Senin, 24 Agustus 2009

NIKMATNYA PUASA DI NEGERI SENDIRI

--------------
Sendiri aku di rumah sakit, rasanya sedih juga....., coba di negeri sendiri, mungkin udah se RT kali yang nungguin. Sekitar jam 12-an malem perutku bener-bener perih melilit, minta ampun lapernya....., gimana ngga laper lha wong udah lebih dari 28 jam belum ketemu sama makanan (terakhir makan saat buka puasa hari sebelumnya) . Kucoba buka kulkas, isinya cuman ada buah-buahan, sama susu, kacau juga..........., aku coba gedein laju inpus, tapi tetep ga bisa ngilangin lapernya perut, gimana ini......., bakalan ga bisa tidur. Terpaksa dengan menghilangkan perasaan malu, aku manggil perawat, minta makan kali aja ada dan bisa....... Beruntung dan mungkin memang hebatnya lagi rumah sakit di sana, pihak rumah sakit bisa menyediakan makanan. Hmmmm...... Alhamdulillah senengnya bisa terbebas dari rasa lapar yang menggangu.....

Setelah sekitar 20 menit berlalu, makanan yang dipesan akhirnya muncul juga. Dengan senyum yang ramah, walau raut mukanya keliatan menahan kantuk, perawat tersebut menyajikan dan mempersilakan aku untuk makan. Demi Allah......., aku sungguh bingung dengan apa yang terhampar didepanku, pemandangan yang sungguh bikin perutku mual mual. Bagaimana tidak, menu makan yang ada dihadapanku, sama persis dengan menu makan sahur yang tidak aku makan, nasi campur soup ikan...... Ya rob, Engkau Allah yang maha tahu, di bulan puasa yang suci ini Engkau tunjukan Kuasa-Mu. Aku yang kata istri dan ortuku gampang-gampang susah sama yang namanya menu makanan dibikin susah dengan hidangan makan yang ada, yang lebih banyak ngga sukanya dibanding sukanya dengan jenis jenis makanan, dua kali dikasih makanan yang sungguh sungguh sangat tidak aku suka. Aku bener bener dikasih pelajaran yang telak di negeri orang. Rasanya aku males untuk minta lagi makan sama perawat, dengan sangat terpaksa akau makan apel plus susu coklat dingin, yah lumayanlah buat ganjel-ganjel perut.

Setelah sembuh dan kembali lagi ke hotel, susahnya mendapatkan makanan yang sesuai harapan menjadi pelajaran yang berharga dan membuatku berusaha untuk berjaga-jaga. Persediaan makanan menjadi menu utama yang selalu ada di kulkas; roti, buah naga, pisang dan apel harus selalu ada. Ada sedikit yang lucu, tadinya aku sempet beli donut DD (merk international) sebagai cadangan makanan, dengan harapan rasa dan baunya sama dng di Indonesia. Tapi entahlah......, entah memang rasa dan baunya berbeda atau pikiranku saja yang merasakan bahwa rasanya berbeda dengan yang di Indonesia dan itu membikin perutku mual dengan baunya yang sangat menyengat. Alhamdulillah....., walau dengan kondisi yang serba sangat tidak berpihak buatku......., aku mencoba untuk dapat terus menjalankan puasa. Kalo dibilang bahwa memang tidak enak puasa di negeri orang....., aku berpikir kapan lagi bisa puasa dinegeri orang?

Akhirnya....., penderitaan itu berakhir persis 7 hari sebelum lebaran, aku pulang........, dan sungguh ngga terduga aku merasakan nikmatnya makan justru pada saat di pesawat, mungkin karena mau pulang...., walau pake pesawat thailand punya, bau dan rasa masakannya sungguh ngga ada sedikitpun beraroma Thailand. Kembali ke rumah....., kembali ke menu favorit...., semur jengkol.............





Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban yaa....ramadhan......, nikmatnya puasa

Nikmatnya puasa di negeri sendiri

Setiap menjelang ramadhan, aku selalu teringat sebuah pepatah mengatakan, "hujan batu di negeri sendiri lebih baik dibanding hujan duit di negeri orang" (keterlaluan kalo masih berpikir seperti ini ya....?). Untuk urusan menjalankan ibadah puasa, rasanya pemeo tersebut rasanya ada betulnya, apalagi buat yang punya perut rada kolokan dan susah kompromi macam aku......? rasanya ga mau lagi deh puasa di negeri orang.

Bukannya kebetulan kalo pada tahun 2005, aku harus menjalankan puasa di negeri Gajah Putih Thailand, negeri yang sebenarnya kata orang surganya wisata kuliner, dimana segala macam masakan tumpah ruah hadir disana, dari mulai emper jalanan yang didominasi pedagang makanan, sampai Mall mall baik yang besar maupun yang kecil, selalu hadir tempat makanan. Kalo di kita tempat makanan selalu ditempatkan di lantai atas, maka di Thai justru berada di lantai bawah.

