Senin, 27 April 2009

KEBAIKAN HATI

Lebih dari sekedar ucapan terima kasih
(Sumber: Motivasi)

Seorang anak merengek pada ibunya minta dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan sang ibu mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat terheran-heran pada pletikan biji jagung asap serta harumnya yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua yang berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana....? Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar itu pada pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya ”Ambillah saja buatmu nak. Tak usah dibayar. "

Si Ibunya sang anak mengucapkan terima kasih lalu berkata pada suaminya, ”Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar.” Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaran roda empat terbaru mereka.

Tunggu dulu wahai Ibu.........!!!!! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebahagian penghasilannya yang tidak seberapa? Tidakkah kau terpanggil untuk membalasnya dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih? Memang, menerima selalu menyeanngkan. Namun memberikan dengan sikap tulus jauh lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek itu teramat terang, jauh lebih terang dari lampu yang menerangi temaramnya senja.

Kebaikan hati adalah ketidakmampuan untuk tentram jika ada orang lain merasa gelisah, ketidakmampuan untuk tetap nyaman jika ada orang yang merasa tidak nyaman, ketidakmampuan untuk tetap berperasaan enak apabila orang lain sedang gundah
(Samuel H. Holdenson)


Renungan:

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak sanggup menjadi pohon besar yang tumbuh di puncak bukit, jadilah semak belukar. Tetapi belukar terbaik yang tumbuh di tepi danau.
Kalau engkau tak sanggup menjadi belukar, jadilah rumput. Tapi rumput terbaik yang tumbuh memperkuat tanggul pinggir jalan.
Kalau engkau tak mampu untuk menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil, yang membawa orang kepada mata air.
Tak semua menjadi nahkoda, tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri.

0 komentar: