancara

Suatu hari ada seorang pemuda melamar ke suatu perusahaan.
HRD Manager : “Apabila Saudara diterima di perusahaan ini, berapa gaji yang Saudara harapkan?”
Pelamar : “Saya ingin gaji dalam US dollar saja, Pak. Tidak usah terlalu tinggi, cukup 10.000 USD per bulan saja.”
HRD Manager : “Boleh juga, sesuai dengan jabatan yang Saudara lamar.
Ehm…bagaimana kalau perusahaan menawarkan lebih banyak. Kami sediakan mobil Mercedes lengkap dengan supirnya, rumah di Pondok Indah dengan kolam renang, liburan setiap akhir minggu ke Bali, cuti 12 hari setiap akhir tahun ditambah bonus 12 kali gaji?”
Pelamar : (tidak percaya) “Ah, jangan bercanda, Pak!”
HRD Manager : “Lho… kan Saudara duluan yang mengajak bercanda?”
dari safruddin in humor

Pengakuan 4: DAN POHON SINGKONG ITU BERTUMBANGAN

kejadiannya mungkin hampir sama dengan "manisnya rambutan Pak Walson" seperti pernah diceritakan sebelumnya. Pada saat praktek (atau kerja bhakti) di hatchery belakang deket jembatan, kita (entah berapa jumlahnya) kebagian tugas membersihkan halaman hatchery. Entah sifat, karakter atau entahlah...., yang pasti, lambaian daun singkong yang tertata rapi di halam hatcheri sepertinya menggugah perasaan dan sedemikian rupa menggoda untuk dijamah. Bayangan lezatnya makan "singkong rebus sehabis apel malam", sepertinya sangat sulit untuk dihilangkan begitu saja dari pikiran kotor kru "gank" antah berantah tak bernama, yang spontan terbentuk karena adanya kesamaan visi dan misi 'memperjuangkan perut' dengan tujuan mulia tentunya 'menyelamatkan generasi muda harapan bangsa dari bencana kelaparan' (he....he....).

Layaknya perampok profesional yang hendak menguras brankas bank, berbekal strategi matang yang tidak dirancang, sambil 'berpura' membersihkan rumput, dengan sigapnya tangan-tangan trampil yang terasah berkat latihan "push up" yang secara serius diajarkan abang kelas setiap saat, hampir setiap saat, beberapa pohon singkong secara acak berdasarkan pertimbangan kemungkinan keberadaan umbinya, digali dengan tangan kosong (dan sedikit dibantu peralatan seadanya seperti bambu, dll) untuk diambil umbinya, tanpa sedikitpun merubah posisi pohonnya yang tetap berdiri dengan tegap dan gagahnya. Siapapun pasti tidak akan curida, karena kebun singkong begitu rapi tertata seperti habis digemburkan tanahnya (strategi brilian bukan?).

Mungkin karena kita sangat sedikit diberi pelajaran biologi (atau emang be**) kita menjadi tidak tahu bila pohon singkong tanpa umbi atau akar, sama dengan rumah tanpa pondasi, hanya tinggal menunggu waktu untuk roboh., dan emamg demikianlah adanya yang terjadi. Keesokan harinya (lupa apa stelah berapa hari?), pada saat kita kembali ke hatcheri, kita menyaksikan pemandangan beberapa pohon sudah miring hampir roboh dengan daun sedikit layu (kayanya). Lagi-lagi, kalo tidak salah Bang Suratman sempet ngumpulin kita membahas tentang kenapa pohon itu bisa tumbang? kenapa umbinya tidak ada? dan pastinya siapa pelakunya (ini yang penting). Saya lupa kita ngaku apa ngga? dihukum ngga saat itu? Saya juga lupa singkkong yang kita makan enak sesuai bayangan apa nggaK?

