Kamis, 19 Maret 2009

SUKA DUKA 3 TAHUN DI SPP NEGERI CIKARET: bagian 4

Makan Siang......

Saat jam pelajaran terakhir di kelas, beberapa siswa nampak gelisah. Rupa-rupanya karena panggilan para cacing di perutnya yang ribut keroncongan. Apa yang diterangkan gurupun bak masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Tak ada yang nyangkut.

Belpun berbunyi. Seisi kelas tampak senang. Semua berhamburan ke luar dan berlari ke asrama. Ada apa gerangan?

Ternyata sampai di sana banyak teman-teman yang mendapati jatah makannya diserobot teman dari kelas lain yang pulang lebih dulu. Kejadian seperti ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Menu-menu pavorit seperti ayam dan buah pasti jadi rebutan, sampai-sampai jatah kawan sendiripun tega diembat juga.

Ngomong-ngomong soal makan siang, saya teringat Pak Ngarimin yang sangat disiplin. Beliau tidak pernah menutup jam pelajaran sebelum jam 13.00.

Nah, karena takut edisi makan siang 'kerontang' terulang lagi, maka ada siswa cowok yang punya ide nakal untuk memajukan jarum jam di dekat meja Pak Ngarimin. Maka dimajukanlah jarum jam itu pada saat beliau sedang keluar kelas.
'
Ternyata ide nakal itu tokcer juga. Pak Ngarimin yang selalu tepat waktu menutup pelajaran kimia hari itu 'tepat pada waktunya'. Dengan girangnya kami semua berhamburan ke luar kelas. Jadilah makan siang di hari itu tak jadi kerontang lagi.

Tapi Pak Ngarimin benar-benar seorang guru yang sangat teliti. Kegirangan kami hanya sekali itu saja. Pada pertemuan berikutnya beliau sudah memindahkan kembali jarum jam itu. Maafkan kami ya Pak!

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Is, sebagai informasi pak Ngarimin sudah almarhum.....
aku inget biasanya yang suka jatahna hilangkan dari kelas kita ya... soalnya klo parktek kimia pasti kebagian belakangan terus....

Anonim mengatakan...

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga Allah SWT menerima amal baik beliau.
Iya pit, saya juga kalo inget saat-saat makan siang dulu teh suka senyum-senyum sendiri.

Unknown mengatakan...

..begitulah nasib anak kost...eh..asrama. tapi asyik khan buat dikenang?

Cikaret 89 mengatakan...

Apa yang terjadi di Angkatan '92 juga pernah dilakukan di Angk '89. Sepertinya kejadian memutar jarum jam pada saat praktek kimianya Pak Alm. Ngarimin, adalah.....ilmu turun temurun untuk ngakalin belaiu....
Dari lubuk hati yang paling dalam KAMI mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk beliau, Bapak kami tercinta. Semoga semua amal kebaikan beliau buat mencerdaskan, mendisiplinkan kita dan menghargai sekecil apapun yang ada, seperti kata-katanya yg selalu terngiang dan akan kami ingat selalu sampai kini "setetes-pun berharga" betul-betul berharga untuk kami. Amin

Anonim mengatakan...

Banyak maaf dan banyak terima kasih buat pak Ngarimin......
sosok guru yang tulus dalam membagikan ilmunya,apa yang diberikan beliau saat mengajar semata-mata dengan niat agar kelak dapat digunakan dan bermanfaat bagi muridnya. Masih jelas dalam ingatan kali pertama bertemu beliau saat saya kembali ke cikaret tahun 2004 lalu, setelah saya memperkenalkan diri dan menanyakan kabar beliau, yang pertama ditanya oleh beliau adalah "bagaimana, apakah ilmu kimia yang dulu diterima dapat berguna dan bermanfaat di tempat kerja?".........