Jumat, 31 Oktober 2008

KEMESRAAN INI...... (3)

Seolah kita memang sangat enggan untuk dipisahkan. Ya........diringi lagu kemesraan dari tampilan layar LCD tentang kita doeloe, menambah sahdu kebersamaan kita malam itu.

Kemesraan ini.....janganlah cepat berlalu......

Kemesraan ini....ingin ku kenang selalu..........
Hatiku damai...... jiwaku tentran disampingmu...

Hatiku ...damai...., jiwaku tentram bersamamuu.....
bersamamu.......

KEMESRAAN INI...... (2)

Ya.....sepertinya kita sangat enggan melewatkan sedetikpun malam tanpa bersama. Seolah kita tak akan lagi bertemu hari esok. Mungkinkah Tuhan masih memberi kita waktu untuk bertemu lagi kelak....?

Kita tidak pernah tahu akan hari esok...., seperti kita juga tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok. Namun......, izinkan kami Tuhan, menikmati indahnya kenagan saat ini.

Beralaskan tikar, dalam temaram malam menjelang pagi, rasanya kita tak mau untuk sedetikpun lupa bertegur sapa. Entahlah....., semoga Tuhan memberi kami kesempatan untuk kembali menikmati seperti yang dialami pagi ini.

KEMESRAAN INI......

Begitu indah hari hari ini berlalu,
terlalu sayang rasanya untuk sedetikpun dilewatkan,
kebersamaan kita......., keceriaan kita......., kabahagian kita......,
seolah tak ingin hanya sekedar mimpi.


Kita memang tidak terlahir untuk masa lalu apalagi hanya untuk hari ini,
Namun....biarkanlah hal terindah yang sungguh bisa dinikmati hari ini...?
untuk bisa kita bawa ke masa depan.....


Kawan...., kita mungkin memang tidak seperti dulu lagi,
kita mungkin memang tak semuda seperti dulu lagi,
bahkan ada diantara kita yang telah tiada,
atau ada diatara kita yang hidupnya kini selalu dirudung duka
namun....biarkanlah hari kita lalui,
seperti saat kita dulu.


Demi Tuhan yang Maha Kasih.........
bukan aku menghujat Engkau.....
bukan aku menentang kehendak-Mu........
bukan aku tak bisa berterima kasih atas nikmat-MU
Seandainya setiap hari adalah Sabtu, dan tak pernah ada hari Minggu
niscaya...setiap detikku adalah syukur pada-MU

SEKEDAR MENGINGATKAN: TENTANG KITA "DOELOE"

Silahkan untuk dilihat, diperhatikan, dinikmati dan dikenang kembali. Bandingkan dengan kondisi kini....., sendiri..... Satu hal yang pasti dan perlu kita ingat dan camkan, bahwa kita pernah dididik dan digojlok dalam kawah candradimuka bernama Cikaret. Dididik dalam perguruan ternama bernama SUPM. Diajar oleh para guru hebat yang bijak dan berilmu tinggi. Dibimbing oleh para senior dengan penuh kasih sayang dan cinta. Terima kasih untuk semua yang telah diberikan, maafkan bila kami belum bisa untuk membalasnya.


Bukankah doeloe kita didik untuk selalu tegap melangkah, menyonsong masa depan dengan gagah? Masihkah itu kini.....?

Bahkan di depan gedung yang megah ini kita digojlok untuk memiliki fisik yang kuat dan sehat. MAsihkah itu kini.....?

Kitapun dibekali sikap yang siap dalam kondisi dan situasi apapun. Masihkah itu kini....?


Bahkan kita digembleng untuk mempunyai mental yang kuat menghadapi ganasnya dunia luar. Masihkah itu kini.....?

Ya....semoga nilai-nilai itu selalu tertanam kokoh dalam jiwa kita. Amin.....

SEKEDAR MENGINGATKAN: KEMESRAAN '88-'89 DOELOE

Posting kali ini menyambung dari possting sebelumnya mengenai "tamu kehormatan". Bahwa kita (Angkatan '88-'89) pernah begitu dekat, kita pernah bersama baik dalam suka maupun dalam duka. Kita sering "bersama" praktek di luar kampus Cikaret, itu sudah pasti, entah berapa tempat yang pernah kita lalui bersama? Sehingga menjadi sangat indah rasanya untuk kembali kita kenang dan kembali kita rajut kembali kenangan itu....kini.


