Jumat, 01 Agustus 2008

CintaKu, DiriMu dan Selanjutnya ……

Dr Zhifago adalah seorang yang lahir dan besar disuatu negeri yang hampir saja hilang karena perang akan tetapi tidak menghilangkannya untuk tetap hidup sebagai manusia yang berbudi dan mulia, selayaknya anugerah terindah yang ia terima dari Tuhannya. Ia adalah seseorang yang sangat mengagungkan cinta, cinta yang ia berikan pada kekasihnya sama besarnya dengan cinta yang ia berikan pada tanah airnya. Baginya cinta adalah satu kesempurnaan yang mustahil ia bagi-bagikan. Dan ketika pada akhirnya ia dipaksa untuk memilih salah satu diantara dua cintanya iapun lebih memilih sebutir peluru menembus tubuhnya serta membiarkan cintanya terkubur abadi bersamanya.


Saya bukanlah seorang Dr. Zhifago yang rela mati untuk cintanya saya hanyalah seorang yang terlalu biasa-biasa dan bukan siapa – siapa (Ceuk Neng Tina mah (sumpah saumur2 kakara sy nyebut neng ka dirimu teh) saya teh hanyalah seorang Abdi Negara atau kerennya mah PNS tea lah cuma saya mah rada bisa nyombong saeutik karena saya mah jadi PNS teh di Bandara International Soekarno Hatta selain sudah jelas keren banget lebih dari itu saya bisa pulang sesering mungkin ka Garut teu sapertos di bengkulu eh maksud teh di kendari he .. he …) dan yang paling penting adalah saya ngak mau mati sia-sia apalagi sampai ngak bisa masuk syurga hanya untuk cinta tapi kalau ada yang nanya dan sekedar perlu bukti seberapa besar cinta saya terhadap " Cikaret 89 " Jawabannya adalah seluas Desa Ciparage Jaya dan sekitarnya dikali seribu ditambah luasnya Laut Jawa dikalikan sepuluh saja, cinta yang nga terlalu besar memang apalagi kalau dibandingkan dengan cintanya Dr. Zhifago ngak ada apa-apannya tapi itu sudah jauh dari lumayan kan dari pada kita ngak punya cinta sama sekali…. he…he…..


Sesungguhnya rasa ini, cinta ini yang sejujurnya tak mampu kubandingkan dengan segala apapun, dengan setiap apapun, dengan siapapun adalah keabadian yang tidak saja tampak indah saat kita kembali tengok sisa-sisa kembara kita disana, dimasa lalu kita serta di depan dari jalan panjang yang kita pilih, percayalah cinta ini, rasa ini masih ada disini, dihati ini bersamamu ! (SD kade tah bisi ceurik)

4 komentar:

damayanti mengatakan...

NK, as always.. he he... Hidup Cikaret89 serta semua cerita yang tersampir di tiap sudutnya..

Tina Siam mengatakan...

Tuh kan sayah bilang juga apah? Kita teh sudah mengorbit di ordinat masing-masing. Biarpun kita kenalnya Nandang tuh sebagai petugas karantina ikan di bandara internasional tea, ternyata dia juga ngorbit di ordinat penyair. Biarpun penyairnya termasuk kategori itung-itungan, tidak apa-apalah, yang penting cinta dapat dan bisa masuk syurga! Hidup cinta....

tong mengatakan...

Akang Zhifago, eh kang Nandang, cinta teh keneh geuning ka almamater? Ari sugan teh.... tos hilap.

nkoswara mengatakan...

Ya, hidup Persib... eh Cikaret 89 ketang. SD, ari cintamu masih sama ngga dengan cintaku ( sama almamster maksudna, he....he...)