Jumat, 22 Agustus 2008

MERDEKA BUNG !

Siang ini aku giliran khutbah jum'at disebuah masjid di kampungku, ketika selesai mengkonsep materi khutbah terfikir untuk mempostingnya ke blog kita ini. Gak apa-apa sih itung-itung turut meramaikan peringatan HUTRI kita, selebihnya biar isi blog kesayangan kita ni bervariasi... ya gak?

MAKNA SEBUAH KEMERDEKAAN

Bulan ini adalah bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Dimana pada bulan ini terdapat hari kemerdekaan negara yang kita cintai ini. Sebagai seorang muslim hendaklah kita tidak jadi latah dengan menjadikannya sebagai peristiwa yang berlebihan, karena bagi kita yang paling penting adalah bagaimana mensyukuri nikmat kemerdekaan yang datangnya dari Allah SWT tersebut dengan cara mengisinya dengan perbuatan amal soleh untuk membangun menuju masyarakat adil makmur, agar masyarakat dapat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Hari kemerdekaan hanyalah sebagai simbol, titik dimulainya kehidupan tanpa penjajahan manusia kepada manusia lain. Hal yang hakiki dari kemerdekaan sebenarnya adalah Tahrirun nas min ibadatil 'ibad ilaa ibadatillah dimana seseorang manusia bisa melepaskan diri atau merdeka dari menghambakan diri kepada makhluk ciptaan Allah dan hanya menghambakan diri kepada Allah saja, zat yang maha berkuasa atas segalanya. Kemerdekaan dalam pandangan Islam sesungguhnya adalah realisasi dari syahadat pertama yang wajib dan selalu kita ulang-ulang, sebagai ikrar, sumpah dan janji kita bahwa Laa ilah, illa Allah (Tidak ada yang pantas menjadi Ilah bagi diri kita kecuali Allah Ta'ala).
Maka sesungguhnya dalam hidup kita ini tidak boleh ada siapapun dan atau sesuatu apapun yang "menjajah" atau menguasai diri kita baik itu melalui kekuatannya yang besar maupun melaui daya tarik nya yang lembut namun secara tidak kita sadari bisa melarutkan kepribadian kita sebagai seorang hamba Allah swt.
Tetapi pada kenyataannya hari ini, kita masih sering terjajah dan terkuasai oleh sesama makhluk. Kita masih suka takut kepada sesuatu lalu taat dan menghambakan diri kepadanya, hanya karena sesuatu itu kita yakini sebagai sumber kehidupan bagi kita. Terkadang kita masih rela melayani sesuatu dengan khusyuk hanya karena kita yakini sesuatu itu sumber keselamatan dan kesembuhan kita, atau kita masih sering hanyut dalam mencintai suatu kebiasaan yang makruh bahkan haram hanya karena kita beranggapan bahwa sesuatu itu selama ini menjadi sumber ketenangan dan inspirasi bagi kita, bahkan masih ada saja manusia yang rela merendahkan dirinya dihadapan benda-benda mati namun dianggapnya memiliki keramat tertentu hanya karena berharap jabatan dan kemuliaan...Na'udzu billah min dzalika.
Padahal Rasululah saw ada bersabda : “Barang siapa menghinakan dirinya dengan sukarela tanpa dipaksa maka ia bukan golonganku”

Hadlirin rahimakumullah,

Dalam konteks pergaulan internasional, Islam memerangi penindasan yang dinamakan penjajahan dalam segala bentuk apapun juga. Ajaran Islam sama sekali tidak membolehkan suatu bangsa menguasai atau memaksakan kehendaknya kepada bangsa lain, seorang manusia menguasai manusia lain. Kita harus ingat perkataan khalifah Umar bin khattab ra kepada Am’ru bin ‘Ash : “Sejak kapan kalian memperbudak manusia sedangkan ibunya telah melahirkan mereka dalam keadaan merdeka”

Mungkin ada pertanyaan, mengapa dahulu Rasulullah saw melakukan peperangan bahkan menyerang pihak lain ?? sesungguhnya apa yang dilakukan Rasulullah Saw dan para khalifah dalam memerangi bangsa lain bukanlah bentuk penghinaan atau perbudakan kepada mereka. Tetapi merupakan konsekwensi dari kedudukannya sebagai Al ustadziyatul ‘Alam (Pemandu/pemimpin/kholifah dimuka bumi ini) terkait dengan amanah yang dipegangnya untuk menegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini, sehingga peperangan yang dilakukan dalam ajaran Islam pada dasarnya adalah dalam rangka menjaga agar hanya Allah SWT- sajalah yang disembah oleh manusia atau dengan kata lain memerangi manusia untuk membebaskan diri dari menyembah selain Allah kepada menyembah Allah semata. Karena Allah SWT memandang bahwa apabila manusia menyembah selain kepada Allah, maka itu adalah fitnah kepada ajaran tauhid yaitu Islam, yang dinyatakan dalam QS : Al Anfal : 39,

“Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata -mata hanya untuk Allah, Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan”

Umat Islam sangat dilarang untuk bersikap lunak atau tunduk kepada orang-orang yang berusaha mengganggu, menghinakan dan menjajahnya. Apabila hal tersebut terjadi maka ketentuan syar’i berlaku atasnya yaitu jatuhlah ketentuan kewajiban jihad fisabilillah kepada seluruh ummat Islam. Bagi mereka muslim yang berjihad fi sabilillah, telah dijanjikan kemenangan dan dukungan baik di dunia, serta kenikmatan abadi di akhirat. Bahkan Islam mendeklarasikan bahwa jihad adalah amalan yang paling utama setelah iman


“Orang-orang yang beiman dan berhijrah serta berjihad dijalan alah dengan harta dan diri mereka adalah lebih tingi derajatnya disisi allah dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS at Taubah : 20)