Bang Ritonga ('88) yang ketakutan, hanya ditertawakan oleh Puji Suwargono ('89), namun Kang Dudi "88, dengan gagah berani siap menjaga kita dari ancaman orang luar, dibantu tidak kalah gagahnya oleh Yoyok pun ('89). Begitu indah kita bersama saling menjaga....walau kadang menggelikan ya Ji? Semoga....semua itu masih bisa kita jalin...kini....


Kasihan sekali......., anak-anak kecil (Otong ZA, Nandang Koswara dan Ferry Siswadhi) dengan wajah-wajah lugu dari kampung nun jauh di sana, yang berkeinginan tinggi untuk mencari ilmu di kota Bogor nan indah. Dengan dorongan, dukungan, bimbingan dan kasih sayang dari abang-abang semua, sehingga jadilah......kami kini, diri .....kami sendiri. Terima kasih.


Bahkan kitapun bersama......, mengalahkan lawan-lawan kita dimanapun kita berada untuk mengharumkan Almamater tercinta. Semoga bisa untuk selamanya.

CLOSSE UP (4) '89: PESERTA REUNI

Aan Andriyani, orang Sukabumi (eh wong Crebonan sekarang) yang satu ini bahkan mungkin sangat tidak banyak berubah dibanding dulu. Aan tetep seperti yang dulu, yang ramah....., murah senyum......, agak pendiem......, dan satu tentunya yang paling tidak berubah, tetep punyanya Muslim dari dulu. Seperti Akangnya, sepertinya Aan menerapkan pola diet yang lumayan rada ketat, sehingga....salah besar kalo membayangkan dia saat ini berbadan gemuk. Atau barangkali agak cape karena tutntutan pekerjaanya yang harus selalu berinteraksi dengan masyarakat dimanapun berada sebagai seorang staff di salah satu Instansi Pemerintah di Cirebon? Selamat dan sukses buat Aan....., tolong jagain rekan kita kang Muslim ya....!!!!!

Patriani, kehadirannya di acara Reuni kali ini (katanya sudah 19 tahun ngga menginjakan kakinya di Cikaret, tapi hatinya tidak khan?), banyak mengubah suasana reuni kali ini dibanding reuni-reuni sebelumnya, lebih semarak dan meriah tentunya. Ya Ani sepertinya masih seperti yang dulu, pembawaanya yang supel...., enak diajak bicara, enak diajak bercanda......(tapi males kalo dicandain, he...he...langsung ngambek dia) , bicara seadanya.... dan enak untuk diajak berbagi...., mungkin juga karena keseharian dia sebagai seorang Ibu Rumah Tangga yang baik dan berhasil, yang harus selalu bisa berbagi, mengerti, memahami dan mendedikasikan sepenuh hati dan pikirannya untuk keluarga. Sisa dulu yang juga kelihatannya sulit untuk dihilangkan adalah .... masih rada gagah..... (maaf....). Namun, itulah dia...., selamat dan sukses buatmu.

Sri Purwantini, rasanya terlalu singkat pertemuan kita untuk sedikitnya tahu siapa rekan kita yang satu ini. Pembawannya yang kalem, berwibawa, lembut, perhatian sama orang, murah senyum....., mungkin juga sebagai bentuk dan manifestasi dari kesehariannya kini sebagai seorang Ustadzah. Kesibukannya ceramah diberbagai tempat, menghadapi berbagai macam, ragam dan bentuk orang semakin membentuk dia untuk menjadi dewasa dan bijaksana. Selamat dan sukses buatmu

Kamis, 30 Oktober 2008

CLOSSE UP (3) '89: PESERTA REUNI

Ade Sunaryo, rekan kita yang satu ini entah harus bilang apa, rasanya ngga ada yang bisa diucapkan untuk menggambarkannya. Pembawaanya yang kalem, berwibawa, ramah senyum dan untai katanya yang tersusun dengan apik dan tertata, bersahaja, semakin menggambarkan kekuatan pribadinya. Sehingga pas rasanya kalo pada acara malam puncak didaulat untuk menjadi pembawa acara kita. Sepertinya dia memahami dan menyadari betul tampilan yang seharusnya ditampilkan sebagai seorang dosen di STP Cikaret, walau dia juga bilang bahwa liku perjalanan hidupnya tidak semulus yang dikira orang (katanya mau posting langsung tentang cerita perjalanan hidupnya, tapi nanti setelah lelah reuni berlalu). Selamat dan sukses selalu.

