Selasa, 29 Juli 2008

PERENUNGAN: terima kasih NABILA


Hari jumat minggu kemarin jam 05.30, aku perlu waktu hampir setengah jam hanya untuk bisa berdiri dari tidur, seluruh badan rasanya sangat sakit dan susah untuk digerakan. Dengan dipapah istri, anak dan sopir, aku diantar ke dokter, minta penghilang rasa sakit karena harus segera pergi ke Jogja untuk acara seminar. Dari dokter langsung ke kantor karena masih ada yg harus dikerjakan, dan mengambil tugas kuliah yang tertinggal di kantor yang harus diserahkan hari itu juga, yang pasti aku juga sudah sangat kangen ingin lihat perkembangan blog kita (sedikit cerita, aku tidak bisa lagi edit, posting dll utk ngisi blog kita ini dari rumah karena habis kemalingan di rumah, dimana salah satu benda paling berhargaku ikut digondolnya, karena berisi data data penelitian, pekerjaan kantor dan aktivitas menyenangkanku ngisi blog kita ini, yaitu laptop), setelah baca tulisannya nanda Nabila, ananda Alm Azis, entah kenapa, semua rasa sakitku berangsur hilang. Aku merasa begitu bahagia, mungkin aku adalah orang paling bahagia saat itu, ucapan terima kasihnya adalah kebahagiaan tak terhingga yang tak pernah aku rasakan, obat paling manjur yang pernah aku terima, padahal mungkin aku tidak sedikitpun andil dalam kebahagiaan nanda Nabila. Tapi kebahagiaanya, membuatku ikut berbahagia. Kebahagiaan yang semoga juga dirasakan oleh seluruh rekan yang peduli akan nasib Nabila-Nabila lainnya yang menunggu uluran tangan kita.
Hari itu aku mendapat pelajaran berharga, kebahagiaan ternyata tidak diperoleh dengan empuknya kasur hotel berbintang (mungkin? karena aku belum pernah merasakannya dan aku tak akan penasaran seandainyapun tidak pernah merasakan), tidak diperoleh dari megahnya rumah yang ditempati (mungkin? karena rumahku hanyalah gubuk dan tidak akan membuatku berkecil hati seandainya tidak mampu memilikinya), tidak diperoleh dari nyamannya kendaraan mewah (mungkin? karena mobilku hanya mobil tua dan tidak akan menyesali hidup seandainyapun tidak sanggup membelinya), kedudukan, jabatan dan segala macam duniawi lainnya (mungkin? karena semua itu tidak aku miliki).
Bathinku merasakan kebahagiaan yang amat sangat, hanya dari ucapan terima kasih seorang anak yatim yang merasa hidupnya sedikit terbantu, berkat uluran tangan rekan semua.
Maha Suci Allah, Engkau yang Maha Agung.