
Kamis, 31 Juli 2008
WISUDA: setelah itu, kita kehilangan kebersamaan
SERAGAM KEBANGGAN KITA


yang ini abis apel malam.. cuma 13 orang, yang 3 lagi kemana?

Suasana pengurus OVA kalo lagi rapat (kaya lagi ngurusin negara aja ya?)
NUMPANG NAMPANG....
supm bogor 89 kenangan: REUNI = MALU UNTUK HADIR
Ketika seorang teknisiku yang notabene posisinya di kantor ada di bawahku yang kebetulan menggunakan kendaraan lebih bagus dariku mengatakan “tidak sepantasnya orang seperti saya pergi ke kantor dengan hanya mengendarai vespa (yang butut)” yang merupakan kendaraan kesayanganku untuk ngantor. Aku katakana sama dia “ lebih tidak pantas lagi bila orang seperti aku, hanya untuk menciptakan image harus merampok negeriku yang sudah miskin ini” Saya dan dia mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa itu image dan status?
Ketika aku masih tugas di Sukamandi, pada saat mengadakan selametan sederhana untuk kelahiran putraku yang ke dua, seorang penduduk asli setempat yang sudah tua (aku panggil dia Engkong) yang kebetulan dipekerjakan untuk membantu penelitianku pernah mengatakan bahwa di daerah itu, status seseorang ditentukan antara lain dari keberhasilannya menampilkan berbagai macam hiburan pertunjukan dikampungnya saat hajatan kalau perlu selama 7 hari 7 malam, disertai banyaknya tamu yang mempunyai jabatan dan kedudukan penting di lingkungan tersebut., walau untuk itu dia harus berutang kesana kemari. Aku katakan sama Engkong “itu tidak akan menjadikan dia berhasil dan berstatus tinggi, karena setelah itu mungkin ia akan jatuh miskin dengan menjual sawahnya untuk melunasi hutang-hutangnya” Saya dan dia mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa itu keberhasilan dan status?
Ketika aku jalan-jalan dengan seorang temenku Dr Sangha di tengah sibuknya jalanan kota Bangkok yang didominasi oleh mobil-mobil jenis double cab keluaran merek yang paling banyak digunakan di negeri kita. Saya sempet bilang sama dia bahwa orang Thailand kaya-kaya, karena di Jakarta mobil tersebut menjadi salah satu barang mewah sebagai mobil liburan ke gunung untuk membawa kendaraan gunung, atau liburan ke pantai untuk membawa speed boat. Temenku tersebut hanya tertawa dan mengatakan bahwa mobil tersebut adalah mobil para petani, sebagai mobil multifungsi yang selain dapat digunakan untuk acara keluarga, juga dapat digunakan untuk pergi ke sawah, kebun atau tambaknya, untuk membawa barang atau hasil pertaniannya ke kota. Di negeriku dan negerinya, ternyata keberhasilan dan kemewahan tidak ditampilkan dalam kondisi yang sama.
Ketika adiku mengatakan bahwa velg dan ban asli mobil terbarunya sudah diganti dengan yang baru yang harganya cukup untuk membeli 2 buah mobil seperti milikku, dan ketika dia membeli sebidang tanah untuk hanya dijadikan gudang barang-barangnya di tengah kota Bekasi, yang (lagi) hanya bernilai cukup untuk membeli setidaknya lebih dari 10 buah rumah model milikku, yang mungkin tidak akan aku peroleh walau harus puasa tanpa buka sampai aku pensiun. Aku katakana pada adikku yang hanya beda umur 2 tahun dibawahku “dia berhasil dan bahagia”. Aku terkaget waktu dia menjawab”mungkin” karena dia hampir tidak sempat menikmati apa yang dimilikinya, karena saking sibuk mencarinya. Lebih anaehnya lagi dia bahkan mengatakan bahwa “Aa (saya) telah berhasil dan kelihatannya bahagia, walau harus hidup dengan keterbatasan kesehatan dan kekurangan dari sisi ekonomi”. Aku dan adiku ternyata punya persepsi yang berbeda tentang arti keberhasilan dan kebahagiaan
Ketika aku sedang berjuang untuk menyelesaikan kuliah S2 dan nyambi bekerja pada sebuah Group Perusahaan yang cukup bernama dengan jabatan “entahlah”, Presdirku (yang memang sangat baik padaku) pernah mengajaku ditemani 3 dir dir lainnya untuk ikut konkow disebuah hotel berbintang di Jakarta. Hanya untuk duduk ngobrol berlima diselingi makanan dan minuman selama sekitar 4 jam, tak kurang dari 3 juta uang yang harus dikeluarkan. Aku berpikir Allah Maha Adil, karena pada saat ada sebagian dari kita yang dengan mudahnya mengeluarkan uang, aku sedang pusing 10 keliling mencari uang senilai sama (3 juta) untuk bayar kuliahku 1 semester yang harus ada besok, atau terpaksa DO. Dan aku merasa amat sangat berhasil, ketika bisa membayar uang kuliahku dan tidak jadi DO dari hasil pinjaman sementaraku ke koperasi. Aku berpikir bahwa nilai keberhasilan dan kekayaan antara aku dan dia ternyata berbeda.