Baun makanan yang menyengat hidung.......apalagi dalam kondisi puasa...., bener-bener membuat perut aku selalu mual ngga tahan dengan baunya (entah karena faktor rempahnya atau dagingnya?), itu yang membuat kadang aku harus menutup hidung dan menahan napas bila jalan-jalan di mall. Belum lagi makanan yang kayanya jadi ciri khasnya yaitu serba ikan, padahal aku alergi banget dengan yg namanya makan ikan. Seperti di tempat menginapku (Kasetsart University Home Hotel), yang juga didominaasi menu makan ikan......., duh berabe banget.

Ceritanya....., saat sahur aku minta tolong sama hotel untuk disajikan makan sekitar jam 4 pagi (mereka awalnya bingung......ada orang aneh yg makan sebelum orang lain bangun), Alhamdulillah, ternyata mereka walau sedikit lambat mau menyajikan juga. Namun alangkah terperanjatnya waktu melihat makanan yang terhidang (aku lupa pesen menunya), satu mangkuk besar nasi yang telah dicampur dengan sup ikan....., jangankan untuk makan...., ngeliatnya aja udah nek dan mual. Jadilah sahurku hanya secangkir kopi, beberapa potong buah dan beberapa batang rokok. Aman......, untuk saat itu.

Dinginnya ruangan kelas yang ber-AC memang ga bikin haus, namun seisi perut rasanya diaduk-aduk, badan dingin ga karuan, rasanya pingin banget buka puasa..., namun rasanya sayang......... Alhamdulillah, akhirnya nyampe juga ke buka puasa, namun sialnya .......lupa ngga ngeluarin air minum dari kulkas......, jadilah aku minum air dingin...., wah.... sueger banget..... nikmat.... (ngebayanginnya entar saat lagi puasa ya), namun itulah awal malapetaka, karena ngga lama berselang perutku dan seluruh badanku bener bener dingin, kepalaku goyang....., dah akhirnya tumbang ngga sadarkan diri di meja makan. Baru inget lagi setelah jarum infus terasa sakit menusuk tanganku. Malam itu terpaksa aku sendirian (ditemenin perawat deng.......) menghabiskan malam di rumah sakit.

bersambung..........

Salam Kembali

LAPORAN LAPORAN

Setelah sekian lama, kami tidak menyapa hadir menemani, izinkan kali ini kami pengasuh hadir kembali.

Laporan Aktivitas Blog
Pertama tama kami mohon maaf yang sebesar-besarnya buat rekan semua karena baru pada kesempatan ini bisa hadir kembali. Kesibukan dan hal teknis lainnya telah membuat kami sedikit melupakan blog kita ini, sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Aktivitas blog dalam dua bulan terakhir memang sama sekali stagnan tanpa kegiatan, namun di dunia lain yang namanya FB, kami tetap hadir bersilaturahmi, Insya Allah.

Posko89peduli
Aktivitas posko89peduli juga mengalami stagnansi, namun demikian atas dukungan semua pihak, utamanya para donatur yang telah dengan ikhlas menyisihkan sebagian hartanya demi masa depan anak-anak dari saudara kita, kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya, karena program Bantuan Pendidikan Anak Yatim telah sukses dijalankan genap 1 (satu) tahun untuk 4 (empat) orang penerima. Dengan rincian Penerimaan dan Pengeluaran sebagai berikut:

Penerimaan
sebesar Rp 4.800.000,- (empat juta delapan ratus ribu rupiah) yang berasal dari donatur sebagai berikut;
1. Aan Andriani Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
2. Ade Sunaryo Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
3. Ahmad Hadian Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
4. G. Hendarsih Arifin Rp. 355.000,- (tiga ratus lima puluh lima ribu rupiah)
5. Mustakim Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah)
6. Nandang Koswara Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
7. Otong Zenal Arifin Rp. 1.800.000,- (satu juta delapan ratus ribu rupiah)
8. Patriani Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah)
9. Sidik Pramono Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
10. Hamba Allah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
11. Saldo Pameran Rp. 95.000,- (sembilan puluh lima ribu rupiah)
J u m l a h Rp. 4.800.000,-

Pengeluaran
Sebesar Rp. 4.800.000,- (empat juta delapan ratus ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
1. Ananda dari Keluarga Alm. Abdul Aziz sebesar Rp. 1.200.000,-
2. Ananda dari Keluarga Alm. Amin Mulya sebesar Rp 1.200.000,-
3. Ananda dari Keluarga Alm. Nurkholis sebesar Rp. 1.200.000,-
4. Ananda dari Keluarga Alm. Rusmono sebesar Rp 1.200.000,-
J u m l a h sebesar Rp 4.800.000,-

Semoga Allah berkenan melipatgandakan rizki rekan semua pada umumnya dan para donatur khususnya. Insya Allah, kami berharap bahwa program yang mulia ini dapat diteruskan untuk tahun tahun selanjutnya.

Pada akhirnya hanya puji dan syukur yang dapat kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, atas karunia yang telah kami peroleh selama ini, atas kebersamaan yang telah terjalin kembali, atas persaudaraan yang semakin erat kembali, atas kepercayaan dan dedikasi semua rekan, demi kejayaan almamater Cikaret tercinta dan angkatan 89 khususnya.

Wassalam

Pengasuh