Saya, Pak Oti dan Penyakit Ikan

Kalau Dian inget pak Oti jadi inget Statistik, saya mah inget pak Oti teh jadi inget pelajaran Penyakit Ikan. Kalau Statistik mah saya masih rada nyambung (biarpun pake acara nyontek, San yang kamu kasih contekan itu aku ya?) tapi kalau sudah urusan pelajaran Penyakit Ikan, Astagfirullah! Saya sama sekali tidak berminat, tidak mengerti, dan tidak bisa-bisa....

Berhubungan dengan jasad renik - yang Subhanallah sangat menakjubkan itu- sering membuat perut saya melilit dan kepala muter2, abis ribet sih, kalo disuruh praktek di Lab, perasaan kok yang kelihatan di lensa mikroskop itu cuman "gambar abstrak" kayak lukisan Rembrant atau Picasso (salah2 ngutip mohon maaf nih). Alhasil ketika ujian praktek akhir kita disuruh keliling ruangan Lab untuk menebak penyakit apa yang ada di lensa mikroskop, maka lembar jawaban saya penuh berisi kalimat tebak-tebak berhadiah, alias saya tidak tahu sama sekali apa yang saya lihat dan apa yang saya tulis....

Hasilnya memang langsung kelihatan, ketika dapat ijazah, maka nilai saya untuk pelajaran penyakit ikan nangkring dengan cantiknya 6! Itu adalah angka terendah dan satu-satunya di ijazah saya. Tapi bagaimanapun ya Alhamdulillah, angka 6 untuk pelajaran penyakit ikan adalah anugerah bagi saya, Terimakasih pak Oti....

Tapi hidup ternyata masih berlanjut dan nasib masih mencandai saya, ketika semua orang langsung pada kerja sesudah lulus, saya masih harus menjalani masa menganggur selama hampir 6 bulan, setelah luntang lantung tak karuan (mau kuliah lagi gak ada modal, mau nikah gak punya calon.... hehe) akhirnya datang juga tawaran kerja dari SUPM, satu2nya tawaran kerja yang pernah saya terima seumur hidup saya. Setelah melewati masa tes yang sangat ribet, akhirnya saya dinyatakan lulus dan diterima bekerja di Stasiun Karantina Ikan Polonia Medan. Saya bekerja sebagai petugas karantina ikan yang harus berurusan dengan PENYAKIT IKAN!

Hidup kadang-kadang memang susah dimengerti, sampai sekarang saya masih bertanya2 bgaimana saya bisa lulus diterima bekerja di instansi yang mengurusi penyakit ikan sementara nilai saya untuk pelajaran itu justru paling rendah. Tapi untunglah (dalam hidup saya, saya termasuk orang yang beruntung karena sering dapat keberuntungan yang tidak terduga) selama hampir 13 tahun pertama saya bekerja di karantina ikan, saya justru tidak pernah bersentuhan dengan penyakit ikan. Saya malah ditakdirkan untuk menjadi pengurus uang negara, hehe.... mungkin itu berkat nilai baik untuk pelajaran MU dari pak Widodo.

Setelah pindah ke Bengkulu, karena saya jadi pejabat fungsional, mau tidak mau saya harus mulai berurusan dengan penyakit ikan. Untunglah sekarang saya sudah tua dan sudah mulai sadar bahwa dalam hidup tidak selamanya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi dengan Bismillah saya masuk dan mulai belajar masalah penyakit ikan. Ternyata selama 3 tahun ini kerja di Lab, Alhamdulillah, penyakit perut melilit dan kepala muter2 akibat pusing melihat gambar di bawah lensa mikroskop tidak lagi kambuh...! Sekarang bahkan saya sudah punya puluhan koleksi gambar parasit ikan. Siapa yang berminat koleksi atau ada keperluan dengan gambar2 parasit ikan? Silahkan hubungi saya. (hehehe......meuni sombong sekarang mah ya?)