Senin, 13 Oktober 2008

WALSON H. SINAGA: SEMANGAT YANG TAK PERNAH REDUP

Berbahagia sekali hari ini saya dapat bertemu dan berbicara banyak dengan Abang, Guru, Orangtua, sekaligus sahabat kita Bang Walson H Sinaga. Ya...kami banyak berdiskusi serta ngobrol, dari obrolan yang ringan sampai yang berat-berat. Petuah-petuah dan filosofi hidupnya mengalir dengan jernih, lugas dan mudah dimengerti. Gaya bicaranya...masih seperti dulu tegas, penuh semangat dan penuh energi. Raut wajahnya masih seperti dulu, tegas dengan tatapan mata yang tajam. Mungkin hanya rambutnya yang sekarang sudah mulai beruban yang sedikit membedakan dirinya sekarang dengan doeloe.

Tentang kunjungannya hari ini ke kantor kami, salah satunya adalah untuk mensosialisasikan Reuni Akbar ke 50 juga kata Beliau sebagai bukti bahwa Kami masih terus berhubungan (alhamdulillah di kantor ada abang alumni lain seperti Taukhid, Sulaiman Z. Panjaitan, Sugiyanto, Johan Effendi dan adik Iskandariah)

Terkait kegiatan reuni yang akan segera diadakan Beliau mengajak dan berpesan untuk meluangkan sedikit waktu buat sejenak kembali mengingat Almamater tercinta. belum tentu kesempatan kembali bersilaturahmi 5 tahunan ini bisa kita hadiri lagi nanti.



Terakhir Beliau berpesan untuk kita renungkan bersama:

"teknologi boleh maju, namun kepedulian jangan hilang"

Semoga keinginan Abang dan Tuan Guru, adalah juga menjadi keinginan Kita semua. Amin

6 komentar:

nkoswara mengatakan...

Pak walson: Seorang guru, abang, orangtua, sahabat yg tidak pernah menuju tua

tong mengatakan...

Satu hal yang selalu teringat dari beberapa pertemuan saya dengan beliau. Optimismenya dalam memandang semua hal, semoga bisa saya pelajari dan ikuti. Kata-katanya yang bijak, hangat dan mengalir, bener-bener mencerminkan kebebasan jiwanya dan kelapangan hatinya. Bersyukur saya masih sering bertemu dengan Beliau, sehingga masih diberi kesempatan untuk terus belajar tentang kehidupan.

Hadian mengatakan...

Horas Bang Walson, aha do kabari hamu dohot keluarga sude ? Kalo ke Medan mampir ya di Batu Bara.

Tina Siam mengatakan...

Ingat pak Walson jadi ingat dosa-dosa semasa di sekolah. Mohon maaf pak, karena saya termasuk orang yang pernah mencicipi rambutan illegal yang diambil di halaman rumah bapak.... Kenapa ya waktu sekolah dulu, kita seolah2 lupa, bahwa mencuri itu dosa?
Mungkin karena perut kita agak bablas, dikasih makan berapa banyak pun tetep aja lapar.....

Inget pak Walson, inget pula kejadian2 waktu saya tinggal di Medan. Saya dan pak Walson punya sedikit persamaan dalam hal persangkaan orang terhadap asal daerah,
Kalo pak Walson mengaku orang Batak, orang mungkin sulit percaya karena pak Walson kelihatan lebih Sunda bahkan dari orang Sunda, sebaliknya kalo saya mengaku orang Sunda, orang tidak percaya karena saya lebih Batak dari orang Batak (selain profil wajah, juga karena saya kalo bicara keras dan kasar).... hehehe

djoenaedi mengatakan...

Memang pa walson itu guru sekaligus abang yang selalu enjoy dalam kondisi apapun, walaupun saat itu siswa pada tidur saat diajar ama abang kita ini.

Ede'92 mengatakan...

Pa'/Bang Walson HS :satu hal yg masih saya ingat dari bapa'/abang yg satu ini.. "Resep 3 buah kemiri"
beliau sering menyampaikan sa'at mengajar (Pembenihan/Budidaya Ikan ). "" kalau mau berhasil pelihara ikan taruh 3 butir kemiri di setiap pojok kolam dan di cek tiap pagi & sore, kalau ada yang hilang taruh lagi, pokonya harus 3 butir tiap pojok"" begitu katanya.. emang bapa/abang ini luar biasa memberi resep supaya rajin ke kolam.. hehehe... tanks bang Walson...