Selasa, 31 Maret 2009

KASIH IBU

Mawar Untuk Ibu

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang Ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobil, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar sambil menangis tersedu. Pria itu menanyainya kenapa? Si gadis kecil menjawab “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk Ibu saya. Tapi uang saya tidak cukup.”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, saya akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karanan bunga untuk dikirim ke ibunya. Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulangke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya ”Tentu saja. Maukah anda mengantarkan saya ke Ibu saya?”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu sebuah pemakaman umum, dimana lalu si gadis kecil itu meletakan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah

Melihat hal itu, hati si pria menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

Sebuah cerita kembali, bagaimana kasih Ibu yang tak pernah pamrih dan berharap balas dari anaknya, yang di sadur dari MaPI No 05 Th ke IV; 2003.

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur dan menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisnya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:

  • Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini 10.000
  • Untuk pergi ke toko disuruh ibu 5.000
  • Untuk menjaga adik waktu ibu belanja 5.000
  • Untuk membuang sampah 5.000
  • Untuk nilai yang bagus disekolah 30.000
  • Untuk membersihkan dan meyapu halaman 5.000
  • Jumlah utang ibu sampai saat ini adalah 60.000

Sang Ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang Ibu, lalu ia mengambil pulpen, membalikan kertas dan menulisnya. Dan inilah tulisannya:

  • Untuk sembilan bulan Ibu mengandung kamu, gratis
  • Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
  • Untuk mengobati kamu saat sakit dan mendoakanmu, gratis
  • Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
  • Kalau dijumlah semua, harga cinta ibu adalah gratis
  • Untuk semua mainan, makanan dan baju, gratis
  • Anakku....., dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga seluruh cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, Sang anak pun berlinang airmata dan menatap wajah ibunya dan berkata ”Bu, aku sayang sekali sama ibu” Kemudian ia mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf besar ”LUNAS”

Ya..., betapa kasih Ibu begitu tak terperikan, dia yang telah menjadikan kita seperti saat sekarang ini. Namun alangkah naifnya, bila semua pengorbanannya mampu dikalahkan oleh semua kesibukan, oleh jarak dan segudang macam itu yang ada pada diri kita. Bersyukurlah....., andai saat ini kedua orang kita masih ada, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk memohon doa restu, ampunan dan ridhlonya. Juga kesempatan untuk memuliakannya.

Kisah tentang kesetiaan dan kasih Ibu lainnya.....klik disini "karena aku tak ingin kehilanganmu"

7 komentar:

tong mengatakan...

Alhamdulillah, saya termasuk yang masih diberikan kesempatan untuk selalu minta doa dari kedua orangtua dan kedua orangtua mertua. Terima kasih....., anie udah ngingetin kita. Makasih......

Cikaret 89 mengatakan...

Akhirnya......, anie kembali lagi ngisi blog kita ini, makasih ya....., ditunggu postingan-2 selanjutnya.

patriani mengatakan...

makasih kembali OZA........salam buat pujangga NK bilang sama dia,dia ngutang satu tulisan .....

Unknown mengatakan...

Duh..tulisannya menggugah banget...
Terasa sekali begitubesar hutang budi kita pada orang tua terutama ibu.
Terasa sekali setelah menjadi ibu.
Apapun akan kulakukan untuk anakkku

haroens mengatakan...

...akhirnya muncul juga,mbak Anie.. kirain teh udah lupa..,trim's ...pantau truz yach...

nkoswara mengatakan...

Terkisahlah seorang DEWI KUNTI yang terbimbangkan, dua orang ksatria yang telah dikandung dan dilahirkannya kini saling berhadapan bukan dalam romantisme adik kakak tapi dalam seteru kesumat yang membara, Sang ksatria Arjuna adalah buah hati dari Kunti Nalibrata demikian juga sang kstaria Adipati Karna adalah buah hatinya juga dan kalaupun pada akhirnya pralaya itupun terjadi dan memaksa salah seorang anaknya untuk perlaya, dalam kedukaannya, KUNTI tetaplah seorang ibu yang berduka karena telah kehilangan anaknya .......Adipati Karna!
Untuk seseorang yang di BATANG sana.... sampai kapanpun, hingga kapanpun.... engkau tetaplah seorang Dewi Kunti Nalibrata yang penuh kasih buat Mbak Tari ma Mas Gojhi-nya

patriani mengatakan...

Ki dalang akhirnya nonggol jg ya....abis bertapa dimana kang?sorry tak ralat anakku namanya tara n ghozi......