
Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, saya akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karanan bunga untuk dikirim ke ibunya. Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulangke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya ”Tentu saja. Maukah anda mengantarkan saya ke Ibu saya?”
Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu sebuah pemakaman umum, dimana lalu si gadis kecil itu meletakan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah
Melihat hal itu, hati si pria menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.
Sebuah cerita kembali, bagaimana kasih Ibu yang tak pernah pamrih dan berharap balas dari anaknya, yang di sadur dari MaPI No 05 Th ke IV; 2003.
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur dan menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisnya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:
- Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini 10.000
- Untuk pergi ke toko disuruh ibu 5.000
- Untuk menjaga adik waktu ibu belanja 5.000
- Untuk membuang sampah 5.000
- Untuk nilai yang bagus disekolah 30.000
- Untuk membersihkan dan meyapu halaman 5.000
- Jumlah utang ibu sampai saat ini adalah 60.000
- Untuk sembilan bulan Ibu mengandung kamu, gratis
- Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
- Untuk mengobati kamu saat sakit dan mendoakanmu, gratis
- Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
- Kalau dijumlah semua, harga cinta ibu adalah gratis
- Untuk semua mainan, makanan dan baju, gratis
- Anakku....., dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga seluruh cinta ibu adalah GRATIS
Ya..., betapa kasih Ibu begitu tak terperikan, dia yang telah menjadikan kita seperti saat sekarang ini. Namun alangkah naifnya, bila semua pengorbanannya mampu dikalahkan oleh semua kesibukan, oleh jarak dan segudang macam itu yang ada pada diri kita. Bersyukurlah....., andai saat ini kedua orang kita masih ada, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk memohon doa restu, ampunan dan ridhlonya. Juga kesempatan untuk memuliakannya.
Kisah tentang kesetiaan dan kasih Ibu lainnya.....klik disini "karena aku tak ingin kehilanganmu"