Asep Amidin, tak salah bila reuni kali ini menjadi bintangnya di SUPM Angkatan '89 (jangan ngiri ya!!!, gimana ngga jadi bintang...lha wongdia paling banyak dan sering menghabiskan waktunya buat nongkrong di Posko..., dibanding yang lain, he.....he....). Pembawaannya yang kalem, senyumnya yang mantap, tutur katanya yang lembut sedikit mengherankan untuk seorang politisi kawakan dan seorang Anggota Dewan yang mungkin seharusnya berapi-api layaknya orator ulung. Namun itulah dia, Asep tetap tetap seperti dulu, yang katanya sempat menjadi pemasok sembako buat rekan-rekan kita di asrama dulu. Selamat dan sukses selalu.

Entjon Budi, ngga banyak yang terungkap dari rekan kita yang satu ini, selain kedatangannya yang hanya sebentar hari Sabtu saja, pengasuh jadi ngga sempat untuk sedikitpun berbincang dengannya. Sebenernya Kami berharap dia akan datang lagi pas puncak acara, namun beliau tidak hadir. Kami minta maaf yang sebesar-besarnya, bila belum sempet ngobrol banyak denganmu. Namun satu hal yang terpampang jelas dari tampilannya, Entjon tetap seperti yang dulu, yang kalem, tidak banyak bicara dan bersahaja. Teriring doa, sukses selalu buatmu kawan.

Ikhsan Haryadi, ya....si raja kita dulu di kelas dengan memborong seluruh gelar siswa terbaik dari kelas 1 sampai kelas 3 ini, ngga banyak berubah. Agak sedikit gemukan (apalagi dibanding dulu ya San....?), kalem, jarang bicara dan kalo bicara tutur katanya sangat enak untuk didengarkan. Sebagai salah seorang pejabat di Departemen di Jakarta, Iksan terlihat cukup lelah (malah katanya belakangan ini agak sering sakit-sakitan), namun beliau masih tetap ikut nimbrung sampe malem pada acara puncak kita. Jangan cape-cape ya San, banyak istirahat dan so pasti jaga kesehatan selalu.... Doa kami untuk kesembuhanmu. Selamat dan sukses buat kawan kita yang satu ini.

CLOSSE UP (2) '89: PESERTA REUNI

Sujono, wong satu ini memang sepertinya ngga bisa diem, muter terus (so...dia sibuk jadi panitia juga soalnya), badannya tetep kurus (bukan berarti kurang makan ya ya Jon...?), bicaranya yang bergemuruh bahkan bisa ngalahin suara geledek kayanya, gaya bicaranya kecuali logatnya yang masih medok Njowo, lebih mirip Batak, bahkan mungkin dari orang Batak sekalipun, he...he..., ceplas ceplosnya...masih....bahkan mungkin nambah. Yang pasti mungkin karena double profesi yang membuat dia begitu, selain sebagai staff di STP Cikaret, dia juga sebagai pengusaha ikan yang sukses. So....silakan buat rekan yang perlu ikan, dia siap memasoknya.... (promosi juga nih...). Selamat dan sukses selalu.

Junaedi, masih seperti dulu gaya bicaranya bahkan suaranya yang khas (inget....inget aja) masih seperti dulu, nnga banyak berubah. Lagi-lagi sepeti Nana, yang berubah banget darinya adalah kacamatanya yang asyik nongkrong di hidung (bukan gaya khan Jun...?he...he....). Bukan kebetulan kalo dia sebenernya sibuk di kantornya (???), sehingga lumayan bolak-balik ke Cikaret selama Reuni. Ya....kerjanya yang PNS di Dinas Perikanan Kab. Bogor membuat dia kembali menjadi orang Bogor setelah lama merantau di negeri orang, katanya. Selamat dan sukses selalu.

Muslim, dia tetap Muslim bahkan dari mulai dikasih nama sama orang tuanya, dia tetep muslim (Insya Allah...). Jarang bicara....., jarang canda....., kecuali dicandaain, dia pasti tersenyum, itulah m u s l i m. Ketika ditanya apakah gayanya itu tidak berpengaruh dengan profesinya saat ini sebagai salah satu staff di Dinas yang harus banyak bicara...? dengan enteng dia bilang, "tidak perlu banyak bicara....banyakin kerja, pasti mereka ngikutin" Iyalah.....biar Nyonya aja yang banyak tersenyum dan bicara, Muslim mah...banyakin kerjanya aja yah....? Ya..... selamat dan sukses selalu.