Aku menjadi teringat akan kata-kata seorang teman, abang dan sekaligus guru hidupku yang pernah mengatakan bahwa ” Orang yang berhasil dengan segala fasilitas dan kemudahan yang dimilikinya, adalah biasa” yang sangat luar biasa adalah ketika seseorang ”bisa berhasil dengan segala keterbatasan dan rintangan yang menyertainya”. Terima kasih Mas Bagyo (Cipto Subagio), berkat petuahmu aku dapat menyelesaikan kuliahku, walau kalau boleh meminjam kata-kata profesor pembimbingku saat sidang yang mengatakan ”.... berkat segenap perjuangan, dengan tertatih-tatih, bahkan mungkin dengan merangkak, anda saya nyatakan berhasil lulus.....” untuk yang ini, aku berpendapat sama.
Begitu absrud kata keberhasilan bila diterjemahkan, tergantung dari sudut mana kita memandang. Bagaimana orientasi masyarakat telah membuat sesuatu hal yang kita lihat ”sangat berbeda” tergantung dari kondisi dan orientasi dari masyarakat tersebut. Seorang ibu rumah tangga, mungkin akan berpikir dia telah berhasil ketika mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan kasih sehingga mampu mengantarkan nya ke jenjang yang dia inginkan. Seorang (maaf) tukang becak mungkin akan berpikir dia telah berhasil ketika mampu mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan dengan selamat dan mendapatkan upah dari bulir keringatnya untuk tidak tekor setoran becaknya serta ada sedikit lebih untuk dimakan keluarganya yang sudah menunggu hari itu, hanya untuk hari itu. Atau seorang koruptor yang mungkin berpikir bahwa dia telah berhasil ketika mampu membuat bangkrut negerinya dan menyengsarakan seluruh rakyat negeri tersebut.
Keberhasilan hakiki tidak dinilai berdasarkan hasil, melainkan dari bagaimana proses pencapaian itu diraih. Tak ada dari kita yang gagal dalam hidup. Seperti kata Tina, yang membedakan mungkin hanya "ordinat"nya saja.
supm bogor 89 kenangan: REUNI = MALU UNTUK HADIR
Makna reuni sepertinya telah berubah, saya menganggap REUNI adalah BERTEMUNYA KITA KEMBALI SAAT INI DALAM KONDISI SEPERTI DULU, bukan kita dengan seabrek embel-embel saat ini. Makna reuni akan bias menjadi pamer kehebatan, pamer kekayaan dan pameran lainnya yang justru akan menciderai makna reuni itu sendiri. Ajang reuni menjadi ajang “pameran sampah” tak bermakna (setidaknya itu buatku).
Seandainya reuni kita seperti itu? Maka saya tidak akan bertemu dengan banyak lagi temen masa lalu yang memutuskan untuk tidak hadir karena alasan “malu” dan merasa hidupnya “terpinggirkan”. Saya akan banyak kehilangan kenangan masa lalu yang justru ingin saya peroleh dari ajang ini.
