Kami sekeluarga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan
Minggu, 31 Agustus 2008
RAMADHAN
Jumat, 29 Agustus 2008
POSKO '89 AWARDS
POSKO ’89
(SUKABUMI - JAWA BARAT)
ATAS PARTISIPASI AKTIF DAN DUKUNGAN SEMANGAT YANG TINGGI
SEMOGA BLOG
POSKO ’89 (supm bogor ’89) DAN
CIKARET ’89 (supm bogor ’89 kenangan)
SEMAKIN SUKSES
Ramadhan, Ya Ramadhan
Di bulan ini kita mengharapkan agar jiwa raga diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT. Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak dilanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt.
Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Pada bulan ini terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Ramadhan adalah bulan dimana Allah menganjurkan kita untuk mempererat tali silaturahmi, memperbanyak ibadah dan berbagi dengan sesama, merasakan penderitaan sesama, serta memperhatikan kehidupan sesama, sebagaimana pesan Rasulullah SAW,
“Wahai semua manusia, sebarluaskanlah salam dan jalinlah tali shilaturrahmi, berilah makan orang-orang fakir dan miskin, bersembahyanglah di tengah malam dimana sebagian manusia tidur nyenyak, maka kamu sekalian akan masuk surga dengan penuh kedamaian.”
أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ
Kamis, 28 Agustus 2008
Ramadhan Mubarak
Marhaban Yaa Ramadhan,
Sungguh menawan kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan.
Puasa Ramadhan semakin dekat, silap dan salah mohon dimaafkan.
Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,Sebelum pintu tobat tertutup,
Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,
Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan
- Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
- Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri;
- Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Dapat kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum'at.Semoga dengan puasa mempertemukan kita dengan Keagungan Lailatul Qadar dan kita semua menjadi pilihanNya untuk dikabulkan do'a - do'a dan kembali menjadi fitrah, Amien
Wassalamu'alaikum Wr Wb,
Ahmad Hadian & Keluarga....
MARHABAN YA RAMADHAN
"Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Ramadhan"
Selamat datang Ramadhan, Selamat datang Ramadhan, Selamat datang Ramadhan
Bulan yang tahun lalu kita lepas kepergiannya dengan linangan air mata, kini datang kembali
Ada rasa gembira, ke-khusyu'-an, harapan, semangat dan nuansa spiritualitas lainnya yang sarat makna untuk diekpresikan.
Ada nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme
Kami juga mengundang rekan semua untuk turut serta mengisi weblog kita dengan materi materi menarik lainnya seputar Ramadhan, melalui posting langsung dari undangan pada gmail anda maupun melalui email ke:
kami tunggu
"Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Datang Kemenangan"
Rabu, 27 Agustus 2008
RUSMONO, APA YANG MAMPU KAMI PERBUAT UNTUKMU?
Rusmono Alm Alumni SUPM 1988 meninggal tahun 2002 di Surabaya, dengan meninggalkan 2 orang Istri dan 3 orang putra – putri. Dari Istri pertama yang bernama Suryati tinggal di Surabaya dikaruniai 2 orang putri, yaitu; Amelia Solehah dan Nurul Fadilah
Sedangkan dari istri ke 2 yang bernama Onah dikaruniai 1 orang putra bernama Fuad yang saat ini duduk di kelas 2 SD di Cirebon.
Aan Andriyani
MUTIARA KATA: Kesuksesan itu ....
- Ketika seseorang mengatakan "apakah tidak hina seorang guru nyambi mencari tambahan penghasilan untuk menghidupi keluarganya dengan nyambi menjadi tukang becak"? Apakah tidak mulia seseorang untuk menghidupi keluarganya menjadi tukang becak, padahal ia adalah seorang guru?
- Ketika seseorang mengatakan "apakah tidak hina seorang PNS dengan pangkat dan gelar akademis yang lumayan, untuk menghidupi keluarganya mencari nafkah dengan nyambi keliling toko berjualan kue?" Apakah tidak hebat, seseorang berjualan kue untuk menghidupi keluarganya, padalah dia adalah seorang PNS dengan pangkat dan gelar akademis yang lumayan
Kenapa banyak dari kita melihat sesuatu hanya dari satu sisi, kenapa kita tidak mencoba untuk melihat dari sisi lainnya?
Selasa, 26 Agustus 2008
MUTIARA KATA: Kesuksesan....
- Kesuksesan tidak dinilai dari seberapa kaya harta yang dimiliki, melainkan dari seberapa banyak harta yang dimiliki yang bermanfaat bagi sesama.
- Kesuksesan tidak dinilai dari seberapa tinggi jabatan yang diduduki, melainkan dari seberapa besar jabatan tersebut mampu memajukan institusi dan mensejahtrakan staffnya.
- Kesuksesan tidak dinilai dari seberapa banyak gelar akademis yang diraih, melainkan dari seberapa banyak hasil diperoleh dari banyaknya gelar tersebut yang bermanfaat buat orang lain.
Senin, 25 Agustus 2008
RUSMONO: DALAM KENANGAN
TENTANG KEBERANIAN ITU
TENTANG KEBERANIAN ITU …….
NandKosw : U/ masa depannya Nabila & adik2, Haifa dan Putra Nurkholis
Brooks, Dean dan Jenice sesungguhnya adalah manusia-manusia pemberani. Brooks seorang dokter tentara yang setiap hari terpaksa mengamputasi tangan dan kaki dari serdadu – serdadu yang terluka dan sudah entah berapa ribu kaki atau tangan yang harus ia potong sekedar memberi pengharapan hidup semu buat serdadu – serdadu yang telah kehilangan harapannya untuk bisa hidup alakadarnya atau sekedar memberi penghiburan kata – kata yang sesungguhnya adalah kata - kata kematian bagi serdadu - serdadu yang sedang meregang nyawanya, Brooks adalah seorang yang sangat luar biasa, ia hidup dengan keberaniannya…….. Dean selalu berada digaris depan pertempuran ketika serdadu – serdadu lainnya lebih memilih mundur daripada mereka harus menukar nyawanya dengan kematian yang tidak jelas diperuntukkan untuk apa dan siapa, tapi tidak untuk Dean, perang adalah sesuatu yang harus ia menangkan dan semuanya ia pertaruhkan untuk kemenangan perang itu, betapa Dean menjadi sangat luar biasa, ia tegak berdiri dengan keberaniannya……... Dan ketika Jenice harus kehilangan kedua tangannya akibat perang itu, kehilangan yang dia persembahkan untuk negaranya, sesungguhnya sebagai satu – satunya serdadu wanita Jenise telah membuktikan keberaniannya, ia harus kehilangan karena keberaniannya……... Ketika akhirnya mereka kembali kedunia yang bukan perang, didunia itu pulalah keberanian mereka diuji. Brooks tampak bagai pecundang melihat anaknya telah hancur karena narkoba, Dean betapa menjadi sangat terguncang mendapati kematian sahabat masa kecilnya dan Jenise menjadi sangat rapuh mendapati anak perempuannya lapar dan terlantar. Sesungguhnya disitulah keberanian mereka sebagai orang – orang pemberani sedang diuji tidak dalam perang tapi dalam kenyataan, anaknya Broooks yang hancur, sahabat kecilnya Dean yang mati terbunuh juga anaknya Jenise yang lapar dan terlantar, akankah mereka masih tetap sebagai orang – orang pemberani denga semuanya itu? Jawabannya Ya, karena pada kenyataaannya mereka mampu mengalahkan semua itu, semua kegundahan dan ketidakberdayaan mereka dalam perang atau dalam kehidupan nyata dengan keberaniaannya karena sesungguhnya mereka tetaplah sebagai orang – orang pemberani…… (Home Of The Brave, sebuah Film)
Suatu ketika , awal 90-an dihampir separuh perjalanan menuju puncak gunung cikuray di Garut selatan, salah seorang diantara kami ber-empat (Alhamdullillah sekarang beliau sudah haji dan punya pesantren sendiri) sudah sangat kelelahan dan sudah tak mampu lagi melanjutkan perjalanan. Secara fisik memang sudah sangat mustahil buat dia untuk terus berjalan apalagi bisa sampai dipuncak gunung itu, ia sudah menyerah. Ia memang sudah kalah tapi tidak buat kami bertiga walaupun kami sama- sama lelah akan tetapi pada diri kami masih tersisa satu keberanian , keberanian untuk mengalahkan rasa takut dari diri kami sendiri, ketakutan kami terhadap ketidakmampuan kami mencapai puncak itu. Keberanian yang masih tersisa itulah yang pada akhirnya kami bagi pada teman yang sudah menyerah untuk mengalahkan ketakutannya dan membangkitkan kembali tekadnya untuk menyelesaikan perjalanan itu bersama – sama ……. (BangDed, Beb, Mbang, kapan kita bisa kumpul lagi!)
Sesungguhnya kita semua sudah sangat kehilangan dengan perginya mereka, Azis, Amin serta Kholis. Kita sudah sama - sama berduka dan menangisinya bersama dan sekarang kedukaan kita, kehilangan kita tidak lagi menjadi berarti seandainya kita mau meluangkan sedikit dari waktu kita untuk memikirkan nasib dan keadaan orang- orang terdekat dari mereka yang ditinggalkan. Angkatan 89 adalah angkatan dengan teman-teman yang penuh keberanian. Kita semua pemberani, berani menghadapi kenyataaan bahwa mereka telah tiada, berani mengakui bahwa kita sesungguhnya adalah jauh lebih beruntung dari mereka, berani meluangkan waktu kita untuk mereka, berani bersama – sama memikirkan masa depan mereka. Kita semua sudah kehilangan Azis tapi jangan pernah lagi kita kehilangan masa depan putra - putrinya Azis……., kita semua sudah kehilangan Amin tapi jangan pernah lagi kita biarkan hilangnya masa depan putrinya Amin…….., kita semua sudah kehilangan Kholis tapi jangan pernah lagi kita membiarkan mereka kehilangan masa depannya …….. hanya karena kita tak berani mengakui sesungguhnya kita adalah orang – orang yang jauh lebih mampu dan beruntung dibandingkan mereka , orang – orang tercinta yang Amin, Azis dan Kholis tinggalkan……(Salam Terindah buat Nabila serta adik2, buat Haifa juga buat putra – puterinya Nurkholis)
Sabtu, 23 Agustus 2008
Senar yang putus
Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak, “Hebat, hebat.”
Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar. Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu.
Dengan mata berbinar dia berteriak, “Peganini dengan satu senar.” Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat terkejut dan kagum pada kejadian ini.
~~~
Jumat, 22 Agustus 2008
MERDEKA BUNG !
MAKNA SEBUAH KEMERDEKAAN
Maka sesungguhnya dalam hidup kita ini tidak boleh ada siapapun dan atau sesuatu apapun yang "menjajah" atau menguasai diri kita baik itu melalui kekuatannya yang besar maupun melaui daya tarik nya yang lembut namun secara tidak kita sadari bisa melarutkan kepribadian kita sebagai seorang hamba Allah swt.
Tetapi pada kenyataannya hari ini, kita masih sering terjajah dan terkuasai oleh sesama makhluk. Kita masih suka takut kepada sesuatu lalu taat dan menghambakan diri kepadanya, hanya karena sesuatu itu kita yakini sebagai sumber kehidupan bagi kita. Terkadang kita masih rela melayani sesuatu dengan khusyuk hanya karena kita yakini sesuatu itu sumber keselamatan dan kesembuhan kita, atau kita masih sering hanyut dalam mencintai suatu kebiasaan yang makruh bahkan haram hanya karena kita beranggapan bahwa sesuatu itu selama ini menjadi sumber ketenangan dan inspirasi bagi kita, bahkan masih ada saja manusia yang rela merendahkan dirinya dihadapan benda-benda mati namun dianggapnya memiliki keramat tertentu hanya karena berharap jabatan dan kemuliaan...Na'udzu billah min dzalika.
Padahal Rasululah saw ada bersabda : “Barang siapa menghinakan dirinya dengan sukarela tanpa dipaksa maka ia bukan golonganku”
Hadlirin rahimakumullah,
Dalam konteks pergaulan internasional, Islam memerangi penindasan yang dinamakan penjajahan dalam segala bentuk apapun juga. Ajaran Islam sama sekali tidak membolehkan suatu bangsa menguasai atau memaksakan kehendaknya kepada bangsa lain, seorang manusia menguasai manusia lain. Kita harus ingat perkataan khalifah Umar bin khattab ra kepada Am’ru bin ‘Ash : “Sejak kapan kalian memperbudak manusia sedangkan ibunya telah melahirkan mereka dalam keadaan merdeka”
Mungkin ada pertanyaan, mengapa dahulu Rasulullah saw melakukan peperangan bahkan menyerang pihak lain ?? sesungguhnya apa yang dilakukan Rasulullah Saw dan para khalifah dalam memerangi bangsa lain bukanlah bentuk penghinaan atau perbudakan kepada mereka. Tetapi merupakan konsekwensi dari kedudukannya sebagai Al ustadziyatul ‘Alam (Pemandu/pemimpin/kholifah dimuka bumi ini) terkait dengan amanah yang dipegangnya untuk menegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini, sehingga peperangan yang dilakukan dalam ajaran Islam pada dasarnya adalah dalam rangka menjaga agar hanya Allah SWT- sajalah yang disembah oleh manusia atau dengan kata lain memerangi manusia untuk membebaskan diri dari menyembah selain Allah kepada menyembah Allah semata. Karena Allah SWT memandang bahwa apabila manusia menyembah selain kepada Allah, maka itu adalah fitnah kepada ajaran tauhid yaitu Islam, yang dinyatakan dalam QS : Al Anfal : 39,
“Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata -mata hanya untuk Allah, Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan”
Umat Islam sangat dilarang untuk bersikap lunak atau tunduk kepada orang-orang yang berusaha mengganggu, menghinakan dan menjajahnya. Apabila hal tersebut terjadi maka ketentuan syar’i berlaku atasnya yaitu jatuhlah ketentuan kewajiban jihad fisabilillah kepada seluruh ummat Islam. Bagi mereka muslim yang berjihad fi sabilillah, telah dijanjikan kemenangan dan dukungan baik di dunia, serta kenikmatan abadi di akhirat. Bahkan Islam mendeklarasikan bahwa jihad adalah amalan yang paling utama setelah iman
“Orang-orang yang beiman dan berhijrah serta berjihad dijalan alah dengan harta dan diri mereka adalah lebih tingi derajatnya disisi allah dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS at Taubah : 20)
Hadirin sidang jum’at Rahimakumullah,
Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa apabila ummat Islam tertindas maka mereka akan bersikap bagaikan lebah. Lebah akan selalu berbuat kebaikan, menghasilkan madu yang memberi mashlahat bagi semua orang tetapi ketika mereka diganggu tak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali menyerang untuk mempertahankan keberadaan dan kehormatannya. Para mujahid dan mujahidah Islam seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung, Sultan Baabulah, Si Singamangaraja dan masih banyak lagi yang lainnya dengan kesadaran pemahaman yang tinggi tentang kedudukan jihad & mati Syahid dalam Islam, mereka mengangkat senjata memerangi kaum penjajah yaitu orang-orang kafir yang ingin memusnahkan orang-orang yang beriman. Mujahid–mujahid besar seperti Jendral Soedirman & Bung Tomo adalah orang-orang yang taat beribadah dan selalu bermunajat kepada Allah sebelum melakukan penyerangan-penyerangan dan selalu menggelorakan semangat jihad dengan takbir kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin sidang Jum'at yang mulia.
Lalu apa yang kita lakukan saat ini, darah dan harta yang telah mereka korbankan sehingga mereka gugur sebagai syuhada telah kita sia-siakan, mereka membangun tonggak-tonggak negara dengan kalimat Allah, sementara generasi pewarisnya asyik menggerogoti pilar-pilar yang mereka bangun, sebagian diantara ummat Islam saat ini lupa akan jasa-jasa besar mereka.
Kalau kita renungkan rasanya janggal dan ironi kalau kita memperingati ulang tahun kemerdekaan ini kita rayakan dengan acara-acara yang sifatnya bertentangan dengan agama yang cenderung pada perbuatan-perbuatan maksiat. Masih banyak masyarakat yang merayakan hari kemerdekaan dengan menggelar panggung rakyat yang menampilkan atraksi-atraksi seni yang pada dasarnya sangat jauh dari ajaran-ajaran Islam. Padahal pada acara-acara semacam itu sudah menjadi kebiasaan bila para wanita menampakkan aurat, dihiasi dengan campur aduknya antara pria dan wanita, diwarnai dengan minum-minuman keras bahkan narkoba atau perjudian atau bahkan sering diakhiri dengan kekerasan bahkan pembunuhan seperti diberitakan dalam media massa baru-baru ini disebuah daerah di negeri kita.
Cara-cara memperingati kemerdekaan seperti ini sebenarnya adalah sebuah paradoks. Ibaratnya memerdekakan diri secara fisik dari penjajahan kaum asing tetapi pada saat yang sama kita memasukkan diri kepada penjajahan hawa nafsu, karena hal-hal seperti itu adalah praktek penyembahan hawa nafsu, seolah-olah hawa nafsu adalah Tuhan.
“Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. ( QS al Furqon : 43)
Kemerdekaan yang kita raih saat ini sudah seharusnya kita isi dengan cara mensyukurinya, bukan lantas membuat Allah murka kepada kita.
Saudaraku muslimin rahimakumullah,
Mari sekali lagi kita coba renungkan, bahwa kemunduran negara kita sekarang ini baik ekonomi, politik, hukum, akhlak/moral, budaya, dan agama sungguh mirip sekali dengan apa yang dialami oleh kaum Saba’. Bangsa Saba’ adalah bangsa yang dikaruniai negeri yang subur dengan teknologi irigasi yang mampu mensuplai kebutuhan air bagi pertanian pada zamannya, sehingga segala apa yang ditanamnya bisa tumbuh dengan baik, kemudian Allah SWT memerintahkan kepada mereka supaya bersyukur tetapi mereka malahan menjadi kufur dan lalu Allah SWT menimpakan (sa-ilul 'arim) bencana banjir besar kepada mereka. Diterangkan dalam Al Qur’an ,
“Mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kebun yang ditumbuhi pohon yang buahnya pahit (Pohon Atsl) dan sedikit pohon Sidr. (QS Saba’ : 16)
Oleh karena itu mari kita jadikan peringatan hari kemerdekaan sebagai momentum mengubah diri kita menjadi pribadi yang merdeka dari perbudakan manusia kepada manusia yang lain, merdeka dari perbudakan hawa nafsu dan mampu mensyukuri kemerdekaan dengan cara beribadah kepada Allah swt. Baik ibadah-ibadah khusus seperti sholat, zakat, infaq, puasa, haji atau ibadah umum misalnya bekerja membangun bangsa ini dengan cara-cara yang lebih baik, jauh dari penyimpangan-penyimpangan. Sudah saatnya kita kembangkan budaya malu mencuri dan korupsi sebab hal itu sejatinya sama dengan membocori perahu yang kita tumpangi bersama. Mari kita kembangkan pola hidup sederhana, bukankah negeri ini diperjuangkan dengan segala kesederhanaan lalu kemudian bisa merdeka atas berkat rahmat Allah swt.
Semoga Allah memberkahi kemerdekaan yang kita raih dan meridhoi apapun yang kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan ini.
Aquulu qowli haadza wa astaghfirullaha liy walakum.
Kamis, 21 Agustus 2008
PERENUNGAN: Andai esok tak ada lagi waktu....
Ketika anak dan istrinya mengajaknya berlibur pada hari libur kerja, dia sedang banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga tidak memungkinkannya untuk meluangkan waktu, dia berpikir, ”toh esok masih ada waktu, saya akan mengajak mereka liburan walau ke luar negeri sekalipun”.
Ketika teman-temannya semasa di sekolah mengajaknya kumpul reuni, ketika tetangganya mengajaknya hadir pada acara kenduri, ketika warga sekitarnya mengajaknya gotong royong, dan yang lainnya, ketika itu pula pekerjaan dan tugas kantor lebih penting menghalanginya dari hanya sekedar menghadiri acara reuni, kenduri dan gotong royong. Dia berpikir, ”toh esok masih ada waktu, saya akan menghadiri, bahkan kalau perlu saya akan membiayayi semua acara tersebut”
Ketika tetangganya yang sangat miskin membutuhkan pertolongannya untuk meyekolahkan anaknya, dia tidak bisa menolongnya karena kebetulan saat itu dia sedang sangat perlu uang untuk merenovasi istananya. Dia berpikir, ”toh esok masih ada waktu, saya akan menolong dan membantu orang sebanyak-banyaknya”.
Ketika satu persatu teman-teman, tetanga, bahkan anak dan istrinya meninggalkan dirinya, dia berpikir, ”toh esok masih ada waktu, aku akan berbuat baik pada mereka dan mereka pasti akan kembali padaku”.
Bahkan, pada saat ibunya diberitahu sakit, saat itu ia sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tak memungkinkannya untuk hanya sekedar menengok ibu yang yang telah mengandung dan membesarkannya dengan keringat dan nyawanya, dia berpikir ”toh esok masih ada waktu, saya akan menengok dan membawa ibu ke rumah sakit, besok”. Dia lupa bahwa waktu bukanlah miliknya, sang Ibu meninggal sebelum datang hari esok, sebelum dia sempat berterima kasih atas segala pengorbanan sang Ibu.
Demikian dan terus demikian setiap waktu berlalu, tanpa sedikitpun dia mampu berbuat untuk hari ini, karena di selalu berpikir bahwa esok masih ada waktu. Sampai pada suatu ketika dia sakit sangat parah dan hanya mampu terbaring sendiri dalam kesakitannya, tanpa ada yang mau menolongnya. Saat itu dan hanya pada saat itu dia baru berpikir, ”seandainya esok tak ada waktu, maka aku akan terbebas dari siksaan maha berat hari ini. Namun Tuhan berkehendak lain dengan terus dan terus memberinya hari esok, sehingga semakin menambah panjang penderitannya. Sampai pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak lagi menunggu esok, melainkan memutuskan untuk menyudahinya saat itu.
Hari itu, menjelang magrig pada 17 Agustus 2008, disebuah dusun yang senyap, aku menyaksikan tangis haru seorang ibu, seorang nenek yang sangat mencintai cucunya, dalam pelukan erat tangan rentanya, dalam doanya, dalam ketulusan hatinya, melalui saya dia haturkan jutaan terima kasih untuk kita semua, rekan-rekan almamater tercinta yang masih peduli akan nasib penerus puteranya.