Nandang Koswara (alias NK), kayanya sulit untuk berbicara tentang kawan kita yang satu ini, liat aja sendiri, berubah apa ngga dibanding dulu (kayanya ngga banyak berubah, tetep kurus, tetep murah senyum dan tetep ngga emosian, he....he.......). Sepertinya semua kondisi itu sangat berpengaruh (atau dipengaruhi) dari pekerjaan yang digelutinya sekarang, sebagai petugas karantina di Bandara Sukarno Hatta, memang butuh orang yang tegas, gampang marah dan rada serem, biar para eksportir maupun importir rada-rada takut kali ya...? he...he.... Selamat dan sukses buat kawan kita yang satu ini.

Otong Zenal Arifin, agak sulit juga untuk menggambarkan kawan yang satu ini, tampilannya rada mirip dulu, masih sedikit cuex, ngga karuan dan rada jarang ngomong (kecuali mau...), yang sedikit berubah, mungkin tinggi dan berat badannya mungkin lebih dari sewaktu pertama dia masuk Cikaret. Rambutnya yang mulai beruban semakin jelas memperlihatkan bahwa dia sudah mulai tua. Pembawaanya sekarang (dan juga dulu), sepertinya sangat didukung olef faktor pekerjaan yang digelutinya sebagai tukang ikan di BRPBAT Sempur Bogor, katanya. Satu hal yang dia bilang ingin dibagi buat rekan lainnya adalah kebanggaan dan kecintaannya pada almamater tak pernah luntur. Maaf buat Otong, pengasuh kesulitan mendapatkan closse up foto dari depan (kayanya ngga mau di foto nih orang), jadi ngga apa-apa juga khan dari samping?

CLOSSE UP (1) '89: PESERTA REUNI

Paidi, tidak banyak berubah selain bertambah gemuk, senyumnya, tutur katanya, antusiasimenya dengan lawan bicara dan "wejangannya" itu lho, mungkin pembawaan dari dunia yang kini digelutinya sebagai dosen di STP Cikaret Bogor. Selamat ya Mas, kapan undangan acara pelantikan masternya nih, jangan lupa undang undang kita ya. Selamat dan sukses semoga mengiringi perjalanan hidupmu.




Nana Sutarna, selain kacamatanya, hampir ngga ada yang berubah dari dia, senyumnya, gaya bicaranya, yang kalem, nasihatnya dan candanya itu lho, sepertinya memang dia cocok dengan profesi yang digelutinya sekarang yang harus ramah melayani konsumennya di bengkel dan toko onderdilnya. Selamat dan Sukses buatmu.



Puji Suwargono, seperti dulu kalo bicara sulit dihentikan, apalagi celetukan candanya.....seperti dulu juga. Kalo wajah, bingung mau bilang apa, kayanya ngga berubah, gemuk....kayanya sih lumayan iya, apalagi ya....? Pekerjaan, sekarang Puji kerja di Loka Riset Pemulian Sukamandi, bareng sama Bang Imron. Selamat dan sukses selalu.



Sidik Pramono, murah senyum, bahkan rasanya tak ada saat dia untuk tidak tersenyum bila bicara. Badanya yang tambun (eh...makmur), rasanya tak kebayang kalau melihat tampangnya dia dulu (kalo tingginya sih kayanya ngga banyak berubah, he....he....). Bekerja sebagai PNS di Pekalongan. Selamat dan sukses selalu.

KEMESRAAN 2: MALAM SABTU

Suasana malam Sabtu memang belum begitu banyak rekan kita yang hadir, suasana Posko belum begitu ramai, namun.....iringan lagi "kemesraan" dan tampilan layar LCD tentang perjalan kita doeloe, tetap kita putarkan, seolah......menyambut kemesraan yang sesungguhnya baru akan kita lalui malam minggunya. Walau seadanya, namun......sepertinya cukup untuk mengundang orang lain sejenak memperhatikan, apalagi dengan poster "posko89peduli", sebagai wujud kepedulian kita '89 terhadap rekan lamamater, terpampang di samping layar, semakin menambah kesahduan kita.

Tanpa komentar....namun silahkan renungkan dan pikirkan sendiri, kira-kira apa yang terpampang disitu....!!!!!