Pada saat reuni, nuansa doeloe justru yang ingin diperoleh. Reuni mungkin akan terasa hambar, bila pada saat reuni nanti tidak menemukan menu makan teri main bola dan berganti menjadi rendang sapi Australia, setengah telur asin berganti menjadi telur utuh bebek Peking, potongan kecil-kecil papaya agak sepet berubah menjadi manisnya jeruk Mandarin, dan segelas teh manis kurang gula berubah menjadi soft drink.
Saya mungkin akan kehilangan moment penting reuni bila tidak merasakan empuknya kasur kapuk keras karena kurang dijemur di ranjang besi bertingkat dengan pemandangan indah coretan rumus-rumus pelajaran, keluh kesah, kerinduan, kekesalan, sumpah serapah, pengharapan dan seabrek macam itu yang tertata tanpa estetika dan jauh dari kesan dilakukan penataan, dibawah papan ranjang atas. Saya akan sangat amat kehilangan bila suasana asrama dulu malah disulap menjadi suasana kini, laiknya fasilitas hotel (apalagi kalo penyelenggaraan acaranya di hotel?). Rasanya lebih baik saya tidur nyenyak di gubuk reot, sambil bercanda dengan anak-anak di tempat tidur.
Makna reuni yang saya idamkan adalah seperti keinginan seorang alumni yang saat ini berstatus ibu rumah tangga yang berdomisili di Batang. Via telepon dia katakan "Insya Allah akan hadir pada saat reuni (dan sudah diizinkan sang suami tercinta, yang Insya Allah sangat Bijak), namun hanya pada saat acara yang pentingnya saja", selebihnya bila memungkinkan, dia ingin memanfaatkan waktunya dengan berkunjung ke rekan alumni yang tidak bisa hadir karena alasan keadaan yang tidak memungkinkan dan anak anak yatim dari rekan alumni yang sudah tidak ada.Demi Allah, adakah makna reuni yang lebih indah dari ini?
Wassalam, semoga pandangan saya tentang makna reuni ini, salah?
Selasa, 29 Juli 2008
Setelah 20 Tahun.......
Senang sekali rasanya, sekarang saya punya tempat untuk 'rekreasi'. Sebelum ada blog ini, saya jarang internetan, selain karena sangat gaptek, juga rasanya internet belum masuk daftar prioritas kecuali untuk urusan kuliah. Tetapi setelah ada blog ini, saya berusaha sekuat daya untuk belajar posting, biarpun sambil babak belur 'dihina dan ditertawakan' sulung saya yang sudah lebih mahir berinternet.
Sekarang, hampir setiap ada waktu luang, setelah selesai dengan urusan rumah tangga - yang sebenarnya nyaris tak pernah selesai (karena saya tidak punya pembantu)- saya pastikan menjenguk blog ini. Saya sebenarnya tidak terlalu serius bernostalgia karena memori tentang SUPM nyaris tinggal sepotong-sepotong, maklumlah sudah mulai pikun. Untunglah ada sisa-sisa foto kenangan sehingga masih bisa sedikit-sedikit mengingat dengan payah.
Setelah 20 tahun lebih berlalu, kini, masing-masing kita telah berada di 'ordinat' masing-masing. Dulu kita tumbuh dan berkembang bersama-sama dalam waktu tiga tahun, kini kita tumbuh dan bercabang ke arah yang berbeda-beda. Ada yang sudah sukses di bidang pendidikan (seperti TB yang telah jadi dosen, Otong yang asyik jadi peneliti, Laminem yang sudah master di bidang penyakit ikan, Ehan yang berdinas di UNPAD, Ade Sunaryo sang master Jerman yang dosen di APP, Ikhsan, Paidi dan lainnya), ada yang nyebur ke dunia politik (seperti Asep Amidin dan Hadian -sudah jadi anggota Dewan kan?-), ada yang berkarir jadi abdi negara (termasuk saya, Santi, Amdali, Nandang, Aan, Muslim, Jumawal dan yang lain), ada yang berkecimpung di dunia sosial (Atin, Ade Sunaryo....) dan seterusnya...