Ta'ziyah
Buat kita yang sedang merasa "mendapat ujian", baik berupa musibah - kehilangan orang terkasih, kehilangan harta, dll.- semoga kita tetap optimis, Maupun berupa anugerah - study/karier/bisnis yang sukses- (sebab anugerah pun hakikatnya adalah sebuah ujian)......
semoga kita "sabar" menerima kesuksesan ini.
Kata Allah;
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (al Hajj:64)
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (al Hadid:22)
Saudaraku, kehidupan ini hakikatnya adalah sebuah perjalanan, dan dunia ini adalah terminalnya. Akan ada banyak hal yang datang dan akan ada banyak pula yang pergi. Datang dan pergi, kehadiran dan kepergian adalah warna yang lazim bagi kehidupan ini.
Ada sebuah kisah;
Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan. Anak anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat embmeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller di bank itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor.
Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 150 ribu rupiah. Begitu senangnya, lelaki tersebut lalu mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral.
Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya -batin lelaki itu- karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 150 ribu rupiah, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 500 ribu rupiah kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 1 juta rupiah. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi Rp1.250.000,- Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan iapun beranjak pulang. Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai Rp 1.250.000,-. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi? Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, nggak apa-apa katanya. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".Saudaraku, pelajaran apa yang bisa kita dapati dari kisah sederhana tadi ?
Pasti banyak hal yang mengharu biru dalam benak kita, setelah menyimak kisah itu. Ada sesuatu yang sulit untuk diucapkan, terlebih jika kita membayangkan kalau kita adalah si lelaki tersebut. Lalu terbayang juga dalam alam khayal kita betapa akan kecewa dan sedihnya isteri kita jika kita berterus terang dengan kisah seharian yang dialami itu kepadanya.
Apapun komentar kita tentang kisah ini, yang pasti kita telah mendapatkan sebuah pelajaran yang amat berharga tentang sebuah kebesaran hati dan kecerdasan spiritual seorang lelaki dalam menghadapi situasi yang amat sulit dalam hidupnya. Kemudian kita mendapatinya sebagai seorang yang begitu faham tentang sebuah makna pemeliharaan dari Yang Maha memelihara kehidupan manusia. Sebab hanya dengan pemahaman yang benar akan hakikat kehidupanlah seseorang akan bisa dengan tegar menghadapi kenyataan seperti ini.
Saudaraku, kita seringkali dihadapkan kepada persoalan kehidupan yang sulit seperti itu lalu kita terperosok kedalam masalah yang membebat hati. Akan bertarunglah antara kepasrahan akan ke Mahaan Allah sebagai zat yang menghidupkan kita, mengatur rezeki kita dan kelak akan mencabut segala fasilitas hidup yang selama ini kita nikmati, dengan kedangkalan fikroh kita akibat kebodohan imaniyah kita. Seringkali kita tak mampu menerima kenyataan seperti ini lalu kemudian kita mempersalahkan Allah, lalu mata kita buta terhadap kasih sayang Allah dalam bentuk lain kepada kita, lalu telinga kita tuli akan taujih-taujih robbaniyah yang bisa membimbing kita dari ketergelinciran fikroh, akhirnya hati kita dibekukan dari kesyukuran, padahal dalam setiap keadaan selalu saja ada hikmah dan manfaat bagi kita kalau saja kita cerdas menyikapinya.
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika suatu saat kita akan kehilangan jabatan ini? Ketika suatu saat kita akan kehilangan pekerjaan ini? Ketika suatu saat kita akan kehilangan kehormatan hidup ? Bukankah kita pada awalnya hanyalah seorang pemuda yang datang mengadu nasib diantara sekian banyak pesaing, dan kesemuanya tidak memiliki modal apapun kecuali harapan. Bukankah dahulunya kita tidak tahu apa-apa ? maka jika sekarang kita jadi tahu apa-apa, ini adalah bentuk dari karunia Allah juga.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(an Nahl:78)
Saudaraku, kisah ini bisa menimpa siapa saja termasuk kita. Boleh jadi kisah serupa ini akan menimpa kita suatu waktu dengan bentuk dan alur cerita yang tidak persis sama namun memiliki kesimpulan yang serupa. Yang pasti kehilangan akan sesuatu akan menghampiri kita suatu saat karena segala sesuatu yang ada dibumi ini tidak ada yang kekal, kecuali apa-apa yang ada disisi Allah.”Maa indakum yanfaddu wamaa indallahu baaq”
Bersiaplah menghadapi kehilangan suatu saat. Kemudian jadilah kita lelaki yang cerdas bersikap dalam situasi yang amat genting seperti itu, marilah kita fahami dari apa kita berasal, dan terakhir dari segalanya adalah bersandar kepada Allah niscaya Allah akan memberi kita jalan keluar terbaik. Insya Allah.
Selasa, 19 Agustus 2008
OLEH-OLEH DARI GARUT 1
Rabu, 13 Agustus 2008
KENAPA AKU DIUJI?
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Rasa Frustasi?Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Bagaimana Aku Harus Menghadapinya?Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allahsupaya kamu beruntung.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,
Apa Yang Aku Dapat Dari Semua Ini?Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.QS.At-Taubah : 111
Kepada Siapa Aku Berharap?Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal.
Aku Tak Dapat Bertahan Lagi!!!!!dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.QS. Yusuf : 87
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.
Mari kita berbenah dan terus berbenah..untuk memepersembahkan yang terbaik dalam masa hidup kita..Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah…Dimanapun. kapanpun dan dengan siapapun..selama Allah SWT menjadi
“..just The One goal..”
Ilmu yang kita miliki tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya.Niat tidaklah cukup; kita harus melaksanakannya.
