Selasa, 29 Juli 2008

Setelah 20 Tahun.......

Assalamualaikum wr, wb...................
Senang sekali rasanya, sekarang saya punya tempat untuk 'rekreasi'. Sebelum ada blog ini, saya jarang internetan, selain karena sangat gaptek, juga rasanya internet belum masuk daftar prioritas kecuali untuk urusan kuliah. Tetapi setelah ada blog ini, saya berusaha sekuat daya untuk belajar posting, biarpun sambil babak belur 'dihina dan ditertawakan' sulung saya yang sudah lebih mahir berinternet.
Sekarang, hampir setiap ada waktu luang, setelah selesai dengan urusan rumah tangga - yang sebenarnya nyaris tak pernah selesai (karena saya tidak punya pembantu)- saya pastikan menjenguk blog ini. Saya sebenarnya tidak terlalu serius bernostalgia karena memori tentang SUPM nyaris tinggal sepotong-sepotong, maklumlah sudah mulai pikun. Untunglah ada sisa-sisa foto kenangan sehingga masih bisa sedikit-sedikit mengingat dengan payah.

Setelah 20 tahun lebih berlalu, kini, masing-masing kita telah berada di 'ordinat' masing-masing. Dulu kita tumbuh dan berkembang bersama-sama dalam waktu tiga tahun, kini kita tumbuh dan bercabang ke arah yang berbeda-beda. Ada yang sudah sukses di bidang pendidikan (seperti TB yang telah jadi dosen, Otong yang asyik jadi peneliti, Laminem yang sudah master di bidang penyakit ikan, Ehan yang berdinas di UNPAD, Ade Sunaryo sang master Jerman yang dosen di APP, Ikhsan, Paidi dan lainnya), ada yang nyebur ke dunia politik (seperti Asep Amidin dan Hadian -sudah jadi anggota Dewan kan?-), ada yang berkarir jadi abdi negara (termasuk saya, Santi, Amdali, Nandang, Aan, Muslim, Jumawal dan yang lain), ada yang berkecimpung di dunia sosial (Atin, Ade Sunaryo....) dan seterusnya...

Apapun bentuk kehidupan yang kita jalani sekarang, dari arah manapun kita memandang dan menetapkan ukuran keberhasilan, sejatinya 'nilai keberhasilan' tidak ditentukan oleh seberapa tinggi karir yang berhasil kita capai atau seberapa banyak harta yang berhasil kita kumpulkan, menurut Arief Mahmudi (kolom hikmah Republika, 28 Juli 2008) ada tiga hal yang menjadi ukuran kesuksesan sejati yaitu :

  • Pertama, bermanfaat bagi orang lain ("Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" : HR Muslim)
  • Kedua mampu menjaga keseimbangan hidup : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi...." (QS Alqashash: 77)
  • Ketiga, akhir yang baik (khusnul khatimah). Doa Rasulullah : "Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari ketika aku berjumpa dengan-MU"

Dan ada dua hal penting yang harus kita lakukan, apapun bentuk kehidupan yang sedang kita jalani sekarang yaitu bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kesuksesan. Sabar akan membantu kita untuk melihat dunia lebih terang dan luas, syukur akan menarik lebih banyak kebahagiaan ke dekat kita. Percayalah, setiap kita pasti punya masalah, yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah cara menghadapinya. Kalau Nabila dan adik-adiknya dapat menghadapi hidup dengan tenang dan ikhlas, maka kita mestinya malu bila masih berkeluh kesah....... Mari kita hadapi hidup dengan dengan lebih kuat dan berani!

2 komentar:

Munandar mengatakan...

Singkat, Padat, berisi, jadi senang saya membacanya. Salam buat bapaknya anak-anak!

Unknown mengatakan...

terima kasih sudah mengutip tulisan saya di Hikmah - Republika.


Salam,


Arief Mahmudi