Selasa, 12 Mei 2009

Tentang ayah dan bunda

Enngkaulah segalanya.....

Yah….., sebetulnya aku tak ingin bercerita….., tapi sepertinya pengasuh tahu betul dengan apa yang menggelayuti seluruh pikiranku dalam dua minggu terakhir ini, makanya mungkin tidak ada salahnya aku disini berbagi sedikit cerita.

Seperti kata Melly Goeslow yang menceritakan tentang bunda dan ada band dengan ayah-nya yang mengiringi blog ini. Memang….., begitu indahnya cerita tentang mereka…. kedua orang tua kita, ayah dan bunda, begitu hebatnya kasih sayang mereka, bahkan rasanya kedua lagu tersebutpun…belumlah mampu untuk menggambarkan tentang mereka. Aku jadi teringat kembali perjalanan panjang dan melelahkanku dalam satu bulan terakhir ini. Kami sekeluarga harus pulang pergi Bogor-Bandung-Ciamis, bahkan istriku harus tinggal di Bandung karena ibu mertuaku harus menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit internasional di Bandung (Sentosa Bandung International Hospital).

Belum juga kekhawatiran itu lenyap, dan ibu mertuaku masih menjalani perawatan di rumah sakit, dua minggu berikutnya kabar datang dari kedua orangtuaku, keduanya jatuh sakit, dua-duanya sekaligus…..Karena kesibukan kuliah dan lain hal yang tidak memungkinkanku untuk pulang...., baru pada minggu berikutnya kami sekeluarga dengan perasaan cemas bisa pulang kampong ke Ciamis, Kondisi kedua orangtuaku saat itu kelihatannya berangsur membaik, sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Bandung dan Bogor karena haris Selasa sampai Jumat aku harus menghadapi ujian kandidatku di kampus.

Persis hari selasa jam 10 pagi, pada saat aku akan ujian….., kembali dapat kabar dari kakaku di Ciamis kalo kedua orang tuaku semakin memburuk kondisinya dan kembali harus masuk rumah sakit…bahkan satu jam berikutnya teleponku kembali berbunyi…., kali ini kakak nomer duaku yang tinggal di Bogor minta doa karena anaknya (keponakanku) hari itu juga masuk rumah sakit

Entah….., entah apa yang ada dalam benakku saat itu……, tapi aku harus tetap menjalani ujianku. Aku hanya sempat berpikir, sepertinya aku telah memilih waktu ujian yang salah…., dan aku tak mungkin lagi untuk menjadwal ulang ujianku, aku harus menghadapinya walau apapun yang terjadi.

Baru pada hari jumat-nya, kami sekeluarga bisa pulang menjenguk kedua orang tuaku di rumah sakit. Sejujurnya….., rasanya kaki ini tak lagi menapak di bumi, menyaksikan ibuku yang terbaring lemah sendiri kamar lantai 2 dan bapaku juga sendiri di kamar lantai 3 sebuah rumah sakit swasta di Tasikmalaya (Jasa Kartini). Aku merasa menjadi anak yang betul-betul tidak tahu berterima kasih…, tidak mampu menjadi anak yang memberikan perhatian disaat mereka membutuhkan, aku tidak mampu menjai penopang disaat mereka butuh tumpuan. Padahal…. karena kasih sayang dan perhatian mereka aku bisa melangkah sampai sejauh ini. Karena cinta dan pengorbanan mereka aku masih mampu untuk hidup sampai dengan saat ini. Namun....., justru ketika mereka sangat membutuhkan kehadiranku, aku tak mampu untuk melakukannya.....

Rasanya waktu berlalu begitu cepatnya, dua malam menemani mereka rasanya tidaklah cukup untuk hanya bisa sedikit menghibur mereka, untuk sedikit membalas perhatian keduanya pada saat aku sakit, untuk membalas doa dan kesedihannya, tapi……. kami harus kembali. Istriku harus kembali menemani ibunya yang memang sangat membutuhkan, aku harus kembali ke kampus menyelesaikan semua urusanku. Aku harus kembali meninggalkan mereka dalam kesedihan, pun juga saudara-saudaraku yang jumlahnya sembilan orang….. harus kembali dalam dunianya masing-masing, menyisakan hanya satu orang saja kakaku dan bibi yang selalu setia menemani kesendirian mereka.

Tuhan-ku……., berikan kesembuhan untuk mereka…., kedua orang tuaku dan ibu mertuaku. Kasihi dan sayangi mereka seperti mereka telah mengasihi aku. Lindungi mereka, seperti selalu mereka melindungi aku di waktu kecil. Jauhkan mereka dari coba dan hindarkan mereka dari marabahaya. Sesungguhnya Engkau Maha punya segala rencana, berikanlah yang terbaik untuk mereka. Amin

Tangan halus dan suci,
tlah mengangkat diri ini,
jiwa raga dan seluruh hidup,
rela dia berikan.
Oh bunda ada dan tiada dirimu,
kan slalu ada di dalam hatiku.....
(Bunda, Melly G).

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya,
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
(yang terbaik untukmu, ada band)

Terima kasih buat saudaraku NK yang entah ada dimana, karena dalam dua minggu terakhir ini tidak pernah bertemu, tapi tetap mendukungku via telepon. Buat saudaraku anie…., terima kasih karena selalu mampu membuatku untuk tertawa. Juga makasih banyak buat saudaraku yang lainnya.

2 komentar:

nkoswara mengatakan...

An. nama NK dan seluruh keluarga senantiasa berdo'a dan berharap Pa haji dan bu haji baik yang di bandung maupun yang di ciamis semoga cepat sembuh seperti sedia kala, amiiin. Thanks OZA insya allah NK mah baik2 aja .......ngan biasa lah rada harareeng dompetnya he he ...

Tina Siam mengatakan...

Kalo dompetnya harareeng, kasih procold atuh Ndang.... biar cepet sehat kembali!!!