MOHON DOANYA
Selasa, 12 Agustus 2008
ADIK KITA: ANGKATAN '92
Senin, 11 Agustus 2008
Siang di Cirata
Siang di tepian waduk Cirata yang puannas...saya agak kaget ketika tiba-tiba ada seseorang menyapa dengan ramah, yang pasti saya inget mukanya tapi lupa nama...maklum sudah menjelang 4o...aduh tua banget ya...kalo inget umur....akhirnya setelah bersusah payah mengingat ketemu juga deh namanya Sujono...yup, wajahnya masih sumringah seperti dulu, badannya juga gak melar kayak Nandang ya...(sorry...NK). Dari obrolannya ternyata juniornya Sujono lagi sekolah di SUPM Lampung, wah...memang cinta mati sama SUPM ya....saya juga baru tahu kalau beliau ini kerjanya di Cikaret, walaupun dia bilang sering ke Sukabumi tapi saya gak pernah ketemu tuh....
Kamis, 07 Agustus 2008
SETELAH KITA BERJALAN JAUH.....................
Jennifer Parker sedang menghitung hari menanti masa suramnya tiba padahal beberapa saat sebelumnya ia adalah primadona untuk dunianya, seorang pengacara yang brilian, seorang muda dan tentunya seorang yang jelita. Buat Jenny hidupnya sekarang tak ubahnya seperti seseorang yang sedang berjalan tertatih - tatih diatas jembatan gantung yang tali temalinya rapuh dan tiang – tiangnya lepuh yang mengalir dibawahnya sungai yang deras dan dalam, hidup yang sangat melelahkan dan sarat dengan pertaruhan, Jenny sedang menukar masa lalunya yang digjaya dengan masa depannya yang teraniaya, semakin kuat ia mengingat masa indahnya kemarin semakin kuat juga ia berharap akan masa depannya meski ia tahu masa indahnya akan segera berakhir akan tetapi diantara sedikit tersisa ruang dan waktu dari pertaruhan itu ia harus mampu membuatnya tetap berdiri tegak seumpamakan kunang – kunang di gelap gulita ia percaya cahaya itu masih ada cahaya yang meneranginya berjalan , ia percaya harapan itu masih ada harapan akan masa bahagianya, ia percaya kebaggaan itu masih ada kebanggaan yang membuatnya bertahan, dan iapun masih percaya dalam kenistaannnya sekalipun ….ia masih mampu meraih masa depannya. (Jennifer Parker, Malaikat Keadilan, sebuah Novel)
Nayla adalah seorang anak yang terlalu biasa jika dibandingkan dengan anak – anak seusia dan sepermainannya, anak – anak empat tahun-an. Dimata saya, ia tak lebih dari seseorang yang seenak dan semaunya menjalani rutinitas hari - harinya sebagai anak – anak, ia bermain, bersekolah dan bertemanpun tergantung dari maunya, sekehendaknya tanpa membedakan kapan, dimana serta dengan siapa, sepintas tampak ada kebimbangan ada keganjilan sekaligus ada kekhawatiran terjadi padahal sesungguhnya lebih jauh itu ia sedang belajar memformulasikan hidupnya menjadi apa dan seperti apa, ia sedang belajar memaknai kehidupannya. Seorang Nayla dalam keluguannya sedang berjuang mencari kehormatannya, seorang Nayla dalam kesemauannya sesungguhnya ia sedang belajar mensyukuri kehidupannya. Saya tak bisa memaksa pada sesuatu apapun untuk sesuatu yang tidak bisa dia lakukan karena saya yakin pada saatnya nanti dengan kehormatan dan kesyukurannya ia akan mampu meraih masa depannya…….. .
(Nayla Sucianti Koswara, 4 thn 4 bln, Anak Bungsu saya)
Betapa ruang dan waktu dulu telahlah menjadi usang seiring dengan telah jauhnya kita berjalan dan lamanya kita berpisah, kitapun menjadi tua bersama untuk memulai kembali mengingat satu persatu dari masa lalu kita, sekedar menghafal kembali syair dan lagu yang pernah kita nyanyikan, seburam apapun kita disana, tak seorangpun dari kita mampu mengingkarinya bahwa kita pernah bersama. Setelah lkebersamaan itu jauh kita tinggalkan mungkin terlalu banyak diantara kita yang akhirnya beruntung dan mungkin terlalu banyak diantara kita juga yang pada akhirnya kurang beruntung, sebab torehan nasib bukanlah satu hitungan angka matematis tapi siapapun kita pada akhirnya juga tak bisa menolak akan tibanya peruntungan itu yang baik ataupun buruk. Jennifer Parker dalam kegamangan masa depannya dan bayangan masa indahnya pada kenyataannya ia tidak pernah berhenti berharap bahwa masa depannya masih ada …. Nayla juga dalam kesemauan, keluguan juga kekanakannya iapun tahu kelak ia akan meraih masa depannya ….. Setelah kita berjalan jauh dan kita tinggalkan semuanya dan kembara ini akan segera berakhir, kitapun bersiap menerima torehan nasib yang berbeda satu sama lainnya karena pada hakekatnya telah terlalu lama kita menjadi berbeda dan dibedakan tapi seindah atau seburam apapun kita kini tetap tak mampu merubahnya untuk tetap kita bersama disana dimasa lalu kita dan disini dimasa depan kita karena sesungguhnya hidup tidaklah pernah lari ke belakang atau berhenti pada satu titik meski itu indah sekalipun……( SD thanks ya atas berbagi sayangnya ma Nayla )
Selasa, 05 Agustus 2008
SALAH SANGKA
Alkisah, waktu itu sekitar jam delapan malem, sehabis makan malem, kami bersantai sejenak di ruang keluarga. Ada yang nyatet-nyatet, ada yang baca majalah, ada yang ngemil ( ga ada kenyangnya...), dan ada yang mengkhayal.Di tengah suasana tersebut, tiba - tiba muncul ( entah dari arah mana!! ), nenek -nenek bongkok dengan rambut awut-awutan dan pakaian yang dekil serta kakinya itu lho, ..kotor banget !! dan langsung menuju ke arah kami. Kontan kami semua terperanjat dan takut,apalagi si mbak yang biasa masakin dan nemenin kita udah pulang! Ditambah lagi lampu di ruangan itu nggak terlalu terang alias remang-remang,ihh....sereeem deh!