PENGAKUAN 3: Sepatunya disemir dulu

Seperti hari hari dari keseharian kita di kampus tercinta, makan pagi alias sarapan termasuk agenda acara yang ditunggu (walaupun menunya sudah bisa ditebak; teri maen bola atau telor mata sapi atau telur dadar atau telur asin bisa telungkup atau nasi goreng, plus segelas teh kurang gula yang terkadang sesekali susu). Untuk mendapatkan hidangan tersebut, tidak diperoleh dengan mudah, kita harus berbaris rapi dengan pakaian seragam lengkap yang rapi dengan dikomando regu piket dan diawasi guru piket. Kayanya udah bakat (sampe sekarang), saya termasuk yang paling males untuk berapih ria. Setelah melalui pengawasan guru piket, saya dikeluarkan dari barisan dan tidak diperkenankan untuk ikut sarapan pagi dengan alasan SEPATU TIDAK DISEMIR, SABUK DAN EMBLIM TIDAK MENGKILAT dan baru boleh ikut makan bila semua persyaratan di atas dipenuhi.
Dasar emang males (atau ini namanya provokator), bukannya memenuhi semua permintaan guru piket, saya malah pergi ke depan pintu ruang makan, menguncinya dari luar dan membubarkan barisan untuk kembali ke kamar masing-masing dan menyuruh mengunci kamar masing-masing dari dalam dengan alasan minta PERBAIKAN MENU MAKAN. Alhasil, hari itu kami tidak jadi makan dan tidak masuk kelas, alias mogok makan dan belajar sebelum TUNTUTAN PERBAIKAN MENU dipenuhi (rasanya bukan hanya sekali kita minta perbaikan menu ya?).
Setelah melalui perundingan yang alot antara pengurus OVA dan pihak Kampus, dicapailah kesepakatan tidak tertulis yang intinya AKAN DILAKUKAN PERBAIKAN MENU. Alhamdulillah, setelah kejadian tersebut sarapan pagi rada sering keluar yang namanya susu, dan telur asin jadi utuh.
Kepada Guru Piket waktu itu Bapak Bambang Gunadi, saya minta maaf, telah bikin Bapak kelimpungan

PENGAKUAN 2: Manisnya rambutan Pak Walson

Sehabis kegiatan praktek kedok teplok di kolam belakang yang melelahkan, seperti biasa kita pulang melewati pojok lapang. Tidak seperti biasanya, pohon rambutan dengan buahnya yang merah segar dihalaman rumah Pak Walson, begitu menggoda untuk dicicipi (bayangin; habis cape, panas siang bolong, ditambah sedikit lapar). Entah siapa yang memulai dan punya ide sangat brilian, salah seorang rekan membuat rencana matang bagaimana caranya agar keinginan menikmati buah rambutan bisa tercapai. Strategi dibuat, dua orang manjat pohon (lupa siapa, cepetan ngaku!!!), sisanya sekitar enam orang (termasuk saya), nunggu di bawah nangkepin buah rambutan dari atas sekaligus mengamankan keadaan dari "ketahuan" orang yang dapat menggagalkan rencana. Singkat cerita, ditengah asyiknya nangkepin , yang empunya pohon tiba-tiba keluar dari rumah (padahal pikiran kita Pak Walson pasti lagi di kantor/kelas). Beruntung buat kita yang di bawah bisa dengan cekatan dan tanpa merasa bersalah serta tanpa ketahuan yang empunya pohon, pergi dengan meninggalkan jejak buah rambutan yang masih utuh plus cangkanya. Saya ngga tahu, bagaimana nasib dua orang yang di atas ???? Silakan yang di atas bercerita disini!!!!

PENGAKUAN 1: Ada kucing masuk kamar

Dibalik penampilannya yang berwibawa (bahkan membuat nyali kita rada ciut) dan pantas disegani. Bapak kita yang satu ini ternyata punya kelemahan yang kurang lazim dan rada lucu, "takut sama kucing" (masihkah?). Hal ini pernah kami coba sebagai "trik" untuk mengamankan agenda apel malem -tanpa harus repot repot ngeberesin dan ngebersihin kamar-. Ceritanya, saat itu saya dan salah satu rekan (lupa?) kebagian piket kamar, pas guru piket Pak OD. Bukannya sigap ngambil sapu buat ngeberesin kamar dan halaman, suara kucing di halaman menarik perhatian kami untuk mencoba memanfaatkannya, sekaligus ingin membuktikan cerita "kelemahan sang guru". Kami menangkap sang kucing untuk dan mengikatnya dengan tali sepatu di kaki ranjang, biar kucing tersebut terus mengeong. Terbukti, pada saat mengontrol satu per satu setiap kamar, Beliau hanya melewati kamar kami karena mendengar "meongan" suara kucing, dengan satu pesan "coba itu kucingnya jangan sampai masuk kamar" (saat itu kami hanya bisa menahan tawa).
Punten nya Pak.