BUAT ADIK KITA '92 (2)

Agak tumben juga nih angkatan '92. Pada 2 runi sebelumnya, angkatan ini mungkin mencetak sejarah sebagai "kontingen" peserta reuni terbanyak, namun untuk reuni kali ini, sepertinya mereka agak kelelahan, sehingga tidak begitu banyak yang hadir, tanya...kenapa....?


Agus Pramujiono dan Eka berfose di samping Stand Posko SUPM '89


Hilaludin Al Qaidy dengan senyumnya yang khas berfose di depan Stand Posko SUPM '89


Eka, Agus dan satu lagi Kurnianto

Rabu, 29 Oktober 2008

BIAR DIBILANG TIDAK NARSIS: apa yang mereka perhatikan?

Yah......sebenernya masih banyak foto-foto kita '89 yang bisa untuk ditampilkan, namun biar tidak dibilang orang narsis, kayanya kita selingi dulu dengan foto-foto yang tak kalah menarik untuk ditampilkan. OK....?


Enta apa yang sedang Bang Wartono Hadie, Bang Sugiyanto, Bang Sulaeman Panjaitan dan NK perhatikan.....? Yang pasti...bukan merhatiin Abang yang duduk di depan khan?


Juga yang kedua abang kita ini perhatiakan?


Ketiga abang ini berbeda dalam memperhatian, namun entah apa juga yang mereka perhatikan? (Hallo Kang Aep Gumiwa (paling kiri), maaf kita hanya ketemu sebentar di ruang makan ya)

SERBA-SERBI REUNI: ada aja....yg dilakukan


emang enak ya Bang....siang-siang panas lagi...makan es....huh...dingin....enak....., tapi kasihan tuh yang didepannya, nawarin kek..... (emang gue pikirin kata si Ababng, masih dengan asyiknya nyeruput es cendol)


Selain ber-reuni, ikut seminar juga kayanya jadi favorit (kecuali angkatan '89, tak ada satupun yang ikut hadir ya....), yah....buat nambah nambah kum ya Teh....lumayan khan sambil menyelam langsung kelelep....?


Bagus teh Evi......., belanja memang tak bisa dipisahkan dari kaum ibu, dimanapun...kapanpun ada kesempatan, jadilah......


Bahkan Bang Ahman rela meninggalkan es cendolnya (yang emang udah habis) hanya untuk diabadikan kamera dan dimuat di blog tentunya, he.....he........

Disela-sela acara reuni banyak juga yang memanfaatkan nostalgia untuk berbelanja, ngerasain jajanan di pameran, bahkan untuk ikutan berseminar. Emang banyak tingkah polah yang dilakukan selama reuni.....

MALAM MENJELANG PAGI

Cerita Asep akan perjalanan hidup dan karirnya semoga dapat menggugah dan menginsfirasi akan langkah hidup dan kehidupan kita ke depan. Bahwa tidak mudah kita menjalani hidup.....itu sudah pasti, bahwa Tuhan pasti akan memberikan kita jalan hidup....... Insya Allah, bahwa semuanya harus dijalani dengan penuh kesabaran, ketabahan dan perjuangan tentunya.

Dengan latar belakang layar LCD yang pas....memperlihatkan posko89peduli, diiringi lagu kemesraan, rasanya memang .....pas..... kalo kita mendapat predikat "angkatan peduli ". Terima kasih Asep, untuk mau berbagi pengalamannya

Cerita Ikhsan lain lagi, durasi waktu yang diberikan selain masa dulu di SUPM, perjalanan hidupnya juga diisi lebih banyak untuk memuji orang yang tentunya dia kagumi


Sepertinya kelelahan tak bisa ditutupi dari wajah-wajah lelah ini. Entahlah......, entah apa yang dipikirkan saat itu? Satu hal.....Sidiq masih tetap tersenyum lho....Bukan hanya lelah.....kantuk pun ternyata mulai menyerang. Namun...., suasana Posko masih tidak berubah, rame dengan segala macam canda. Malam itu kita didaulat untuk satu persatu bercerita tentang pengalamannya di Cikaret dan pengalaman hidup setelah itu. Kekaguman akan seseorang dimasa lalu, saling puji akan orang di masa lalu, ledekan akan orang di masa lalu, tumpah ruah hadir disini. Bahkan ternyata masih ada yang pernah berutang pada seseorang yang belum dibayarkan, yang malam itu Alhamdulillah dibebaskan dan diikhlaskan.