Dalam ketegangan tersebut tiba-tiba ada yang nyeletuk, '' Eh,itu orang gila!".....( kalau nggak salah ingat,itu suaranya Carsini, atau Daeng Nur ?! ). Kontan saja kami semua lompat tak tentu arah untuk menyelamatkan diri masing-masing. Masih jelas dalam ingatan saya, Yanti sembunyi di belakang kursi karena nggak bisa lari ( sakit atau kegendutan,bu?). Saya sendiri sempat loncat dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri dalam kamar yang ternyata kuncinya sudah rusak! Yang ada di benak saya waktu itu hanyalah bagaimana caranya menghindar sejauh mungkin dari nenek gila itu, apalagi sekilas saya sempat melihat nenek itu membawa sesuatu ( parang?batu?). Sialnya, saya malah terjebak dalam kamar yang kuncinya rusak!
Satu-satunya usaha yang sempat terpikir adalah mengganjal pintu kamar dengan tubuh saya! Kesalnya lagi, usaha itu saya lakukan sendirian, padahal di dalam kamar ikutan nebeng sembunyi 2 orang lagi ( udah nggak inget siapa ). Sambil menahan pintu supaya tidak bisa dibuka dari luar, saya tak kuasa menahan airmata. Saya menangis karena takut,panik,dan hampir putus asa! Siapa coba yang nggak takut sama orang gila, soalnya mereka kan kebal hukum?! Mana di kampungnya orang lagi, jauh dari orang tua....( he..he...dasar cengeng aja...).
Detik demi detik berlalu, sampai kira-kira 15 menit kemudian saya mendengar suara pintu kamar diketuk dari luar. Saya semakin merapatkan badan saya untuk mengganjal pintu, dengan tubuh yang gemetaran nggak karuan. Saya pikir waktu itu saya nyaris tak sadarkan diri....Lalu terdengar suara,'' Rien, udah aman, keluar aja nggak apa-apa kok".Tapi saya belum punya keberanian untuk keluar kamar, hingga akhirnya 2 teman saya yang ikutan sembunyi berinisiatif untuk keluar duluan.
Ketika saya keluar kamar, saya langsung dipeluk oleh Carsini dan diberi minum air putih biar agak tenang. Lalu dia mulai menjelaskan bahwa nenek-nenek itu bukanlah orang gila,tetapi warga setempat yang datang untuk menjenguk kami sekaligus membawakan kue-kue! Olala...., ternyata...!! Dan Informasi belakangan, si nenek ternyata koleganya Carsini!
Whatever, semua kenangan yang terjadi selama kita di kampus OVA tercinta, tidak akan terhapus begitu saja. Semua akan menjadi kenangan terindah dalam perjalanan hidup saya. Cars, kamu mestinya bertanggung jawab atas insiden tersebut lho...
KENANGAN TERSISA
Setelah 20 tahun berlalu hanya beberapa gelintir saja yang sempat ketemu antara lain Laminen, ketika itu sekitar tahun 2005 di lab. riset kesehatan ikan (waktu itu masih di Ps. Minggu) sayangnya karena acara padat kita nggak sempat banyak ngobrol; berikutnya TB.Haeru yang bawa rombongan STP ke BBPBAT dan penampilannya gak berubah juga gaya bicaranya. Komsatun ketemu di Situbondo lagi sibuk dengan kerapu bebeknya, terakhir ketemu Puji di Sukamandi nah...sama Puji sih agak lama bisa ngobrol sampai ngantuk......
Dari berbagai pertemuan itu Alhamdulillah setelah sekian tahun berpisah kok rasanya kita tetep seru ya untuk ngobrol, cerita masa lalu, cerita kabar dari teman-teman yang lain....Terakhir dengan adanya blog ini ketemu juga sama Otong, Santi (mana gambar terbarunya...?) Tina (mulanya saya gak percaya dikasih tahu Dini bahwa Tina nikah dengan Mahmud, dipikir teh beda karakter gitu....), Patriani, Nandang walaupun hanya di dunia maya...tentu saja moga-moga kita bertemu di reuni nanti... yang pasti dengan silaturahmi tetap terjaga, itu membawa kebahagian tersendiri buat saya tentunya juga buat teman-teman yang lain, walaupun dengan suatu alasan masih belum bisa gabung ke blog ini.
Minggu, 03 Agustus 2008
KEPERGIAN ITU..............

Alice, demikian dikisahkan dalam film " When a Man Love a Women " selain sebagai seorang frofesional sukses, periang dan tentunya cantik jelita ia juga adalah ibu dari seorang anak laki-laki yang sedang lucu-lucunya. Untuk seorang wanita ia tergolong sempurna, harta yang berlimpah, karir yang cemerlang, keluarga yang harmonis dan yang lebih penting ia punya suami yang sangat mencintainya. Tetapi dibalik semua kesempurnaan itu sesungguhnya ia menderita sakit yang teramat parah yang ia simpan rapat–rapat dalam riang dan tawanya. Buat Alice bahagia dan sakit adalah suatu dimensi kehidupan yang teramat tipis batasnya ia hidup dalam dunia yang telah memberinya kebanggaan dan semangat untuk tetap bertahan. Betapa luar biasanya Alice ia punya segalanya tidak saja senyum dan bahagia itu tapi juga rasa sakit yang terus menerus menderanya sampai akhirnya Tuhan memanggilnya untuk kembali, iapun berpulang dengan indah dan gagah padahal tak seorangpun mengetahuinya bahwa sesungguhnya ia pergi dengan rasa sakit itu ……
Beranda itu termasuk yang paling luas untuk rumah-rumah di perkampungan kumuh itu, hingar bingar orang – orang yang berjoget dan menari – nari sangat berlawanan dengan suasana sendu di dalam rumah itu, seorang muda di kampung Bajo itu telah mati. Di beranda itu, tak sedikitpun tampak suasana dukacita karena sesungguhnya buat mereka kematian bukanlah sesuatu yang mesti diratapi, anak muda yang mati itu telah lulus dalam pencapaian eskalasi hidupnya ia lahir, berjuang, mati dan anak bajo itu berhasil mencapai kulminasinya, ia mati dengan meriah …….