KOLABORASI 88 dan 89

Biar tanding di kandang lawan,
ternyata kesebelasan kita OK juga!

Maklum kesebelasan kita hanya menggunakan sepatu jatah,
Jadi suka kepleset tuh!

Foto jadul (jaman dulu) kali ini adalah kesebelasan SUPM Bogor yang merupakan kolaborasi dua angkatan, angkatan 89 dan 88, ditambah abang kita, Bang Roes!. (Priben Mas kabare!, sombong nemen yakin!) Tanding melawan kesebelasan Ciparage, Tempuran, Karawang, dengan sekor telak 4-0 untuk kesebelasan kita. Karuan saja kita punya play maker abang kita, Bang Rusnanto itu. Ditambah kita punya penjaga gawang yang kawalannya serapat tembok Hamdali. (dia ini adek mentorku dulu lho, abangnya nya kan keeper SUPM yang kondang juga! ….ha, ha. …). Dan tentu saja kemenangan itu juga karena dukungan dari semua lini. Lihat tuh Puji, Feri, Nandang, Endang, Sigit dan yang lain, begitu pertahanan musuh lengah wes ewes ewes si bola gundul bisa bersarang di tiang gawang lawan. Ok, reuni nanti kita coba berkolaborasi lagi ya!.
(Hallo Mas Rus! Sekali sekali posting dong diblog ini!. Ditunggu kabare! Ari bada balik maring Brebes oya? Mampiroh…)

Kamis, 17 Juli 2008

CONGRATULATION!


Buat rekan alumni 89 selamat atas diluncurkannya weblog Angkatan 89. Melihat foto-foto yang ada di weblog ini ingatan saya jadi kembali ke 20 tahun yang silam. Saya juga punya foto-foto jadul (jaman dulu) tapi karena itu itu saja jadi perasaan juga kurang hanyut. Beda saat pertama melihat blog ini. Woow!...terkesima banget. Ini baru tambah hebat. Kerja kerasmu ga sia-sia. Kita terpisah dengan jarak dan waktu, sementara manakala kita browsing menjelajah dunia maya di blog ini seakan kita alumni dalam satu genggam. Semoga ke depan, dengan media yang kita buat ini dapat meningkatkan kwalitas kita sebagai anak bangsa, terkhusus untuk alumni kampus cikaret ini. Maha Besar Allah SWT. Amin…
Buat Santi dan Anik (Patriani) dan semuanya, gimana kabar kalian?. Kalau kalian udah pada kaya, bisa dong tanam investasi di daerahku.
Oya, Hadian! Kamu masih satu keluarga dengan Ustad Jefri ya?, maksud saya koq mirip. Suer! Ok, kalau kalian jalan-jalan ke Brebes, mampirlah ke kampungku, tapi jangan kaget kalau jalannya becek, Namanya aja kampong!...
Dan tak lupa tuk Nandang Koswara, kurangi makan, des turunkan berat badan. Haha... Just kidding man!. Tunggu reuni nanti ya.
Satu yang perlu dipertimbangkan untuk blog alumni 89, sandi posting jangan diopen bebas sebab, kalo-kalo ada yang jail, brantakan deh blog ini. Yang dirahasiakan aja kadang diacak-acak. Gimana?
Yuk, kompak selalu!

Selasa, 15 Juli 2008

yang lainnya mana? Nanti saya kirim cerita kesini, sekarang mikir dulu ya, ha......ha....