Apapun bentuk kehidupan yang kita jalani sekarang, dari arah manapun kita memandang dan menetapkan ukuran keberhasilan, sejatinya 'nilai keberhasilan' tidak ditentukan oleh seberapa tinggi karir yang berhasil kita capai atau seberapa banyak harta yang berhasil kita kumpulkan, menurut Arief Mahmudi (kolom hikmah Republika, 28 Juli 2008) ada tiga hal yang menjadi ukuran kesuksesan sejati yaitu :
- Pertama, bermanfaat bagi orang lain ("Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" : HR Muslim)
- Kedua mampu menjaga keseimbangan hidup : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi...." (QS Alqashash: 77)
- Ketiga, akhir yang baik (khusnul khatimah). Doa Rasulullah : "Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari ketika aku berjumpa dengan-MU"
Dan ada dua hal penting yang harus kita lakukan, apapun bentuk kehidupan yang sedang kita jalani sekarang yaitu bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kesuksesan. Sabar akan membantu kita untuk melihat dunia lebih terang dan luas, syukur akan menarik lebih banyak kebahagiaan ke dekat kita. Percayalah, setiap kita pasti punya masalah, yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah cara menghadapinya. Kalau Nabila dan adik-adiknya dapat menghadapi hidup dengan tenang dan ikhlas, maka kita mestinya malu bila masih berkeluh kesah....... Mari kita hadapi hidup dengan dengan lebih kuat dan berani!
PERENUNGAN: terima kasih NABILA
Hari jumat minggu kemarin jam 05.30, aku perlu waktu hampir setengah jam hanya untuk bisa berdiri dari tidur, seluruh badan rasanya sangat sakit dan susah untuk digerakan. Dengan dipapah istri, anak dan sopir, aku diantar ke dokter, minta penghilang rasa sakit karena harus segera pergi ke Jogja untuk acara seminar. Dari dokter langsung ke kantor karena masih ada yg harus dikerjakan, dan mengambil tugas kuliah yang tertinggal di kantor yang harus diserahkan hari itu juga, yang pasti aku juga sudah sangat kangen ingin lihat perkembangan blog kita (sedikit cerita, aku tidak bisa lagi edit, posting dll utk ngisi blog kita ini dari rumah karena habis kemalingan di rumah, dimana salah satu benda paling berhargaku ikut digondolnya, karena berisi data data penelitian, pekerjaan kantor dan aktivitas menyenangkanku ngisi blog kita ini, yaitu laptop), setelah baca tulisannya nanda Nabila, ananda Alm Azis, entah kenapa, semua rasa sakitku berangsur hilang. Aku merasa begitu bahagia, mungkin aku adalah orang paling bahagia saat itu, ucapan terima kasihnya adalah kebahagiaan tak terhingga yang tak pernah aku rasakan, obat paling manjur yang pernah aku terima, padahal mungkin aku tidak sedikitpun andil dalam kebahagiaan nanda Nabila. Tapi kebahagiaanya, membuatku ikut berbahagia. Kebahagiaan yang semoga juga dirasakan oleh seluruh rekan yang peduli akan nasib Nabila-Nabila lainnya yang menunggu uluran tangan kita.
Hari itu aku mendapat pelajaran berharga, kebahagiaan ternyata tidak diperoleh dengan empuknya kasur hotel berbintang (mungkin? karena aku belum pernah merasakannya dan aku tak akan penasaran seandainyapun tidak pernah merasakan), tidak diperoleh dari megahnya rumah yang ditempati (mungkin? karena rumahku hanyalah gubuk dan tidak akan membuatku berkecil hati seandainya tidak mampu memilikinya), tidak diperoleh dari nyamannya kendaraan mewah (mungkin? karena mobilku hanya mobil tua dan tidak akan menyesali hidup seandainyapun tidak sanggup membelinya), kedudukan, jabatan dan segala macam duniawi lainnya (mungkin? karena semua itu tidak aku miliki).
Bathinku merasakan kebahagiaan yang amat sangat, hanya dari ucapan terima kasih seorang anak yatim yang merasa hidupnya sedikit terbantu, berkat uluran tangan rekan semua.
Maha Suci Allah, Engkau yang Maha Agung.
