Senin, 09 Februari 2009

Cerita dari SUPM Bogor dan Asramanya di Thn 1989~1992 (PART 2)

Terima kasih atas segala yang telah kami dapatkan.....

................. sambungan dari PART 1

Kisah-kisah manis juga tidak terlepas dari kisah-kisah romantis. Maklum ABG, tidak beda dengan ABG lainnya, cinta monyet di antara kami ada juga yang sampai ke jenjang pernikahan (so sweet…). Berhubung angkatan kami hanya memiliki 18 siswi, maka waiting list pun mungkin diberlakukan oleh para 62 siswa, kebayang dong 1 berbanding 4…. Ada siswa yang mengincar salah satu siswi langsung dapat, ada yang harus bersaing dulu, ada juga yang tunggu giliran. Dan yang paling apes ada siswa yang (mungkin) mengincar 18 siswi tapi tidak ada satu siswipun yang melirik dia. Tapi banyak juga siswa yang sudah desperate atau yang tidak nyangkut dengan siswi SUPM pada akhirnya memilih pujaan hati dari kampong sebelah.

Untuk urusan asmara ini, kita juga harus berbagi ruang tamu yang tidak luas dan jauh dari privasi. bahkan ruang makan (maaf pak Azhar.. meskipun kami menggunakan forbidden place, tapi kami tidak melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran, kami hanya perlu tempat dan sedikit privasi, ceilee ngeles banget ya…). Untuk “booking” ruang makan biasanya ada upeti(biasanya berupa coklat atau snack) untuk petugas piket yang memegang kunci ruang makan ini.


Tempat janjian ketemu pacar yang tak lazim selain ruang makan putri adalah kelas dan perpustakaan. Bisanya mereka janjian malam hari titip secarik pesan singkat atau panjang lewat petugas piket. Jadi petugas piket selain bertugas mengontrol ketertiban dan kebersihan juga merangkap tukang pos.

Ada juga cerita lucu tentang janjian di kelas yang sering dijadikan tempat “nembak” pujaan hati. Kali ini pakai inisial demi menjaga privacy…, “O” adalah siswa yang lumayan ganteng mengajak janjian di kelas dengan siswi “RS”. Karuan aja si “RS” geer, dikiranya akan ditembak “O” tapi kenyataan yang didapat lain, “O” hanyalah messenger “DM” yang mau nembak “RS”. Walaupun sempat geer dengan “O”, akhirnya “RS” menerima juga “pinangan” Si “DM”. Tapi sayang hubungan mereka juga tidak berlanjut ke jenjang pernikahan.. Yah.. namanya juga jodoh…tidak bisa ditebak.Di angkatan kami ada pasangan yang mengisi kisah kasih romantisnya dengan kreatif dan bermanfaat yaitu bertanam jagung dan singkong. Lumayan lho hasilnya untuk ganjel perut kami. Tapi umur pacaran mereka tidak seumur jagung atau singkong lho, walaupun akhirnya mereka juga tidak menyatu dalam pernikahan…

Tinggal di asrama juga harus siap dengan menu makan yang “membosankan” (tapi belakangan justru menjadi menu wajib kala reuni). Menu ikan teri main bola, ikan asin pake jacket, telor nelen silet (telor rebus setengah), terigu telor dadar (banyakan terigunya daripada telornya) dan never ending tempe adalah menu yang paling terjangkau buat kami.

Ada juga sih masakan berbahan ayam (yang ini makanan paling elit deh pada masa kami) tapi hanya disediakan setiap tanggal 5, 15, dan 25 setiap bulannya. Efek dari tanggal yang lama-lama teridentifikasi sebagai tanggal ayam itu akhirnya yang membuat kami saling mengejek (berteriak : “ayam…ayam…!!”) apabila pada tanggal tersebut salah satu dari kelas kami pulang lebih dulu. Ya memang sih tetap ada jatah buat kami yang pulang belakangan (karena kami tetap ingat teman yang belum makan), biasanya ayamnya masih ada tapi kuahnya sudah habis dan ayamnya kadang tidak utuh potongannya, waahh..gragas…..!!! Hehehe…