Puji+Yubi: mandi di kali...ketauan Daeng

Yubi, Puji Suwargono,
Mungkin kita masuk yang sial (mungkin paling sial) waktu PKL di Sawojajar. Sulitnya mendapatkan air tawar (apalagi yang bersih) hanya untuk mandi, perlu pengorbanan yang besar, jalan kaki entah berapa kilometer (1 jam perjalanan kayanya). Daripada cape hanya untuk mandi, saat itu kita memutuskan untuk mandi di kali yang butek dengan kadar garam lumayan asin (he...he... tinggal dijemur, jadi deh orang asin). Lagi enak-enaknya berenang, dari arah seberang kali Daeng dan temen-temen (lupa siapa lagi?) datang mau nengokin kita. Jadilah kita kelabakan mesti gimana? Mau naik gimana, mau terus berendem gimana?

Senin, 14 Juli 2008

ISuparto: ada monyet ngga bisa buka pintu

Saat makan malem (malem libur kayanya), guru piket (Pak Iskandar Moesa) diprediksi tidak akan hadir, sehingga dengan leluasa dan santainya kita makan, tidak seperti biasa yg penuh dengan disiplin. Mungkin Parto amat sangat yakin sekali kalo guru piket tidak akan hadir, sehingga dia berani makan hanya pake... sarung dan sendal jepit (enak ya TO?). Namun, perkiraanmu dan kita ternyata salah, ditengah enaknya santap makan, ada berita dari regu Piket kalo Pak Is lagi jalan menuju ruang makan lewat pintu belakang. Karena merasa bersalah entah takut (karena sarungan) tanpa mengindahkan enaknya santapan, bak FLASH dalam cerita di film hero, Parto dengan cekatan lari menuju pintu depan untuk menyelamatkan diri. Satu hal yang tidak dia prediksi, ternyata pintu masih terkunci. Bertepatan dengan laga Parto yg lagi susah buka pintu, Pak Is masuk dari pintu belakang, Parto dengan muka pucet (kali) dan terus mencoba tanpa lelah membuka pintu (yang tidak pernah kebuka), To lu persih kaya..... Masih untung lu To tidak kena FORM (?), karena Pak Is pun tidak kuat menahan tawa, dan lebih memilih untuk berbalik arah dan tidak melanjutkan SIDAK-nya. He....he....

ROUTINITAS KITA

BARIS BERBARIS, makanan empuk kita sehari-hari, ibarat kata.... tiada hari tanpa BARIS. Ayo kita hitung:
  • Sebelum makan (3 kali) kita baris rapi, ujung kaki harus sejajar dng yang lain
  • Sebelum UPACARA kita baris dari wisma menuju lapangan
  • Sebelum masuk kelas pagi hari kita baris
  • Apel malem kita baris

Hanya mau mandi, ke mesjid, ke warung kita terbebas dari baris

KATANYA SIH....PEJABAT KITA

ki-ka: Ikhsan, Hadian, Harun, Amdali, Janawi
Para calon pemimpin bangsa dng pengalaman pernah mimpin OVA

"SELAMAT, semoga menjadi pemimpin yang amanah" kata Pak Marno sambil tersenyum

REHAT SEJENAK

Di Cibodas, kita nampang....


Ada yang inget sedang dimana kita ???

Entah mau rekreasi atau mau nampang atau mau melepaskan rutinitas. Yang penting bisa bergaya

YA.... NASIB, YA NASIB......

Istirahat ditempat.........grak

  • Kata Ani "Oh ibu, nasibku dibentak senior"
  • Kata Tina "Awas nanti kalau..... "
  • Saur Aan "ya kak......"
  • Yang paling kanan siapa ya?


Bisa baca nggak sih....... dasar (Ada yg tahu siapa yang dengan gagah berdiri di depan?)

Yang gundul yg bergaya (Endang kasian, begitu sedihnya dirimu, sabar ya nak...)

Nasib kita emang jelek kali, di mos tapi ngga bisa nge-mos. Tapi mungkin Tuhan sayang kita, agar kita dihindarkan dari berbuat kekerasan terhadap sesama, he....he....

PHOTO KITA DOELOE

KELAS A

KELAS B

Minggu, 13 Juli 2008

SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH BOGOR ANGKATAN 89

Ajang Nostalgia, cerita kita doeloe, tentang kita doeloe, apapun yang kita alami dan lalui doeloe. Tentang kita doeloe. Tentang kita kini, keseharian kita kini dan keinginan kita kini. Tentang kita kini. Semua ada hadir disini, semuanya tanpa kecuali.....!!!!!