Ngemsi dengan Leady


Rabu, 23 Juli 2008
NABILA AMALIA AZIZ (Putra Pertama Aziz)
Kali ini, izinkan saya menyampaikan terimakasih yang tak terhingga atas perhatian dengan bentuk kepedualian yang ditujukan kepada keluarga saya. Semoga bea siswa yang telah saya terima dapat memberikan manfaat bagi saya. Sekali lagi saya sampaikan terimakasih …(hanya ini yang bisa saya lakukan). Salam dari Umiku di Semarang, Semoga cahaya keimanan selalu membimbing teman-teman abah... Amiin...
Dari: Nabila (Putra pertama Abdul Aziz)
Jumat, 18 Juli 2008
KITA PEDULI
- Mungkin masih ada diantara rekan yang masih belum seberuntung kita?
- Mungkin masih ada diantara rekan yang masih mencari dan terus mencari kehidupannya?
- Bahkan, sudah ada diantara kita yang pergi terlebih dahulu meninggalkan kita.
Mungkinkah kita mampu untuk membuat mereka lebih beruntung, membukakan jalan pada pencarian hidup mereka, dan membuat sedikit tersenyum untuk keluarga almarhum rekan kita?
Mungkinkah?
POSKO '89 PEDULI

Untuk lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama dan kecintaan kita akan alamamter. Posko'89Peduli menerima dan menyalurkan donasi untuk membantu anak-anak yatim dari rekan alamamter
Kirimkan donasi anda melalui rekening posko'89peduli:
Bank Mandiri No. Rek 133-00-0588762-5
Beritahukan donasi anda pada kami melalui link posting, komentar atau email ke alamat cikret89@gmail.com
kami juga menunggu informasi bagi rekan yang membutuhkan uluran tangan kami
terima kasih
- BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Juli 2008) UNTUK SALAH SEORANG ANANDA DARI SAUDARA KITA ALM ABDUL AZIS, YANG DISAMPAIKAN MELALUI SAUDARA ALM YAITU ABANG MUNANDAR (ALUMNI ANGKATAN 88).
- BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan juli 2008, BESERTA BUKU PAKET PELAJARAN SISWA KELAS III SD, UNTUK PUTRI ALM AMIN MULYA YANG SAAT INI TINGGAL DENGAN NENEKNYA DAN PAKDENYA DI GARUT (IBUNDA DAN KAKANDA SDR ALM AMIN MULYA), DONASI DISAMPAIKAN MELALUI WESSEL POS KE ALAMAT KAKANDA AMIN YAITU SAUDARA AHMAD ABDULLAH DI CIKERESEK, CIBATU-GARUT.
- BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Agustus 2008) UNTUK ANANDA ALM NURKHOLIS YANG SAAT INI SUDAH KELAS V SD DAN TINGGAL DENGAN IBUNYA (ISTRI NURKHOLIS IBU SRI KUSWARI) DI PACIRAN, LAMONGAN JATIM, DONASI DISAMPAIKAN MELALUI TRANSFER REKENING BRI KE IBU SRI KUSWARI
- BANTUAN DANA PENDIDIKAN SEBESAR Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) SETIAP BULAN SELAMA 1 (satu) TAHUN (terhitung mulai bulan Agustus 2008) UNTUK ANANDA ALM RUSMONO (ANGK '88) YANG SAAT INI SUDAH KELAS II SD DAN TINGGAL DENGAN NENEKNYA IBU SITI (IBU DARI RUSMONO) DI KARANG LUWU, CIWARINGIN, CIREBON, DONASI DISAMPAIKAN MELALUI TRANSFER REKENING BRI KE REKAN KITA AAN ANDRIANI DI CIREBON UNTUK DISAMPAIKAN KEPADA YBS.
REUNI = MALU UNTUK HADIR
Saya langsung telepon dia untuk ingin tahu kenapa?
Antara lain inti dari pembicaraan selama 40 menit di HP, dia malu untuk hadir pada saat reuni karena merasa dirinya belum berhasil.
Saya hanya bisa diam dan mencoba membesarkan hatinya.