Disenja yang mulai temaram dibukit kurusetra yang menjadi lengang, Bisma yang bijak, sholeh serta sakti mandraguna tersenyum indah ia sedang bahagia ia sedang menunggu kematiaannnya, kematian yang telah lama ia nantikan dan srikandi telah memberinya masa bahagia itu sehingga akhirnya Bismapun bisa mati dengan gagah…….
Saudaraku Nurkholis, Abdul azis dan Amin Mulya engkaupun telahlah berpulang ke haribaanNya seduka apapunku kini tetap tak bisa membuatmu kembali disini dan ku telahlah kehabisan kata-kata untuk dapat meratapimu pergi, aku memang bersalah padamu saudaraku, bersalah karena aku merasa jauh disaat engkau pergi, bersalah karena ku tak bisa menghalagimu untuk dipanggilNya, bersalah karena ku telah membiarkanmu pergi menghadapNya, akan tetapi percayalah saudaraku, meski pergimu tak seindah alice yang jelita tak semeriah anak bajo di kampung kumuh itu dan tak segagah bisma yang sakti mandraguna, kalian berpulang dengan keagunganNya,
kalian pergi dengan SyurgaNya ………
Jumat, 01 Agustus 2008
Kabar dari Lombok.........

Sebelum berangkat saya mencari informasi tentang alumni, kemudian ada yang memberi nomor HP Jumawal, setelah sms-an saling berkirim kabar kami janjian akan bertemu di Mataram.

Karena pesawat dari Jakarta terlambat, maka kami baru sampai di Mataram setelah hari beranjak malam, ternyata Jumawal sudah menanti di Bandara, bahkan dari sore hari! Jumawal tidak banyak berubah, di luar fisiknya yang semakin subur dia tetap Jumawal seperti 20 tahun yang lalu. Berbicara dengan tenang, penuh senyum, dan

Esoknya kami masih sempat bertandang ke rumah Kak Sabara, dia sekarang sudah menjadi Kepala Balai Benih Ikan di Lombok Tengah (?). Kami dijamunya dengan ikan bakar dan plecing kangkung Lombok yang terkenal itu. Eh, rasanya enak banget lo, dan kangkungnya unik : berbatang besar, pohonnya tinggi (apa panjang ya?) dan rasanya renyah banget. A Obing malah sempat-sempatnya bawa kangkung Lombok untuk oleh-oleh, karena emang ngga ada di tempat lain. Wah, sampe sekarang saya masih juga heran, kok ada ya kangkung yang kayak Amdali (maksudnya tinggi, besar, dan renyah) hehe….. Sory Beh, cumin becanda
POSKO ‘89 AWARDS
MENGANUGRAHKAN PENGHARGAAN
TERBAIK BULAN JULI 2008
KEPADA:
PATRIANI
(BATANG - JAWA TENGAH)
ATAS IDE DAN DEDIKASINYA YANG TINGGI BAGI TERCIPTA DAN TERLAKSANANYA POSKO 89 PEDULI DALAM BLOG INI
SEMOGA
AMIN
CintaKu, DiriMu dan Selanjutnya ……
Saya bukanlah seorang Dr. Zhifago yang rela mati untuk cintanya saya hanyalah seorang yang terlalu biasa-biasa dan bukan siapa – siapa (Ceuk Neng Tina mah (sumpah saumur2 kakara sy nyebut neng ka dirimu teh) saya teh hanyalah seorang Abdi Negara atau kerennya mah PNS tea lah cuma saya mah rada bisa nyombong saeutik karena saya mah jadi PNS teh di Bandara International Soekarno Hatta selain sudah jelas keren banget lebih dari itu saya bisa pulang sesering mungkin ka Garut teu sapertos di bengkulu eh maksud teh di kendari he .. he …) dan yang paling penting adalah saya ngak mau mati sia-sia apalagi sampai ngak bisa masuk syurga hanya untuk cinta tapi kalau ada yang nanya dan sekedar perlu bukti seberapa besar cinta saya terhadap " Cikaret 89 " Jawabannya adalah seluas Desa Ciparage Jaya dan sekitarnya dikali seribu ditambah luasnya Laut Jawa dikalikan sepuluh saja, cinta yang nga terlalu besar memang apalagi kalau dibandingkan dengan cintanya Dr. Zhifago ngak ada apa-apannya tapi itu sudah jauh dari lumayan kan dari pada kita ngak punya cinta sama sekali…. he…he…..
Sesungguhnya rasa ini, cinta ini yang sejujurnya tak mampu kubandingkan dengan segala apapun, dengan setiap apapun, dengan siapapun adalah keabadian yang tidak saja tampak indah saat kita kembali tengok sisa-sisa kembara kita disana, dimasa lalu kita serta di depan dari jalan panjang yang kita pilih, percayalah cinta ini, rasa ini masih ada disini, dihati ini bersamamu ! (SD kade tah bisi ceurik)