Minggu, 21 Desember 2008

Kepada Para Ibu


Mereka adalah sosok-sosok lemah yang sejatinya memiliki ketegaran.
Mereka adalah makhluk lembut yang kokoh melindungi.
Mereka adalah makhluk terindah yang memberikan semangat.
Meskipun potensi mereka itu terkadang bisa juga menjadi petaka, jika kita tak mampu mengelolanya.

Untuk mereka mestinya kita berikan apresiasi yang tinggi bagi sumbangsihnya tiada tara.
Bagi mereka mari kita berikan rasa seperti yang seharusnya mereka terima.
Sebab tanpa mereka.....kita mungkin tidak akan ada.

Ada pepatah, bahwa disamping lelaki sukses pasti ada perempuan hebat....
Saya sangat setuju.
Sebab sejarahpun mengukir nama-nama mereka dengan indah.

Ada Hajar (Ummu Ismail AS) yang sukses menjadi Single Parent bahkan dilembah tandus Makkah yang tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Ada Khodijah binti Khuwailid al Qubro, yang sukses menjadi motivator lelaki tersukses dijagat raya ini, Muhammad SAW.
Ada Fatimah binti Muhammad SAW, isteri tersukses pendampingi suami dalam segala kesulitan dan keterbatasan hidup.

Ada Kartini, ada Dewi sartika, Tjut Nyak Dien, Maria Walanda Maramis, Kristina Martha Tiahahu.....ada...ada...ada.....ada banyak yang tidak dikenali bahkan.

Ada banyak Bidadari disurga itu, jelmaan dari mereka yang waktu didunia terkadang kita hinakan.
Maafkan kami...wahai para Ibu !

Kepada seluruh kaum Ibu diseantero persada Nusantara.
Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2008.


Mereka memang sangat patut untuk mendapat selamat.....
Satu-satunya ucapan selamat yang pantas diberikan kepada seorang lelaki hari ini ...barangkali hanya kepada Saya....
karena kemarin saya baru dapat penghargaan sebagai Juara Pertama Lomba Menulis Surat Cinta Untuk Istri dalam rangka peringatan Hari Ibu yang digelar oleh sebuah Partai Politik untuk tingkat Kabupaten.
Ah...entah ini kebetulan atau memang itu yang pantas....
Yang jelas....baru itu yang bisa saya lakukan...semoga bermanfaat.

8 komentar:

Tina Siam mengatakan...

Ari kasmu Dian, sambil ngucapain selamat teh sempat2nya memuji diri sendiri!!! Tapi tidak apa2lah, karena memang kamu pantas berbangga....
Surat cinta yang dilombakan teh seperti yang kamu tulis di blogmu bukan? Wah, yang itu mah emang jempolan Yan...!!!
Di zaman HP begini, tentunya kamu menjadi 'suami yang langka' karena sebagian besar bapak-bapak pasti kayak suami saya, jangankan nulis surat cinta, mengatakan cinta aja gak pernah sempat. Tapi sebagian besar ibu-ibu mestinya kayak saya juga, mengerti betul kenapa cinta tak perlu diucapkan, yang penting dibuktikan.....
Setuju ibu-ibu????

amdali mengatakan...

Ah... guan mah manut aja

Tina Siam mengatakan...

Elu manut sama siapa Beh? Ama gua, Dian atau sama bini elu? Hehehe....
Gua berani jamin, lu kagak pernah bikin surat cinta untuk bini elu.
kalau perkara surat cinta mah masih menang Dian dari elu..... Tul gak???

Anonim mengatakan...

Hebat bener nulis surat cinta bisa dapat juara...
Tapi pada prakteknya masih suka kirim surat cinta ama istri tercinta ga?
Berarti suami saya masih "agak" mending dong, masih suka menyatkan cintanya baik secara verbal atau tulisan (tapi yang ini bukan dalam bentuk surat cinta... tapi dalam bentuk sms..)
Walupun tidak tersirat, saya juga yalkin suami kak tina tetap mencintai sampai kapanpun.

Tina Siam mengatakan...

Oh, perkara itu mah, Insya Allah, dijamin Mi...
Cinta itu kan tidak perlu mesti dinyatakan, dari mata, hidung, kuping, bahkan dari lubang pori-pori kulit juga kelihatan, hehehe!!!

Patriani mengatakan...

kta temenku....rasa sayang..cinta...rindu tak harus diungkapkan lewat kata...krn tak stiap orang mampu mngungkapkan atau mengatakannya.....

iromo mengatakan...

Yang menjadi istri kita ( Bagi bapak 2) adalah IBU bagi anak anak kita, memulyakan ibu kita , kita juga memulyakan Istri - istri kita... gimana ... para Ibu... terus semangat ya... menjaga suaminya untuk selalu berada di jalan Nya... menjaga anak - anak kita mencapai masa depan yang diridhoi Nya...

tong mengatakan...

Karena agak sedikit sibuk....., aku bahkan lupa kalo tanggal 22 adalah hari ibu. Yang pasti....cinta kita akan Ibu...mungkin takan cukup kita ungkapkan hanya pada hari Ibu, selayaknya setiap desah napas kita, selain syukur kita akan Yang Maha Kuasa adalah terima kasih kita akan perjuangan Ibu kita, juga buat perjuangan Ibu dari anak-anak kita. tanpa Ibu...apa jadinya kita dan tanpa Istri.... apa jadinya anak-anak kita. Terima kasih buat Ibu dan Istriku tercinta.