Hadirin sidang jum’at Rahimakumullah,

Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa apabila ummat Islam tertindas maka mereka akan bersikap bagaikan lebah. Lebah akan selalu berbuat kebaikan, menghasilkan madu yang memberi mashlahat bagi semua orang tetapi ketika mereka diganggu tak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali menyerang untuk mempertahankan keberadaan dan kehormatannya. Para mujahid dan mujahidah Islam seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung, Sultan Baabulah, Si Singamangaraja dan masih banyak lagi yang lainnya dengan kesadaran pemahaman yang tinggi tentang kedudukan jihad & mati Syahid dalam Islam, mereka mengangkat senjata memerangi kaum penjajah yaitu orang-orang kafir yang ingin memusnahkan orang-orang yang beriman. Mujahid–mujahid besar seperti Jendral Soedirman & Bung Tomo adalah orang-orang yang taat beribadah dan selalu bermunajat kepada Allah sebelum melakukan penyerangan-penyerangan dan selalu menggelorakan semangat jihad dengan takbir kepada Allah SWT.



Kaum Muslimin sidang Jum'at yang mulia.

Lalu apa yang kita lakukan saat ini, darah dan harta yang telah mereka korbankan sehingga mereka gugur sebagai syuhada telah kita sia-siakan, mereka membangun tonggak-tonggak negara dengan kalimat Allah, sementara generasi pewarisnya asyik menggerogoti pilar-pilar yang mereka bangun, sebagian diantara ummat Islam saat ini lupa akan jasa-jasa besar mereka.

Kalau kita renungkan rasanya janggal dan ironi kalau kita memperingati ulang tahun kemerdekaan ini kita rayakan dengan acara-acara yang sifatnya bertentangan dengan agama yang cenderung pada perbuatan-perbuatan maksiat. Masih banyak masyarakat yang merayakan hari kemerdekaan dengan menggelar panggung rakyat yang menampilkan atraksi-atraksi seni yang pada dasarnya sangat jauh dari ajaran-ajaran Islam. Padahal pada acara-acara semacam itu sudah menjadi kebiasaan bila para wanita menampakkan aurat, dihiasi dengan campur aduknya antara pria dan wanita, diwarnai dengan minum-minuman keras bahkan narkoba atau perjudian atau bahkan sering diakhiri dengan kekerasan bahkan pembunuhan seperti diberitakan dalam media massa baru-baru ini disebuah daerah di negeri kita.
Cara-cara memperingati kemerdekaan seperti ini sebenarnya adalah sebuah paradoks. Ibaratnya memerdekakan diri secara fisik dari penjajahan kaum asing tetapi pada saat yang sama kita memasukkan diri kepada penjajahan hawa nafsu, karena hal-hal seperti itu adalah praktek penyembahan hawa nafsu, seolah-olah hawa nafsu adalah Tuhan.


“Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. ( QS al Furqon : 43)

Kemerdekaan yang kita raih saat ini sudah seharusnya kita isi dengan cara mensyukurinya, bukan lantas membuat Allah murka kepada kita.

Saudaraku muslimin rahimakumullah,

Mari sekali lagi kita coba renungkan, bahwa kemunduran negara kita sekarang ini baik ekonomi, politik, hukum, akhlak/moral, budaya, dan agama sungguh mirip sekali dengan apa yang dialami oleh kaum Saba’. Bangsa Saba’ adalah bangsa yang dikaruniai negeri yang subur dengan teknologi irigasi yang mampu mensuplai kebutuhan air bagi pertanian pada zamannya, sehingga segala apa yang ditanamnya bisa tumbuh dengan baik, kemudian Allah SWT memerintahkan kepada mereka supaya bersyukur tetapi mereka malahan menjadi kufur dan lalu Allah SWT menimpakan (sa-ilul 'arim) bencana banjir besar kepada mereka. Diterangkan dalam Al Qur’an ,


“Mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kebun yang ditumbuhi pohon yang buahnya pahit (Pohon Atsl) dan sedikit pohon Sidr. (QS Saba’ : 16)

Oleh karena itu mari kita jadikan peringatan hari kemerdekaan sebagai momentum mengubah diri kita menjadi pribadi yang merdeka dari perbudakan manusia kepada manusia yang lain, merdeka dari perbudakan hawa nafsu dan mampu mensyukuri kemerdekaan dengan cara beribadah kepada Allah swt. Baik ibadah-ibadah khusus seperti sholat, zakat, infaq, puasa, haji atau ibadah umum misalnya bekerja membangun bangsa ini dengan cara-cara yang lebih baik, jauh dari penyimpangan-penyimpangan. Sudah saatnya kita kembangkan budaya malu mencuri dan korupsi sebab hal itu sejatinya sama dengan membocori perahu yang kita tumpangi bersama. Mari kita kembangkan pola hidup sederhana, bukankah negeri ini diperjuangkan dengan segala kesederhanaan lalu kemudian bisa merdeka atas berkat rahmat Allah swt.
Semoga Allah memberkahi kemerdekaan yang kita raih dan meridhoi apapun yang kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan ini.

Aquulu qowli haadza wa astaghfirullaha liy walakum.

2 komentar:

Tina Siam mengatakan...

Yan.... mun posting khutbah, jangan seluruhnya atuh. Untuk sayah mah terlalu dalam, terlalu berat. Jadi kalau bisa dibuat lebih populer lah, lebih cocok untuk ibu rumah tangga, begitu. Biar saya bisa ikut menikmati berkah khutbahmu dalam bahasa yang lebih sederhana.

Hadian mengatakan...

Iya, untuk ibu-ibu mah emang mesti yang renyah-renyah nya Tin...Oce deh lain kali ku kasih yang paling renyah. Hatur nuhun masukannya.