Beberapa waktu yang lalu saya sempat berkomunikasi dengan rekan alumni yang berdomisili juga masih di Jawa yang mengatakan
"Saya malu untuk hadir pada saat reuni nanti"
Dia tetap mengatakan malu dan entah kenapa dia tetap tidak mau memberikan alasan, walau sudah saya cecar pertanyaan yang antara lain saya katakan
"Sudah sedemikian tidak berartinyakah almamater buat dirimu"
Dia mengatakan
"Almamater adalah bagian terpenting dari hidupku"
Tapi Kenapa Dia tetap harus malu untuk hadir di Reuni?
Wallahu????
Humor: Wawancara
HRD Manager : “Apabila Saudara diterima di perusahaan ini, berapa gaji yang Saudara harapkan?”
HRD Manager : “Boleh juga, sesuai dengan jabatan yang Saudara lamar.
Ehm…bagaimana kalau perusahaan menawarkan lebih banyak. Kami sediakan mobil Mercedes lengkap dengan supirnya, rumah di Pondok Indah dengan kolam renang, liburan setiap akhir minggu ke Bali, cuti 12 hari setiap akhir tahun ditambah bonus 12 kali gaji?”
Pengakuan 4: DAN POHON SINGKONG ITU BERTUMBANGAN
PENGAKUAN 3: Sepatunya disemir dulu
PENGAKUAN 2: Manisnya rambutan Pak Walson
PENGAKUAN 1: Ada kucing masuk kamar
KOLABORASI 88 dan 89
Foto jadul (jaman dulu) kali ini adalah kesebelasan SUPM Bogor yang merupakan kolaborasi dua angkatan, angkatan 89 dan 88, ditambah abang kita, Bang Roes!. (Priben Mas kabare!, sombong nemen yakin!) Tanding melawan kesebelasan Ciparage, Tempuran, Karawang, dengan sekor telak 4-0 untuk kesebelasan kita. Karuan saja kita punya play maker abang kita, Bang Rusnanto itu. Ditambah kita punya penjaga gawang yang kawalannya serapat tembok Hamdali. (dia ini adek mentorku dulu lho, abangnya nya kan keeper SUPM yang kondang juga! ….ha, ha. …). Dan tentu saja kemenangan itu juga karena dukungan dari semua lini. Lihat tuh Puji, Feri, Nandang, Endang, Sigit dan yang lain, begitu pertahanan musuh lengah wes ewes ewes si bola gundul bisa bersarang di tiang gawang lawan. Ok, reuni nanti kita coba berkolaborasi lagi ya!.
(Hallo Mas Rus! Sekali sekali posting dong diblog ini!. Ditunggu kabare! Ari bada balik maring Brebes oya? Mampiroh…)
Kamis, 17 Juli 2008
CONGRATULATION!

Buat Santi dan Anik (Patriani) dan semuanya, gimana kabar kalian?. Kalau kalian udah pada kaya, bisa dong tanam investasi di daerahku.
Selasa, 15 Juli 2008
Puji+Yubi: mandi di kali...ketauan Daeng
Senin, 14 Juli 2008
ISuparto: ada monyet ngga bisa buka pintu
ROUTINITAS KITA

- Sebelum makan (3 kali) kita baris rapi, ujung kaki harus sejajar dng yang lain
- Sebelum UPACARA kita baris dari wisma menuju lapangan
- Sebelum masuk kelas pagi hari kita baris
- Apel malem kita baris
Hanya mau mandi, ke mesjid, ke warung kita terbebas dari baris
KATANYA SIH....PEJABAT KITA
REHAT SEJENAK
YA.... NASIB, YA NASIB......
Istirahat ditempat.........grak
- Kata Ani "Oh ibu, nasibku dibentak senior"
- Kata Tina "Awas nanti kalau..... "
- Saur Aan "ya kak......"
- Yang paling kanan siapa ya?
Bisa baca nggak sih....... dasar (Ada yg tahu siapa yang dengan gagah berdiri di depan?)
Yang gundul yg bergaya (Endang kasian, begitu sedihnya dirimu, sabar ya nak...)
Nasib kita emang jelek kali, di mos tapi ngga bisa nge-mos. Tapi mungkin Tuhan sayang kita, agar kita dihindarkan dari berbuat kekerasan terhadap sesama, he....he....