Perkara gragas juga paling sering terjadi di Aspura, ketika malam tiba banyak yang bergerilya ke dapur. Congkel sana congkel sini, pasti mereka mendapat sisa makan malam, pokoke kalah deh tikus dapur. Bahkan ada yang menjahili temennya sendiri. Caranya dengan meracik nasi dan lauk pauk sisa dengan kecoak yang digeprek lalu diaduk rata sehingga menghasilkan cita rasa yang.. “MAKNYUUUS….!!”. Kasian banget ya yang jadi korban… (Ibu dapur juga mungkin sudah tidak heran kalau banyak sendok garpu yang bengkok akibat ulah para McGyver SUPM).

Urusan perut yang tidak pernah mengenal kata kenyang juga yang menyebabkan kerbutalan siswa, ketika ada ayam peliharaan orang kompleks yang nyasar ke asrama dijadikan sasaran empuk untuk dibakar. Bahkan ada siswa yang sempat memelihara ayam yang nyasar, karena ayamnya masih “belum cukup umur” untuk dijadikan santapan. Setelah cukup besar barulah ayam tersebut diolah. Walah..walah… niat bener.

Banyak…banyak sekali unforgotten memories, terlalu banyak sehingga tidak cukup semalaman tertawa kala membahas kembali di saat reuni.Semoga kawan-kawan saya yang dulu sempat berselisih paham atau merasa tidak dekat/akrab tetap merasakan nafas persaudaraan yang pernah kita terima selama di SUPM. Seiring waktu berjalan banyak pula kawan-kawan saya yang sudah mengecap kesuksesan, saya yakin mereka tidak akan menjadi orang yang lain (dalam arti sombong atau “lupa” pada saudara seatapnya sendiri).

Segala bentuk kenangan yang ada tidak akan pernah lepas dari ingatan kami. Pada akhirnya saya merasakan banyaknya energi positif yang dihasilkan sebagai efek dari kehidupan di asrama. Toleransi,solideritas, disiplin, kebersihan, simpati dan empati, begitu lekat dengan kehidupan asrama kami, kini terbawa sampai kini.Pesan moral : sebagai angkatan terakhir dari SUPM Bogor, kami meninggalkan asrama dan sekolah kami dalam keadaan yang bersih dan rapi (ada lho sekilas gambaran asrama kami sesaat sebelum kami hengkang), untuk itu sekali lagi saya menghimbau untuk para penghuni Wisma Botia, carpio, Udang Windu, Udang Galah, Bandeng, gurame dan wisma serta penggguna bangunan-bangunan ex SUPM lainnya mohon kiranya kalian sebagai intelektual muda dapat tetap menjaga dan mempertahankan kebersihan,keindahan dan lingkungan SUPM yang kami cintai yang dulunya sangat asri)

Last but not least........ sengaja saya akhiri cerita ini, meskipun masih banyak cerita lain. Biar kawan-kawan yang lain bisa berbagi cerita sebagai ungkapan cinta kita terhadap SUPM Bogor. Terima kasih SUPM ku, Terima kasih Asramaku, Terima kasih Guru-guru, Terima kasih Orang-orang tua kami selama tinggal di Asrama (Ibu-ibu Dapur, Pak Wardoyo, dll).

TERIMA KASIH UNTUK SEMUANYA ATAS SEGALA YANG TELAH KAMI DAPATKAN.

by: amie '92

4 komentar:

Anonim mengatakan...

duh amie... ingetannya masih detil banget.... aku kayaknya dah banyak yang remang-remang tuh... tapi sekarang jadi mulai terang lagi...

Anonim mengatakan...

Ya... saya juga jadi inget kalo ruang makan sering jadi tempat 'favorit' buat kencan di malam minggu, he..he

Unknown mengatakan...

Kayanya tempat kencan favorit ini meskipun forbiden place, tapi banyak yang udah ngrasain "manfaat" nya ya..
Yang merasa pernah, jangan marah yach...

Anonim mengatakan...

hiikkss...
I miss u my friends.....